Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profil Kopda Muslimin, Terduga Dalang Kasus Penembakan Istri Sendiri yang Meninggal di Kendal

Kompas.com - 28/07/2022, 14:35 WIB
Alinda Hardiantoro,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kopda Muslimin, terduga dalang kasus penembakan istrinya sendiri, ditemukan meninggal dunia di rumah orangtuanya di Kendal, Jawa Tengah pada Kamis (28/7/2022) pagi.

Kabar ini dibenarkan oleh Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Ahmad Luthfi. "Didapati pukul 07.00 meninggal dunia," ujarnya, dikutip dari Kompas.com.

Kendati demikian, Irjen Pol Ahmad belum bisa memastikan penyebab kematian Kopda Muslimin. Pihaknya mengaku masih menyelidiki penyebab kematian dan menunggu hasil otopsi.

"Nanti setelah hasil otopsi kita sampaikan," imbuh Irjen Pol Ahmad Luthfi.

Diketahui, Kopda Muslimin tiba di rumah orang tuanya pada hari ini, Kamis (28/7/2022) pukul 05.30 WIB, setelah dikabarkan menghilang usai mendalangi penembakan terhadap istrinya sendiri, Senin (18/7/2022).

Keluarga sempat menyarankan agar Kopda Muslimin menyerahkan diri ke pihak berwenang atas kasus yang terjadi.

Baca juga: Awal Kasus Penembakan Istri TNI di Semarang hingga Suami Buron Diduga Terlibat

Profil Kopda Muslimin

Kopda Muslimin merupakan anggota TNI Angkatan Darat (AD) yang bertugas di Batalyon Pertahanan Udara (Yonarhanud) 15 Kodam IV/Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah.

Berdasarkan pangkatnya, Muslimin adalah tentara berpangkat Kopral Dua (Kopda) yang berada di golongan Tamtama.

Pangkat ini satu tingkat di bawah Kopral Satu atau Koptu.

Nama Kopda Muslimin ramai diperbincangkan sejak insiden kasus penembakan terhadap istrinya sendiri yang terjadi di sebuah perumahan di Banyumanik, Kota Semarang, Jawa Tengah pada Senin (18/7/2022).

Dari insiden tersebut, polisi menangkap lima tersangka.

Mereka di antaranya S alias Babi yang merupakan warga Sayung Kabupaten Demak, PAN warga Pedurungan Kota Semarang, SP alias Sirun warga Genuk Kota Semarang, AS alias Gondrong warga Magetan, dan DS warga Kabupaten Sragen penjual senjata api.

Tersangka mengaku dibayar oleh Kopda Muslimin untuk mengeksekusi istrinya.

Muslimin menawarkan uang sebesar Rp 120 juta sebagai bayaran untuk membunuh istrinya sendiri.

Berdasarkan hasil penyelidikan, uang tersebut berasal dari mertuanya yang semestinya digunakan untuk pengobatan istrinya.

Selain itu, dikabarkan Kopda Muslimin juga meminta tambahan Rp 90 juta dengan alasan tambahan biaya rumah sakit yang kurang.

Namun, uang tambahan tersebut justru digunakannya untuk melarikan diri.

Dilansir dari Kompas.com (26/7/2022), Kapolda Jawa Tengah Irjen Ahmad Luthfi mengatakan, menurut keterangan salah satu pelaku, Kopda Muslimin telah merencanakan aksi pembunuhan terhadap istrinya sendiri demi bisa menjalin hubungan asmara dengan perempuan idaman lain.

Baca juga: Perkembangan Kasus Penembakan Istri TNI di Semarang: 5 Pelaku Ditangkap, Suami Diduga Terlibat

Jenasah Kopda Muslimin saat di bawa petugas. KOMPAS.COM/SLAMET PRIYATINKOMPAS.COM/SLAMET PRIYATIN Jenasah Kopda Muslimin saat di bawa petugas. KOMPAS.COM/SLAMET PRIYATIN

Sempat berstatus buron

Masih dilansir dari sumber yang sama, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurrachman mengerahkan jajarannya untuk menangkap Kopda Muslimin.

Dudung mengaku telah memerintahkan Pangdam IV Diponegoro agar berkoordinasi dengan Kapolda Jateng untuk segera mencari dan menemukan Kopda Muslimin.

Dudung menduga, Kopda Muslimin telah kabur meninggalkan Jawa Tengah usai insiden penembakan tersebut.

"(Kopda Muslimin) mungkin sudah tidak berada di Jawa Tengah, segera lakukan pencarian dengan cepat," terangnya, beberapa hari lalu.

Dudung memastikan pihaknya akan bersikap transparan dan menindak tegas setiap prajuritnya yang melanggar hukum.

"Anggota yang melanggar akan dihukum dengan seberat-beratnya," tegasnya.

Baca juga: Jenazah Kopda Muslimin Diautopsi, Polisi akan Ungkap Penyebab Kematiannya

Pengelola judi togel

Dikutip dari Kompas.com (28/7/2022), Kopda Muslimin diketahui mengelola tempat judi togel.

Di tempat inilah ia mengenal salah satu eksekutor penembakan yang bernama Sugiono alias Babi.

Menurut pengakuan Babi, ia telah lama mengenal Kopda Muslimin lantaran istrinya juga bekerja di konter ponsel dan judi togel yang dikelola Kopda Muslimin.

Dia juga mengaku cukup dekat dengan Kopda Muslimin karena biasa nongkrong dan mabuk bersama.

(Sumber: Kompas.com | Dita Angga Rusiana, Muhamad Syahrial | Editor: Dita Angga Rusiana, Muhamad Syahrial)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Viral, Video Pelajar di Yogyakarta Dikepung Usai Tertinggal Rombongan

Viral, Video Pelajar di Yogyakarta Dikepung Usai Tertinggal Rombongan

Tren
Daftar Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit yang Tidak Menerapkan KRIS

Daftar Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit yang Tidak Menerapkan KRIS

Tren
Pohon Purba Beri Bukti Musim Panas 2023 adalah yang Terpanas dalam 2.000 Tahun

Pohon Purba Beri Bukti Musim Panas 2023 adalah yang Terpanas dalam 2.000 Tahun

Tren
7 Makanan Tinggi Kalori yang Menyehatkan, Cocok untuk Menaikkan Berat Badan

7 Makanan Tinggi Kalori yang Menyehatkan, Cocok untuk Menaikkan Berat Badan

Tren
Sosok Kemal Redindo, Anak SYL yang Minta Uang ke Pejabat Kementan untuk Aksesori Mobil

Sosok Kemal Redindo, Anak SYL yang Minta Uang ke Pejabat Kementan untuk Aksesori Mobil

Tren
Sejumlah Pemerintah Daerah Larang dan Batasi 'Study Tour', Pengamat Pendidikan: Salah Sasaran

Sejumlah Pemerintah Daerah Larang dan Batasi "Study Tour", Pengamat Pendidikan: Salah Sasaran

Tren
Gerbang Dunia Bawah di Siberia Semakin Terbuka Lebar Imbas Es Mencair

Gerbang Dunia Bawah di Siberia Semakin Terbuka Lebar Imbas Es Mencair

Tren
Viral, Video Penumpang KRL Terperosok Celah Peron Stasiun Sudirman

Viral, Video Penumpang KRL Terperosok Celah Peron Stasiun Sudirman

Tren
WNA Rusia Mengaku Dideportasi Usai Ungkap Kasus Narkoba, Ini Kata Polda Bali dan Imigrasi

WNA Rusia Mengaku Dideportasi Usai Ungkap Kasus Narkoba, Ini Kata Polda Bali dan Imigrasi

Tren
Video Viral Petugas Dishub Medan Disebut Memalak Pedagang Martabak, Ini Faktanya

Video Viral Petugas Dishub Medan Disebut Memalak Pedagang Martabak, Ini Faktanya

Tren
21 Layanan yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan dalam Perpres Nomor 59 Tahun 2024, Apa Saja?

21 Layanan yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan dalam Perpres Nomor 59 Tahun 2024, Apa Saja?

Tren
Rincian Penerimaan Gratifikasi Rp 23,5 Miliar Eks Kepala Bea Cukai DIY Eko Darmanto

Rincian Penerimaan Gratifikasi Rp 23,5 Miliar Eks Kepala Bea Cukai DIY Eko Darmanto

Tren
Persib Bandung Gandeng Pinjol sebagai Sponsor, Bagaimana Aturannya?

Persib Bandung Gandeng Pinjol sebagai Sponsor, Bagaimana Aturannya?

Tren
Berkaca pada Kasus Anak Depresi karena HP-nya Dijual, Psikolog: Kenali Bocah yang Berpotensi Depresi

Berkaca pada Kasus Anak Depresi karena HP-nya Dijual, Psikolog: Kenali Bocah yang Berpotensi Depresi

Tren
BMKG Keluarkan Peringatan Dini Gelombang Tinggi 15-16 Mei 2024, Ini Daftar Wilayahnya

BMKG Keluarkan Peringatan Dini Gelombang Tinggi 15-16 Mei 2024, Ini Daftar Wilayahnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com