Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UPDATE Corona 22 April: Shanghai Lockdown, Harga Mi Instan Nyaris Rp 1 Juta

Kompas.com - 22/04/2022, 09:30 WIB
Taufieq Renaldi Arfiansyah,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

Sebagaian besar dari 25 juta warga Shanghai berada di bawah perintah ketat untuk tetap tinggal di rumah.

Namun, banyak warga yang marah karena kekurangan makanan di rumah, serta takut dinyatakan positif Covid-19 karena akan ditempatkan di pusat karantina raksasa.

"Tidak ada percakapan yang dipaksakan. Semua orang diam dan menghormati jarak dan privasi satu sama lain," kata warga lain bernama Romeo kepada AFP.

Dengan warganya yang tetap berada di rumah membuat Shanghai menjadi kota yang sunyi dan hening, kecuali suara drone yang menyiarkan perintah untuk tes Covid-19 dan imbauan tetap berada di dalam rumah.

Baca juga: Viral Video dari Warga Shanghai Ungkap Hari-hari Mencekam Lockdown Covid-19 China

AS perluas syarat vaksin bagi warga asing

Dilansir dari Reuters, pemerintah Amerika Serikat (AS) pada kamis (21/4/2022) memperluas persyaratan bagi warga asing yang melintas di perbatasan Meksiko dan Kanada dengan harus melakukan vaksinasi Covid-19.

Persyaratan tersebut diadopsi pertama kali pada November sebagai bagian dari pembukaan kembali AS untuk penyeberangan darat oleh turis asing setelah sebagian besar perbatasan ditutup untuk pengunjung sejak Maret 2020.

Bagi orang di atas umur 2 tahun yang melintasi jalur udara, wajib memberikan hasil tes negatif Covid-19 dan untuk warga asing harus menunjukkan bukti vaksinasi.

Akan tetapi, untuk yang berpergian lewat penyeberangan darat atau laut menggunakan kapal feri tidak perlu menunjukkan hasil tes negatif Covid-19.

Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS) mengatakan, keputusan itu dibuat setelah berkonsultasi dengan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC).

CDC mengatakan vaksin adalah tindakan kesehatan masyarakat yang paling efektif untuk melindungi orang dari penyakit parah terkait COVID-19 atau kematian.

Baca juga: Akankah Kasus Covid-19 Naik Lagi Pasca-mudik? Ini Kata Ahli

Singapura 

Menteri Kesehatan Singapura Ong Ye Kung mengatakan bahwa perang terhadap Covid-19 menimbulkan dilema untuk keseimbangan kehidupan dan mata pencaharian.

Singapura perlu membuat banyak keputusan penting saat ini untuk memerangi pandemi Covid-19, termasuk mengkaji apakah perintah memakai masker diperlukan serta melakukan vaksinasi dan booster.

"Setiap keputusan ini harus dipandu oleh sains dan data," katanya, dikutip dari Channel News Asia, Kamis (21/4/2022).

"Dan ketika data dan temuan baru tersedia dan kami menemukan bahwa keputusan sebelumnya tidak tepat, kami siap untuk mengubah posisi dan kebijakan kami, dan menjelaskan alasannya kepada publik," tambahnya.

Ong menjelaskan, mengatasi pandemi juga melibatkan keputusan yang dapat melampaui pemikiran sains, seperti menyeimbangkan pertimbangan kesehatan, ekonomi, dan sosial.

"Dan itulah mengapa ada pepatah, 'kehidupan versus mata pencaharian', yang merangkum dilema yang kita semua hadapi," ujarnya.

Pada Boao Forum untuk Konferensi Tahunan Asia di sesi Pendekatan Berbasis sains dalam Mememrangi Pandemi, Ong mengatakan banyak negara telah mengambil keputusan untuk hidup atau melindungi mata pencaharian mereka.

Selain itu, vaksinasi yang dilakukan juga dapat memberikan masyarakat di berbagai negara memperoleh perlindungan kuat untuk melakukan hidup lebih normal.

"Ketika sebagian besar populasi kami telah divaksinasi, kami kemudian cukup percaya diri untuk mengubah strategi kami dari 'nol-COVID' menjadi 'Hidup dengan COVID-19'," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Berapa Lama Durasi Jalan Kaki untuk Mengecilkan Perut Buncit?

Berapa Lama Durasi Jalan Kaki untuk Mengecilkan Perut Buncit?

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 28-29 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 28-29 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Tanda Kolesterol Tinggi yang Kerap Diabaikan | Bantah Bunuh Vina, Pegi Tetap Diancam Hukuman Mati

[POPULER TREN] Tanda Kolesterol Tinggi yang Kerap Diabaikan | Bantah Bunuh Vina, Pegi Tetap Diancam Hukuman Mati

Tren
Matahari Tepat di Atas Kabah, Saatnya Cek Arah Kiblat

Matahari Tepat di Atas Kabah, Saatnya Cek Arah Kiblat

Tren
Kekuasaan Sejarah

Kekuasaan Sejarah

Tren
Kisah Alfiana, Penari Belia yang Rela Sisihkan Honor Demi Berhaji, Jadi Salah Satu Jemaah Termuda

Kisah Alfiana, Penari Belia yang Rela Sisihkan Honor Demi Berhaji, Jadi Salah Satu Jemaah Termuda

Tren
Jokowi Luncurkan Aplikasi Terpadu INA Digital, Bisa Urus SIM, IKD, dan Bansos

Jokowi Luncurkan Aplikasi Terpadu INA Digital, Bisa Urus SIM, IKD, dan Bansos

Tren
Biaya UKT Universitas Muhammadiyah Maumere, Bisa Dibayar Pakai Hasil Bumi atau Dicicil

Biaya UKT Universitas Muhammadiyah Maumere, Bisa Dibayar Pakai Hasil Bumi atau Dicicil

Tren
Pegi Bantah Telah Membunuh Vina, Apakah Berpengaruh pada Proses Hukum?

Pegi Bantah Telah Membunuh Vina, Apakah Berpengaruh pada Proses Hukum?

Tren
Singapura Tarik Produk Kacang Impor Ini karena Risiko Kesehatan, Apakah Beredar di Indonesia?

Singapura Tarik Produk Kacang Impor Ini karena Risiko Kesehatan, Apakah Beredar di Indonesia?

Tren
Maskot Pilkada DKI Jakarta Disebut Mirip Kartun Shimajiro, KPU Buka Suara

Maskot Pilkada DKI Jakarta Disebut Mirip Kartun Shimajiro, KPU Buka Suara

Tren
Ramai di Media Sosial, Bagaimana Penilaian Tes Learning Agility Rekrutmen BUMN?

Ramai di Media Sosial, Bagaimana Penilaian Tes Learning Agility Rekrutmen BUMN?

Tren
Batalkan Kenaikan UKT, Nadiem: Kalau Ada Kenaikan Harus Adil dan Wajar

Batalkan Kenaikan UKT, Nadiem: Kalau Ada Kenaikan Harus Adil dan Wajar

Tren
Buntut Pencatutan Nama di Karya Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Dicopot dari Dekan dan Dosen FEB Unas

Buntut Pencatutan Nama di Karya Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Dicopot dari Dekan dan Dosen FEB Unas

Tren
Alasan Nadiem Makarim Batalkan Kenaikan UKT Perguruan Tinggi Tahun Ini

Alasan Nadiem Makarim Batalkan Kenaikan UKT Perguruan Tinggi Tahun Ini

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com