KOMPAS.com - Sebuah video yang menampilkan kondisi kereta kelinci atau mobil odong-odong yang sudah terbalik di area perkebunan, viral di media sosial.
Dalam video itu, terlihat penumpang yang terdiri dari orang dewasa dan anak-anak sudah berada di pinggir jalan setelah diselamatkan warga.
Tangisan anak-anak juga terdengar dalam video itu.
Unggahan selengkapnya dapat dilihat di sini: Viral video odong-odong kecelakaan di Boyolali.
Kanit Laka Satlantas Polres Boyolali, Ipda Budi Purnomo membenarkan peristiwa dalam video yang beredar.
"Benar, itu kejadian kemarin siang, Rabu tanggal 11 Mei 2022 Jam 10.20 WIB," kata Ipda Budi saat dikonfirmasi Kompas.com, Kamis (12/5/2022).
Baca juga: Video Viral Serbuan Belalang Kembara di Sumba, Begini Penjelasan Ahli
Menurutnya, lokasi kejadian berada di Desa Sempu, Kecamatan Andong, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.
Ia menuturkan, odong-odong tersebut merupakan truk box yang telah dimodifikasi.
Kejadian bermula ketika odong-odong yang mengangkut 22 orang berjalan dari arah utara menuju Sempu.
Setibanya di lokasi, odong-odong mengalami kerusakan mesin dan didorong sebagian penumpang. Setelah mesin menyala, odong-odong justru melaju tak terkendali.
"Diduga pengemudi tidak dapat menguasai kendaraannya, sehingga oleng ke kanan dan terguling di perkebunan sebelah kanan jalan," jelas dia.
Akibatnya, dua orang penumpang bernama Ida Kumala Sari (30) dan Tama (4) meninggal dunia. Keduanya mengalami luka patah tulang belakang dan tulang leher.
Baca juga: Viral Video Sekelompok Orang yang Dijanjikan ke Malaysia Diduga Dibuang, Ini Penjelasan Kemenaker
Ipd Budi mengatakan, sopir odong-odong berpotensi menjadi tersangka dalam kasus ini.
"Tapi kami masih melakukan penyelidikan dan meminta keterangan para saksi. Kalau berkasnya sudah lengkap, baru bisa ditetapkan (tersangka)," ujarnya.
Ia mengingatkan kepada masyarakat untuk tidak menggunakan odong-odong sebagai angkutan yang beroperasi di jalan raya.
Sebab, odong-odong seharusnya hanya berada di tempat wisata dan sudah mendapat izin, baik dari pengelola wisata maupun dinas pariwisata setempat.
"Namanya kereta kelinci ya seharusnya di tempat wisata dengan kerja sama. Kalau di jalan raya bisa berbahaya dan tidak ada asuransinya kalau terjadi apa-apa," tutupnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.