Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenkes Adakan Tes Viral Load Gratis untuk ODHA, Ini Lokasinya!

Kompas.com - 06/10/2022, 17:25 WIB
Retia Kartika Dewi,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menggelar tes Viral Load gratis bagi orang dengan HIV/AIDS (ODHA) mulai Oktober 2022.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Mohammad Syahril mengatakan, program tersebut sudah berjalan dan diatur oleh Subdit HIV Kemenkes.

"Program sebenarnya sudah berjalan dan diatur oleh Subdit HIV Kemenkes," ujar Syahril saat dihubungi Kompas.com, Kamis (6/10/2022).

Lalu, apa itu tes Viral Load dan apa manfaatnya?

Mengenal tes Viral Load

Saat dikonfirmasi, Syahril menjelaskan, tes Viral Load atau VL adalah pemeriksaan viral load HIV, yaitu pengukuran kadar virus yg berada di dalam tubuh ODHA.

Sehingga syarat peserta pemeriksaan tersebut tentunya adalah ODHA atau orang dengan HIV positif.

"Untuk pemeriksaan tersebut selama ini dilakukan oleh fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) yang melayani program HIV dan juga RS rujukan HIV sesuai dengan kriteria pemeriksaan VL," ujar Syahril.

Menurut dia, pemeriksaan VL ini memang termasuk program HIV yang dikooridnir Subdit HIV dengan pelaksana di masing-masing Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten.

Menariknya, program ini dibiayai oleh dana GF-ATM.

"Pemeriksaan tersebut gratis sesuai kriteria," kata dia.

Baca juga: Gejala HIV dari Waktu ke Waktu, Ini Tahapannya


Tujuan tes Viral Load

Lebih lanjut, Syahril mengatakan bahwa pemeriksaan VL ini bertujuan untuk mengetahui status virologi ODHA terutama ketika sudah mendapatkan ARV.

Dikutip dari situs Kemenkes (23/6/2022), ARV atau obat antiretroviral merupakan bagian dari pengobatan HIV dan AIDS untuk mengurangi risiko penularan HIV, menghambat perburukan infeksi oportunistik, meningkatkan kualitas hidup penderita HIV, dan menurunkan jumlah virus (viral load) dalam darah sampai tidak terdeteksi.

Sejauh ini obat ARV yang digunakan untuk pengobatan HIV di Indonesia sendiri ada 3 golongan utama, di antaranya :

1. NRTI (Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor) seperti: Zidovudin, Lamivudin, Abacavir, Tenofovir, Didanosine dan Emtricitabine.

2. NNRTI (Non-Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor) seperti: Evafirenz, Nevirapin dan Rilpivirin.

Halaman:

Terkini Lainnya

Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini 'Tersapu' oleh Alam

Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini "Tersapu" oleh Alam

Tren
Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Tren
Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Tren
Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Tren
Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Tren
Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Tren
Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Tren
Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Tren
Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Tren
Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Tren
Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Tren
Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Tren
Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Tren
BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com