Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jarang Diketahui, Ini 7 Makanan dan Obat yang Tak Boleh Dikonsumsi Bersamaan

Kompas.com - 16/11/2022, 15:30 WIB
Diva Lufiana Putri,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Buah, sayur, makanan ringan, atau minuman tertentu kerap dikonsumsi bersamaan dengan obat.

Namun ternyata, beberapa makanan dan jenis obat tertentu tak boleh dikonsumsi bersamaan. Sebab, makanan tertentu dapat membuat obat bekerja kurang efektif.

Bahkan dalam beberapa kasus, kombinasi makanan dan obat memicu efek samping berbahaya.

Berikut beberapa obat dan makanan umum yang dapat menimbulkan masalah bila dikonsumsi bersamaan:

Baca juga: UPDATE Perincian 73 Obat Sirup yang Dicabut Izin Edarnya oleh BPOM


1. Produk susu dan beberapa antibiotik

Dilansir dari laman Every Day Health, hindari konsumsi produk susu termasuk keju, yogurt, dan es krim bersamaan dengan antibiotik.

Hal ini lantaran produk susu akan mengikat antibiotik dan menganggu penyerapannya dalam darah.

Antibiotik yang sebaiknya tidak dikonsumsi bersama produk susu antara lain fluoroquinolones seperti Cipro (ciprofloxacin), Levaquin (levofloxacin), Avelox (moksifloksasin), dan tetrasiklin.

Apabila harus mengonsumsi antibiotik, hindari makan atau minum produk susu setidaknya dua jam sebelum dan enam jam setelah minum antibiotik.

2. Makanan tinggi tiramin dan obat MAOI

MAOI atau monoamine oxidase inhibitors adalah golongan obat untuk mengobati gejala depresi, seperti cemas atau sedih. Obat antidepresan ini termasuk Marplan (isocarboxazid), Nardil (phenelzine), Emsam (selegiline), atau Parnate (tranylcypromine).

Apabila mengonsumsi MAOI, sebaiknya hindari bersamaan dengan konsumsi tiramin.

Menurut Kementerian Kesehatan, tiramin adalah asam amino tirosin yang dapat ditemukan dalam beberapa makanan berprotein.

Hindari mengonsumsi makanan tinggi tiramin seperti pisang dan alpukat bersamaan dengan obat antidepresi.UNSPLASH/GIORGIO TROVATO Hindari mengonsumsi makanan tinggi tiramin seperti pisang dan alpukat bersamaan dengan obat antidepresi.

Tiramin adalah asam amino tirosin yang bisa ditemukan secara alamiah pada makanan yang mengandung protein serta di tubuh manusia.

Makanan tinggi tiramin termasuk pisang dan alpukat terlalu matang, keju tua, serta makanan berfermentasi, seperti bir, kecap, dan tahu.

Pasalnya, kombinasi MAOI dan makanan tinggi tiramin dapat menyebabkan kadar tiramin terlalu tinggi dalam tubuh, sehingga memicu peningkatan tekanan darah tiba-tiba.

Baca juga: Mengapa Obat Sirup Sekarang Tercemar padahal Dulu Aman?

3. Sayuran hijau dan warfarin

Konsumsi obat warfarin dan sayuran hijau yang mengandung vitamin K, seperti brokoli, kol, kangkung, dan bayam, tak boleh dilakukan bersamaan.

Warfarin merupakan senyawa antagonis vitamin K yang berguna untuk mengatasi dan mencegah pembentukan gumpalan darah.

Sebagai lawan vitamin K, konsumsi makanan yang mengandung vitamin ini justru dapat mengurangi keefektifan obat.

4. Pisang dan ACE inhibitor

Angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor adalah kelompok obat untuk mengatasi tekanan darah tinggi atau hipertensi.

Dikutip dari laman AARP, hindari mengonsumsi makanan yang mengandung banyak kalium atau potasium, termasuk pisang, alpukat, dan tomat, bersamaan dengan ACE inhibitor.

Sebab, kadar kalium tinggi dalam tubuh bisa menyebabkan aritmia atau gangguan pada irama jantung, seperti semakin lambat atau cepat.

Batasi jumlah asupan makanan dan minuman mengandung kalium apabila masih mengonsumsi ACE inhibitor.

Baca juga: BPOM Temukan 41 Obat Tradisional Berbahan Kimia Obat, Ini Daftarnya

5. Jus buah dan beberapa obat antihistamin

Jus buah yang bercitarasa asam bisa menghambat kerja obat-obatan antihistamin.SHUTTERSTOCK/margouillat photo Jus buah yang bercitarasa asam bisa menghambat kerja obat-obatan antihistamin.

Gabungan antihistamin dan jus buah yang berasa asam termasuk apel, jeruk, dan jeruk dapat memicu interaksi yang tak diinginkan.

Jus asam dapat memengaruhi penyerapan dan menetralkan efek antihistamin, sehingga obat ini tidak bisa bekerja.

Antihistamin sendiri merupakan kelompok obat untuk meredakan gejala akibat reaksi alergi. Obat ini membantu seseorang dengan masalah hidung tersumbat, bersin, atau gatal karena bunga, tungau, debu kotoran, atau alergi hewan.

6. Makanan serat tinggi dengan vothyroxine dan digoksin

Levothyroxine adalah obat untuk mengobati hipotiroidisme, yaitu kondisi rendahnya kadar hormon tiroid

Konsumsi makanan berserat tinggi membuat levothyroxine, obat untuk mengatasi rendahnya kadar hormon tiroid, menjadi kurang efektif.

Hal serupa terjadi saat mengonsumsi digoksin, yaitu obat yang kerap digunakan untuk mengobati berbagai masalah jantung.

Pasalnya, makanan berserat tinggi dapat memengaruhi penyerapan dua jenis obat tersebut.

Oleh karena itu, sebaiknya konsumsi digoksin atau levothyroxine setidaknya dua jam sebelum atau setelah mengonsumsi makanan tinggi serat.

Baca juga: Berbahayakah Mengonsumsi Makanan Tinggi Serat dalam Jumlah Berlebihan?

7. Jeruk limau gedang dan obat penurun kolesterol

Obat penurun kolesterol bekerja dengan cara menghambat kerja enzim yang dibutuhkan untuk membentuk kolesterol.

Sementara itu, konsumsi grapefruit atau limau gedang dapat menghambat cara kerja obat penurun kolesterol.

Akibatnya, obat tetap berada dalam darah dan akan menumpuk. Kondisi ini meningkatkan risiko efek samping seperti nyeri otot.

Baca juga: 7 Obat yang Bisa Memicu Kenaikan Berat Badan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Pesawat Boeing 757 Milik Donald Trump Menabrak Pesawat Komersial di Bandara Florida

Pesawat Boeing 757 Milik Donald Trump Menabrak Pesawat Komersial di Bandara Florida

Tren
4 Fakta Anak Bunuh Ibu di Sukabumi, Gunakan Garpu Tanah dan Tidur dengan Bercak Darah

4 Fakta Anak Bunuh Ibu di Sukabumi, Gunakan Garpu Tanah dan Tidur dengan Bercak Darah

Tren
Cuaca Panas, Hindari Pakai Baju Berbahan Ini agar Tak Bau Badan

Cuaca Panas, Hindari Pakai Baju Berbahan Ini agar Tak Bau Badan

Tren
KRIS BPJS Kesehatan Siap Diterapkan, Mungkinkah Iuran Dipukul Rata?

KRIS BPJS Kesehatan Siap Diterapkan, Mungkinkah Iuran Dipukul Rata?

Tren
11 Daerah Larang dan Batasi 'Study Tour', Imbas Kecelakaan Bus di Subang

11 Daerah Larang dan Batasi "Study Tour", Imbas Kecelakaan Bus di Subang

Tren
Pemerintah Wajibkan Seluruh Penduduk Ikut BPJS Kesehatan, Bagaimana jika Tidak Mampu?

Pemerintah Wajibkan Seluruh Penduduk Ikut BPJS Kesehatan, Bagaimana jika Tidak Mampu?

Tren
Berstatus DPO, Begini Ciri 3 Buronan Kasus Pembunuhan Vina Cirebon

Berstatus DPO, Begini Ciri 3 Buronan Kasus Pembunuhan Vina Cirebon

Tren
Beda Penampilan Sandra Dewi Saat Diperiksa Kali Pertama dan Sekarang

Beda Penampilan Sandra Dewi Saat Diperiksa Kali Pertama dan Sekarang

Tren
Mengenal Spesies Ikan Baru di Pegunungan Meratus, Punya Penis di Bawah Kepala

Mengenal Spesies Ikan Baru di Pegunungan Meratus, Punya Penis di Bawah Kepala

Tren
Musim Haji 2024, Begini Prakiraan Cuaca di Arab Saudi dan Cara Mengeceknya

Musim Haji 2024, Begini Prakiraan Cuaca di Arab Saudi dan Cara Mengeceknya

Tren
OpenAI Luncurkan GPT-4o secara Gratis di ChatGPT, Apa Itu?

OpenAI Luncurkan GPT-4o secara Gratis di ChatGPT, Apa Itu?

Tren
Mengenal PTN BH, Keistimewaan, dan Daftar Kampusnya

Mengenal PTN BH, Keistimewaan, dan Daftar Kampusnya

Tren
4 Obat Ini Tak Boleh Diminum Bersama Jahe, Ada Hipertensi dan Diabetes

4 Obat Ini Tak Boleh Diminum Bersama Jahe, Ada Hipertensi dan Diabetes

Tren
Pendaftaran Poltekip dan Poltekim Kemenkumham 2024: Jadwal, Persyaratan, dan Cara Daftarnya

Pendaftaran Poltekip dan Poltekim Kemenkumham 2024: Jadwal, Persyaratan, dan Cara Daftarnya

Tren
Jarang Diketahui, Ini 6 Efek Samping Terlalu Banyak Minum Es Teh Saat Cuaca Panas

Jarang Diketahui, Ini 6 Efek Samping Terlalu Banyak Minum Es Teh Saat Cuaca Panas

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com