Sub Koordinator Bidang Prediksi Cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Ida Pramuwardani mengatakan bahwa hujan es memang kerap terjadi di daerah pegunungan atau dataran tinggi.
Namun tidak menutup kemungkinan hujan es juga dapat terjadi di dataran rendah.
"Hujan es ini bersifat lokal, dalam waktu singkat tidak lebih dari 10 menit dan terjadi bersamaan dengan adanya awan Cumulunimbus," ujar Ida saat dihubungi secara terpisah oleh Kompas.com, Senin (20/6/2022).
Ida menjelaskan, hujan es adalah salah satu endapan yang terdiri dari es padat yang terbentuk dari awan cumulonimbus.
"Hujan es terbentuk saat uap air yang ada di dalam awan kumulonimbus menjadi tetesan air kecil yang kemudian terdorong ke atas akibat pengangkatan dalam awan ke lingkungan yang sangat dingin (suhu < 0 °C) sehingga membeku menjadi partikel es," jelas Ida.
Partikel es ini kemudian akan saling bertabrakan dan bersatu sehingga ukurannya menjadi lebih besar.
Hujan es kemudian turun ketika aliran udara naik pada awan tidak dapat lagi menopang berat es atau gaya dorong ke atas melemah sehingga partikel es jatuh.
Sementara itu, Ida mengimbau kepada masyarakat yang khususnya mengalami fenomena hujan es, untuk: