Akademi Militer ini merupakan kelanjutan dari MA Yogyakarta, dan taruna yang masuk pada 1957 dinyatakan sebagai Taruna AMN angkatan ke-4.
Baca juga: 10 Negara dengan Militer Terkuat di Dunia 2022, AS Nomor 1
Mengingat pada saat itu AD, Angkatan Laut (AL), Angkatan Udara (AU), dan Polri memiliki Akademi, maka pada 16 Desember 1965 seluruh akademi angkatan diintegrasikan menjadi Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri).
Sesuai dengan tuntutan tugas, maka pada 29 Januari 1967 Akabri di Magelang diresmikan menjadi Akabri Udarat, yang meliputi dua Akabri bagian di bawah satu pimpinan, yaitu Akabri bagian umum dan Akabri bagian darat.
Akabri bagian umum mendidik taruna TK-I selama satu tahun, termasuk pendidikan dasar keprajuritan Chandradimuka.
Sementara itu, Akabri bagian darat mendidik taruna mulai TK-II sampai dengan TK-IV.
Baca juga: Mengenal Super Garuda Shield 2022, Latihan Militer Gabungan Indonesia
Pada 29 September 1979, Akabri Udarat berubah namanya menjadi Akabri Bagian Darat.
Dalam rangka re-organisasi di lingkungan ABRI, maka pada 14 Juni 1984 Akabri Bagian Darat berubah namanya menjadi Akmil (Akademi Militer).
Pada 1 April 1999, secara resmi Polri terpisah dari tiga angkatan lainnya, dan ABRI berubah menjadi TNI. Sejak itu, Akademi Kepolisian (Akpol) terpisah dari Akabri
Kemudian, Akabri berubah namanya menjadi Akademi TNI yang terdiri dari Akmil, Akademi Angkatan Laut (AAL), dan Akademi Angkatan Udara (AAU).
Berdasarkan Perpang Nomor: Perpang/28/V/2008 tanggal 12 Mei 2008 Pendidikan Dasar Keprajuritan Chandradimuka dan Integratif Akademi TNI pola 12 bulan langsung di bawah Mako Akademi TNI.
Kemudian Akmil menyelenggarakan pendidikan khusus Taruna Angkatan Darat tingkat II, III dan IV.
Baca juga: Melihat Anggaran Militer Negara Asia Tenggara, Mana yang Terbesar?