Dalam ketiga sampel tersebut, mereka menumbuhkan spesimen laboratorium umum, tanaman kecil yang disebut selada thale (Arabidopsis thaliana).
Sebagai perbandingan, para ilmuwan juga menumbuhkan selada thale di jenis tanah yang terbuat dari abu vulkanik yang ditemukan di Bumi, yang disebut JSC-1A oleh NASA.
Hal itu dimaksudkan untuk mensimulasikan tanah bulan yang berbentuk tepung dan penuh dengan pecahan kaca abrasif.
Masih dari laman NASA, mereka menggunakan satu gram regolith untuk setiap tanaman. Tim menambahkan air dan benih ke sampel tersebut.
Setelah itu, mereka memasukkan nampan ke dalam kotak terarium di ruangan yang bersih. Larutan nutrisi ditambahkan setiap hari.
"Setelah dua hari, mereka mulai bertunas!," kata seorang profesor Ilmu Hortikultura di Universitas Florida, Anna-Lisa Paul, yang juga penulis makalah itu.
Dia mengatakan semua tanaman itu bertunas. Dia dan timnya sangat terkejut akan hal tersebut.
"Saya tidak bisa memberi tahu Anda betapa terkejutnya kami! Setiap tanaman (baik dalam sampel bulan atau dalam kontrol) tampak sama sampai sekitar hari keenam,” ujar Paul.
Namun, setelah hari keenam, terlihat jelas bahwa tanaman tidak sekuat tanaman kelompok kontrol yang tumbuh di abu vulkanik dan tanaman tumbuh berbeda tergantung pada jenis sampelnya.
Tanaman tumbuh lebih lambat dan memiliki akar yang kerdil. Selain itu, beberapa memiliki daun kerdil dan pigmentasi kemerahan.
Setelah 20 hari, tepat sebelum tanaman mulai berbunga, tim memanen tanaman, menggilingnya, dan mempelajari RNA.
Baca juga: Di Mana Gunung Tertinggi di Tata Surya?
Dalam sistem biologis, gen diterjemahkan dalam beberapa langkah. Pertama, gen atau DNA, ditranskripsi menjadi RNA. Kemudian RNA diterjemahkan ke dalam urutan protein.
Protein ini bertanggung jawab untuk melakukan banyak proses biologis dalam organisme hidup.
Pengurutan RNA mengungkapkan pola gen yang diekspresikan, yang menunjukkan bahwa tanaman memang berada di bawah tekanan dan telah bereaksi seperti para peneliti telah melihat Arabidopsis merespons pertumbuhan di lingkungan keras lainnya, seperti ketika tanah memiliki terlalu banyak garam atau logam berat.
Selain itu, tanaman bereaksi berbeda tergantung pada sumber sampelnya (masing-masing dikumpulkan dari area berbeda di Bulan).
Tanaman yang ditanam dalam sampel Apollo 11 tidak sekuat dua set lainnya. Meskipun demikian, tanaman itu tumbuh.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.