Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arkeolog Temukan Kondom Firaun tapi Bukan Alat Kontrasepsi, Untuk Apa?

Kompas.com - 18/07/2022, 06:30 WIB
Retia Kartika Dewi,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Arkeolog Howard Carter menemukan benda berkain linen yang diduga sebagai kondom di makam Raja Mesir Tutankhamun pada tahun 1922. 

Raja Tutankhamun atau Firaun dari dinasti ke-18 merupakan penguasa mesir berasal dari tahun 1350 SM.

Benda yang diduga kondom Raja Mesir Tutankhamun tersebut berbahan kain linen berwarna putih dengan corak coklat kekuningan yang dilapisi minyak zaitun.

Terdapat tali cukup panjang dan kantong pada benda tersebut. 

Baca juga: Arkeolog Temukan Kondom Firaun, Seperti Apa?

Jejak DNA dan kegunaan kondom Firaun

Carter mengatakan, pada benda tersebut memang ditemukan jejak DNA milik Firaun.

Mengenai fungsinya, arkeolog itu menyampaikan bahwa benda tersebut bukan digunakan sebagai alat kontrasepsi, atau mencegah kehamilan.

Menurut dia, benda itu digunakan sebagai pencegahan penyakit dalam suatu proses ritual pada zaman itu.

Selain itu, arkeolog pun menemukan sisa-sisa dua janin yang ditemukan di makam Firaun.

Setelah dilakukan tes DNA, bayi tersebut merupakan keturunan Tutankhamun.

Metode kontrasepsi di zaman Mesir kuno

Sementara itu, dijelaskan bahwa orang Mesir kuno memiliki metode kontrasepsi bernama Papirus Medis Kahun.

Metode ini juga dikenal sebagai Papirus Ginekologi, yang diketahui berkembang sekitar 1825 SM.

Pada praktiknya, Papirus Ginekologi menggunakan campuran kotoran buaya dan beberapa bahan lain. Setelah dicampur, bahan ini dibentuk menjadi pessary.

Baca juga: Kondom Bocor saat Berhubungan Seks, Apakah Pasangan Bisa Hamil?

Pessary adalah alat prostetik yang dimasukkan ke dalam vagina untuk tujuan struktural dan farmasi.

Hal ini paling sering digunakan untuk mengobati inkontinensia urin stres untuk menghentikan kebocoran urin dan untuk mengobati prolaps organ panggul untuk mempertahankan lokasi organ di daerah panggul.

Konon, orang Mesir kuno percaya bahwa kotoran buaya bersifat basa, sehingga bertindak sebagai spermisida.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jaga Kesehatan, Jemaah Haji Diimbau Umrah Wajib Pukul 22.00 atau 09.00

Jaga Kesehatan, Jemaah Haji Diimbau Umrah Wajib Pukul 22.00 atau 09.00

Tren
Sisa Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2024, Ada Berapa Tanggal Merah?

Sisa Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2024, Ada Berapa Tanggal Merah?

Tren
4 Tanda yang Menunjukkan Orangtua Psikopat, Apa Saja?

4 Tanda yang Menunjukkan Orangtua Psikopat, Apa Saja?

Tren
SIM Diganti NIK Mulai 2025, Kapan Masyarakat Harus Ganti Baru?

SIM Diganti NIK Mulai 2025, Kapan Masyarakat Harus Ganti Baru?

Tren
Dirjen Dikti: Rektor Harus Ajukan UKT 2024 dan IPI Tanpa Kenaikan

Dirjen Dikti: Rektor Harus Ajukan UKT 2024 dan IPI Tanpa Kenaikan

Tren
Warganet Sebut Pemakaian Kain Gurita Bayi Bisa Cegah Hernia, Benarkah?

Warganet Sebut Pemakaian Kain Gurita Bayi Bisa Cegah Hernia, Benarkah?

Tren
Saat Jokowi Sebut UKT Akan Naik Tahun Depan, tapi Prabowo Ingin Biaya Kuliah Turun

Saat Jokowi Sebut UKT Akan Naik Tahun Depan, tapi Prabowo Ingin Biaya Kuliah Turun

Tren
Bolehkah Polisi Hapus 2 Nama DPO Pembunuhan Vina yang Sudah Diputus Pengadilan?

Bolehkah Polisi Hapus 2 Nama DPO Pembunuhan Vina yang Sudah Diputus Pengadilan?

Tren
Kisah Nenek di Jepang, Beri Makan Gratis Ratusan Anak Selama Lebih dari 40 Tahun

Kisah Nenek di Jepang, Beri Makan Gratis Ratusan Anak Selama Lebih dari 40 Tahun

Tren
Ramai soal Uang Rupiah Diberi Tetesan Air untuk Menguji Keasliannya, Ini Kata BI

Ramai soal Uang Rupiah Diberi Tetesan Air untuk Menguji Keasliannya, Ini Kata BI

Tren
Benarkah Pegawai Kontrak yang Resign Dapat Uang Kompensasi?

Benarkah Pegawai Kontrak yang Resign Dapat Uang Kompensasi?

Tren
Peneliti Ungkap Hujan Deras Dapat Picu Gempa Bumi, Terjadi di Perancis dan Jepang

Peneliti Ungkap Hujan Deras Dapat Picu Gempa Bumi, Terjadi di Perancis dan Jepang

Tren
Pengguna Jalan Tol Wajib Daftar Aplikasi MLFF Cantas, Mulai Kapan?

Pengguna Jalan Tol Wajib Daftar Aplikasi MLFF Cantas, Mulai Kapan?

Tren
BMKG Keluarkan Peringatan Kekeringan Juni-November 2024, Ini Daftar Wilayahnya

BMKG Keluarkan Peringatan Kekeringan Juni-November 2024, Ini Daftar Wilayahnya

Tren
Ada Potensi Kekeringan dan Banjir secara Bersamaan Saat Kemarau 2024, Ini Penjelasan BMKG

Ada Potensi Kekeringan dan Banjir secara Bersamaan Saat Kemarau 2024, Ini Penjelasan BMKG

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com