Selanjutnya, 80 persen atau lebih etilen glikol secara kimiawi diubah menjadi senyawa beracun.
"Toksisitas (tingkat merusak) etilen glikol dikategorikan ke dalam tiga tahap tumpang tindih yang luas dari efek kesehatan yang merugikan," ungkap dia.
Ia memaparkan, tahap pertama atau tahap neurologis berlangsung dari 30 menit sampai 12 jam setelah mengonsumsi.
Tahap kedua atau tahap cardiopulmonary, terjadi antara 12 sampai 24 jam setelah konsumsi.
Sementara tahap ketiga atau tahap ginjal, berlangsung antara 24-72 jam setelah menelan etilen glikol.
Robby menjelaskan, berdasarkan data yang dipublikasikan, dosis etilen glikol yang mematikan pada manusia dewasa dengan berat 70 kg, sekitar 100 ml.
"Atau 1,6 g/kg berat badan, perhitungan dosis dalam ml/kg hingga mg/kg berdasarkan kepadatan EG=1,11 g/l," terang dia.
Baca juga: 2 Zat yang Dilarang BPOM pada Produk Obat Sirup, Apa Saja?
Konsumsi senyawa ini ke dalam tubuh membawa efek sambungan jangka pendek yang berlangsung kurang dari 8 jam.
Keracunan etilen glikol dini mirip dengan keracunan etanol, tetapi tidak ada aroma alkohol pada napas pasien. Efek samping tersebut antara lain:
Selain itu, dalam kondisi keracunan parah, senyawa ini bisa menyebabkan koma, hilangnya refleks, kejang, maupun iritasi pada jaringan yang melapisi otak.
Tak sampai di situ, produk sampingan metabolisme beracun dari etilen glikol juga menyebabkan penumpukan asam dalam darah atau asidosis metabolik.
Menurut Robby, asidosis metabolik umumnya terjadi setelah keracunan etilen glikol.
Namun begitu, tidak terjadinya penumpukan asam dalam darah tidak menghilangkan keracunan senyawa ini.
"Zat beracun ini juga memengaruhi sistem kardiopulmoner dan dapat menyebabkan gagal ginjal," tutur Robby.
Oleh karena itu, keracunan senyawa ini dapat berakibat fatal jika tidak segera mendapat penanganan medis.