Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PDI-P dan Nasdem yang Kian Memanas Usai Deklarasi Pencapresan Anies Baswedan...

Kompas.com - 11/10/2022, 15:30 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - "Pilihan capres Nasdem adalah yang terbaik daripada yang terbaik. Inilah akhir Nasdem memberikan seorang sosok Anies Baswedan," kata Ketua Umum Partai Nasem Surya Paloh.

"Kenapa Anies Baswedan? Jawabannya: Why not the best?" tambahnya.

Begitulah ucapan Surya Paloh saat mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres) Nasdem pada 3 Oktober 2022 di Nasdem Tower, Gondangdia, Jakarta Pusat.

Deklarasi ini juga menjadi titik balik hubungan antara Nasdem dengan PDI-P.

Diketahui, kedua partai tersebut telah berjalan bersama untuk memenangkan Presiden Joko Widodo selama dua periode.

Baca juga: Usai Deklarasi Anies Baswedan untuk Pilpres 2024, Dukungan Partai Nasdem di Kota Tegal Diklaim Meningkat


Serangan PDI-P

Saat perayaan HUT TNI di Kantor PDI-P pada Minggu (9/10/2022), Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI-P Hasto Kristiyanto menyindir deklarasi pencapresan Anies oleh Nasdem.

Hasto bahkan menganalogikan deklarasi itu dengan warna biru bendera Belanda di masa lalu yang dirobek oleh para pejuang.

Pernyataan itu dilontarkan sambil menunjuk lukisan yang menggambarkan banyak orang sedang merobek warna biru dari bendera Belanda.

"Ya, biru itu dulu warna Belanda. Kalau sekarang kan ada warna biru lainnya juga ya. Anies kan banyak warna biru," kata Hasto, Minggu (9/10/2022).

Baca juga: Kiasan Biru Terlepas dari PDI-P, Indikasi Reshuffle Menteri dari Nasdem?

"Para pejuang kita kan ada bendera Belanda, birunya dilepas. Dan ternyata birunya juga terlepas kan dari pemerintahan Pak Jokowi sekarang, karena punya calon presiden sendiri," sambungnya.

Menurutnya, apa yang teradi di masa lalu bisa saja terjadi di masa depan. Namun, ia tak merinci maksud "biru" yang diucapkannya.

Pada kesempatan lain, Hasto menilai dukungan Nasdem terhadap Anies merupakan sebuah kontradiksi.

Pasalnya, Anies kerap memiliki kebijakan berbeda dari Pemerintahan Jokowi.

"Jangan sampai kemudian mencalonkan seseorang yang punya kebijakan yang berbeda. Ketika misalnya ada kebijakan yang berbeda dari calon yang diusung oleh partai politik pengusung Pak Jokowi maka ini akan kontradiktif," jelas dia, Senin (10/10/2022).

Baca juga: Giliran Nasdem, Semua Jadi Salah, Jadi Menyerang dari Segala Penjuru

Jawaban Nasdem

Menanggapi sindiran itu, Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Nasdem Ahmad Ali menegaskan pihaknya akan tetap berada dalam koalisi pemerintahan Presiden Joko Widodo hingga 2024.

Halaman:

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com