Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update Kasus Kalideres: Misteri Isi Pesan Bernada Negatif hingga TKP Tak Lagi Steril

Kompas.com - 23/11/2022, 11:35 WIB
Diva Lufiana Putri,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kematian satu keluarga di Perumahan Citra Garden, Kalideres, Jakarta Barat, masih menyisakan teka-teki.

Empat anggota keluarga yang ditemukan tewas tersebut adalah Rudyanto Gunawan (71) dan sang istri Margaretha Gunawan (68).

Kemudian, anak dari keduanya yang bernama Dian (40) dan adik dari Rudyanto bernama Budyanto Gunawan (69).

Hampir dua pekan sejak penemuan jasad, kepolisian masih belum mengambil kesimpulan penyebab atau motif dari kematian.

Berikut sejumlah temuan baru dari pihak kepolisian:

Baca juga: Chat Misterius Bernada Emosi Negatif dalam Dua Ponsel Keluarga Tewas di Kalideres...

Baca juga: Update Kasus Kalideres: Tewas Sebelum 13 Mei 2022, Kesaksian Pegawai Koperasi, dan Rumah yang Ditawarkan Rp 1,2 M

1. Temuan dua ponsel berisi pesan negatif

Polda Metro Jaya menemukan, dua ponsel berisi pesan-pesan bernada negatif di dalam rumah korban.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi menjelaskan, dua ponsel tersebut diduga digunakan bersama-sama oleh keempat korban.

"Satu HP digunakan oleh masing-masing dua orang, dan kami lihat di sini ternyata ada aplikasi PeduliLindungi atas nama masing-masing dua orang," ujar Hengki, seperti diberitakan Kompas.com, Senin (21/11/2022).

Menurut hasil pemeriksaan sementara tim ahli digital forensik, pesan-pesan bernada emosi negatif tersebut merupakan komunikasi satu arah dari ponsel pertama ke ponsel kedua.

Kata-kata tersebut, kata dia, tersusun rapi dan terlihat berpendidikan. Bahkan, ada selipan bahasa Inggris di sela-sela tulisan.

Baca juga: Fakta Baru dan Petunjuk Penting Kasus Sekeluarga Tewas di Kalideres

2. Tak ada pesan terkait utang

Suasana tempat kejadian perkara (TKP) di kawasan Kalideres, Jakarta Barat, rumah tewasnya satu keluarga yang masih menjadi teka-teki. Rumah tampak sepi karena telah dipasangi garis polisi serta dirantai, dan digembok. KOMPAS.COM/ZINTAN PRIHATINI Suasana tempat kejadian perkara (TKP) di kawasan Kalideres, Jakarta Barat, rumah tewasnya satu keluarga yang masih menjadi teka-teki. Rumah tampak sepi karena telah dipasangi garis polisi serta dirantai, dan digembok.
Hengki mengonfirmasi, polisi tidak menemukan informasi atau pesan terkait utang piutang dari dua buah ponsel milik para korban.

"Enggak nggak ada di sana mengenai utang," ujar Hengki Haryadi saat dikonfirmasi Kompas.com, Selasa (22/11/2022).

Kendati demikian, Hengki masih belum berkomentar banyak terkait temuan dari hasil pemeriksaan terhadap barang bukti tersebut.

Baca juga: Update Kasus Kalideres: Dugaan Paham Apokaliptik, Mobil yang Dijual, dan Kesaksian Tukang Jamu

3. Barang-barang dijual

Kepolisian memastikan, sejumlah barang milik satu keluarga tewas di Kalideres telah dijual satu per satu.

Dikutip dari Kompas.com, Selasa (22/11/2022), barang-barang itu antara lain mobil, kendaraan roda dua, pendingin ruangan (AC), kulkas, blender, dan televisi.

Selain itu, ada pula sertifikat rumah yang tertulis atas nama Reny Margaretha Gunawan (68).

Barang-barang itu diduga aktif dijual oleh Budyanto Gunawan (69), salah satunya menggadai sertifikat rumah ke koperasi simpan pinjam melalui mediator.

4. Margaretha sudah jadi mayat pada 13 Mei

Pegawai koperasi simpan pinjam yang saat itu ditemani pihak mediator mendatangi kediaman untuk melakukan survei pada 13 Mei 2022.

Dilansir dari Kompas.com, Selasa (22/11/2022), pegawai koperasi dan mediator mencium bau tidak sedap dan mencurigakan.

Dia pun meminta kepada Budyanto untuk dipertemukan dengan Margaretha. Sebab, sertifikat tersebut tercatat atas nama Margaretha.

Namun, pihak keluarga mengatakan bahwa Margaretha tengah sakit dan berbaring di kamarnya.

Pegawai koperasi tetap meminta diantarkan untuk masuk ke dalam kamar tempat yang dimaksud.

Saat pintu kamar dibuka, bau busuk kembali tercium dan ruangan dalam kondisi gelap. Dian berdalih, ibunya sensitif terhadap cahaya sehingga lampu kamar dibiarkan padam.

Namun, pegawai koperasi simpan pinjam diam-diam menghidupkan senter pada ponsel dan menemukan Margaretha sudah menjadi mayat.

"Begitu dilihat langsung teriak takbir Allahuakbar, ini sudah mayat. Itu tanggal 13 Mei 2022," terang Hengki.

Baca juga: Update Kasus Kalideres: Polisi Ungkap Gunungan Sampah di Dalam Rumah, Buku Agama, Belatung, hingga Titik Terang Motif Kematian

5. Masih diberi susu dan disisir

Tim gabungan dari kepolisian, ahli, hingga kedokteran forensik melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di rumah satu keluarga tewas di Kalideres, Jakarta Barat. Olah TKP dilakukan pada Rabu (16/11/2022) sore. KOMPAS.COM/ZINTAN PRIHATINI Tim gabungan dari kepolisian, ahli, hingga kedokteran forensik melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di rumah satu keluarga tewas di Kalideres, Jakarta Barat. Olah TKP dilakukan pada Rabu (16/11/2022) sore.
Kepada pegawai koperasi yang kaget, kata Hengki, Dian sempat mengatakan bahwa ibunya masih hidup.

Dian bahkan mengaku, masih memberikan ibunya minum berupa susu. Selain itu, ia juga mengatakan masih setia menyisir rambut jenazah ibunya yang mulai rontok.

Mediator dan dua pegawai koperasi tersebut kemudian langsung beranjak pergi dan tidak ingin melanjutkan proses gadai tersebut.

6. TKP tidak steril

Hengki mengakui bahwa salah satu kesulitan dalam mengungkap kasus tewasnya satu keluarga di Kalideres adalah tempat kejadian perkara (TKP) yang telah rusak.

Kerusakan TKP terjadi karena warga ramai-ramai mendobrak rumah dan menemukan satu keluarga itu meninggal dunia.

Kemudian, demi meminimalisasi bau busuk, warga menabur bubuk kopi pada empat jasad tersebut.

"Karena warga yang niatnya mau membantu, langsung disiram kopi. Ini mengganggu proses penyidikan kami," ujar Hengki dikutip dari Kompas.com, Senin (21/11/2022).

(Sumber: Kompas.com/Tria Sutrisna | Editor: Irfan Maullana, Jessi Carina, Larissa Huda).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Parlemen Israel Loloskan RUU yang Menyatakan UNRWA sebagai Organisasi Teroris

Parlemen Israel Loloskan RUU yang Menyatakan UNRWA sebagai Organisasi Teroris

Tren
Apakah Haji Tanpa Visa Resmi Hukumnya Sah? Simak Penjelasan PBNU

Apakah Haji Tanpa Visa Resmi Hukumnya Sah? Simak Penjelasan PBNU

Tren
Satu Orang Meninggal Dunia Usai Tersedot Turbin Pesawat di Bandara Amsterdam

Satu Orang Meninggal Dunia Usai Tersedot Turbin Pesawat di Bandara Amsterdam

Tren
Pria Jepang yang Habiskan Rp 213 Juta demi Jadi Anjing, Kini Ingin Jadi Hewan Berkaki Empat Lain

Pria Jepang yang Habiskan Rp 213 Juta demi Jadi Anjing, Kini Ingin Jadi Hewan Berkaki Empat Lain

Tren
9 Orang yang Tak Disarankan Minum Teh Bunga Telang, Siapa Saja?

9 Orang yang Tak Disarankan Minum Teh Bunga Telang, Siapa Saja?

Tren
MA Ubah Syarat Usia Calon Kepala Daerah, Diputuskan 3 Hari, Picu Spekulasi Jalan Mulus bagi Kaesang

MA Ubah Syarat Usia Calon Kepala Daerah, Diputuskan 3 Hari, Picu Spekulasi Jalan Mulus bagi Kaesang

Tren
Profil Budi Djiwandono, Keponakan Prabowo yang Disebut Bakal Maju Pilkada Jakarta 2024

Profil Budi Djiwandono, Keponakan Prabowo yang Disebut Bakal Maju Pilkada Jakarta 2024

Tren
Tapera dan Kekhawatiran Akan Korupsi Asabri-Jiwasraya Jilid 2

Tapera dan Kekhawatiran Akan Korupsi Asabri-Jiwasraya Jilid 2

Tren
Sarkofagus Ramses II Ditemukan berkat Hieroglif dengan Lambang Nama Firaun

Sarkofagus Ramses II Ditemukan berkat Hieroglif dengan Lambang Nama Firaun

Tren
Kapan Pengumuman Tes Online Tahap 2 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Kapan Pengumuman Tes Online Tahap 2 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Tren
Saat Korea Utara Terbangkan Balon Udara Berisi Sampah dan Kotoran ke Wilayah Korsel...

Saat Korea Utara Terbangkan Balon Udara Berisi Sampah dan Kotoran ke Wilayah Korsel...

Tren
China Hukum Mati Pejabat yang Terima Suap Rp 2,4 Triliun

China Hukum Mati Pejabat yang Terima Suap Rp 2,4 Triliun

Tren
Kandungan dan Kegunaan Susu Evaporasi, Kenali Pula Efek Sampingnya!

Kandungan dan Kegunaan Susu Evaporasi, Kenali Pula Efek Sampingnya!

Tren
Pekerja Tidak Bayar Iuran Tapera Terancam Sanksi, Apa Saja?

Pekerja Tidak Bayar Iuran Tapera Terancam Sanksi, Apa Saja?

Tren
Pedangdut Nayunda Minta ke Cucu SYL agar Dijadikan Tenaga Honorer Kementan, Total Gaji Rp 45 Juta

Pedangdut Nayunda Minta ke Cucu SYL agar Dijadikan Tenaga Honorer Kementan, Total Gaji Rp 45 Juta

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com