Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenang Jenderal Hoegeng, Satu-satunya Polisi Jujur Menurut Gus Dur

Kompas.com - 14/10/2022, 11:30 WIB
Nur Rohmi Aida,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

 

Kasus Sum Kuning

Salah satu kasus lain yang cukup terkenal di masa Hoegeng menjabat Kapolri adalah mengenai kasus pemerkosaan Sum Kuning.

Kasus pemerkosaan Sum Kuning, merupakan kasus yang terjadi 21 September 1970 pada penjual telur berusia 17 tahun Sumaridjem.

Tragedi ini bermula ketika Sumaridjem berjalan pulang sendirian karena tak satupun bus kota yang lewat padahal hari sudah menjelang malam.

Sumaridjem ketika itu diculik oleh segerombolan orang menggunakan mobil yang melintas di timur Asrama Polisi Patuk, Yogyakarta.

Ia kemudian dibawa mengitari Jalan Diponegoro menuju Bumijo dan ddiperkosa di mobil oleh para pemuda tersebut.

Parahnya, uang dagangannya sejumlah Rp 4.650 juga ikut diambil.

Sumaridjem kemudian dibuang di tepi Jalan Wates-Purworejo, Gamping.

Singkat cerita, kasus pemerkosaan ini diduga dilakukan oleh anak-anak dari orang terkemuka di Yogyakarta.

Anggapan ini kuat di masyarakat karena pelaku memakai mobil. Sedangkan saat itu, hanya orang terkemuka dan kaya saja yang memiliki mobil.

Namun, pelaku tak kunjung ditangkap, malah Sumaridjem ditahan polisi usai keluar dari rumah sakit dan dianggap menyiarkan berita bohong.

Ia saat itu dihukum dengan hukuman 3 bulan penjara dan dibebaskan karena tak terbukti berbohong.

Foto Lawas Kasus Pemerkosaan Sum KuningTwitter/@potretlawas Foto Lawas Kasus Pemerkosaan Sum Kuning

Kasus ini menarik perhatian Hoegeng yang kemudian membentuk tim khusus bernama Tim Pemeriksa Sum Kuning yang diketuai Kadapol IX/Jateng, Suwardjiono.

Anak sejumlah pejabat disebut-sebut telibat dalam kasus ini salah satunya Paku Alam VIII yang saat itu menjabat sebagai Wakil Gubernur DIY. Namun kemudian hal ini dibantah.

Hoegeng tidak menyerah, Ia kemudian melaporkan kasus ke Soeharto untuk mendapat dukungan, namun Soeharto sayangnya justru meminta kasus diambil alih oleh Tim Pemeriksa Pusat (Kopkamtib).

Setelah tak ditangani Hoegeng dua tahun setelah kasus itu polisi menetapkan tersangka, namun tak membuat publik puas karena pelaku yang ditetapkan tersangkan adalah orang yang berprofesi sebagai penjual sate serta mahasiswa.

Selain itu terdakwa juga terus menyangkal tuduhan jaksa.

Masyarakat juga menyoroti ketidaksesuaian pernyataan jaksa dan Sumaridjem selaku korban.

Di mana jaksa menyebut kejadian terjadi di rumah sewa di kawasan Klanten dan dilakukan 7 pemuda.

Namun Sumaridjem mengatakan ia diperkosa 4 orang di atas mobil. Pada akhirnya kasus tersebut tetap menjadi misteri yang tak terpecahkan.

(Sumber: Kompas.com/Ahmad Naufal Dzulfaroh, Verelladevanka Adryamarthanino | Editor Inggried Dwi Wedhaswary, Widya Lestari Ningsih)

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Polisi Jujur Bernama Hoegeng

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Tren
Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Tren
Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Tren
Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Tren
Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Tren
Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Tren
Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Tren
Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Tren
BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

Tren
Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Tren
Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Tren
Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Tren
Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Tren
5 Potensi Efek Samping Minum Susu Campur Madu yang Jarang Diketahui

5 Potensi Efek Samping Minum Susu Campur Madu yang Jarang Diketahui

Tren
5 Penyebab Anjing Peliharaan Mengabaikan Panggilan Pemiliknya

5 Penyebab Anjing Peliharaan Mengabaikan Panggilan Pemiliknya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com