Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dens Saputra
Dosen

Menulis adalah seni berbicara

Kaizen: Gerakan Melawan Deforestasi dengan Menanam Pohon

Kompas.com - 29/11/2022, 10:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Kebiasaan untuk mencintai kebersihan memang sudah sejak dini didisiplinkan oleh masyarakat Jepang. Karena telah dibangun dari sejak kecil, hampir sebagian besar masyarakat negeri samurai ini konsisten dengan kebersihan, bahkan di negara orang lain.

Dalam filsafat Jepang ada istilah namanya Kaizen. Istilah ini mengandung arti, Kai “berubah" dan Zen “bijaksana”.

Sederhananya perubahan hidup seseorang bisa dicapai secara perlahan dengan penuh kebijaksanaan.

Perubahan dalam pandangan ini tidak dilakukan seperti membalikan telapak tangan, melainkan dilakukan dengan menghayati proses, disiplin, serta konsisten.

Teknik Kaizen menginginkan manusia membiasakan segala hal dengan penuh konsistensi sehingga pada akhirnya kebiasaan itu perlahan berubah menjadi budaya baik.

Teknik Kaizen bisa digunakan untuk mendukung gerakan penghijauan kawasan gundul yang bisa dimulai dari setiap rumah kita.

Generasi saat ini perlu dilatih dengan prinsip Kaizen untuk menanam, menjaga, dan merawat pohon disekitar rumah. Meskipun sederhana, gerakan ini sebenarnya memacu anak-anak kita untuk peduli dan cinta terhadap lingkungan.

Ketika setiap harinya diluangkan waktu sekitar 1-3 menit untuk merawat pohon dan konsisten setiap harinya, maka akan terbangun habitus baru di benak generasi bangsa untuk tetap melestarikan lingkungan.

Gerakan ini perlu didorong oleh seluruh keluarga Indonesia agar anak-anak tetap peduli alam dengan cara menanam pohon.

Buahnya mungkin tidak didapatkan dalam waktu dekat, tetapi untuk beberapa tahun kedepan generasi bangsa kita terbiasa dengan kebiasaan menanam, menjaga, dan merawat pohon.

Sama hanya dengan budaya bersih masyarakat Jepang yang tidak ditemukan pada awal-awal gerakan ini digagas, melainkan beberapa tahun kedepan.

Bumi kita tidak lagi muda. Alam terkadang tidak bersahabat dengan kita karena ulah kita sendiri yang melakukan eksploitasi tanpa batasan.

Sudah waktunya kita menyampaikan gagasan “hijau” untuk generasi selanjutnya agar bumi dan segala isinya tetap mesra bersama manusia.

Selamat Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI). Perayaan tahunan pada 28 November ini tentu tidak sekadar perayaan formalitas belaka, tetapi perlu diisi dengan tindakan-tindakan aktual untuk menantang aktivitas deforestasi.

Tindakan itu tidak perlu besar, cukup mulai dari rumah kita masing-masing untuk selalu memilki pohon.

Banyak manfaat yang bisa didapatkan dari kecintaan menanam pohon di sekitar pemukiman rumah.

Di tengah pemanasan global yang sulit untuk dibendung, mungkin menanam pohon adalah jalan terbaik untuk mengambalikan kehangatan antara bumi dan manusia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com