Tak berselang lama, suasana yang semula kondusif tiba-tiba ricuh di sisi barat.
Bersamaan dengan kembalinya Kapolri dan tiga wakil rakyat, hampir semua aparat kepolisian turut masuk ke dalam kompleks DPR RI.
Di saat itu aksi saling lempar botol minuman terjadi.
Massa yang mengenakan jas almamater mahasiswa mundur ke arah timur. Sedangkan sekelompok pemuda berpakaian bebas terlihat melempar-lemparkan benda.
Sekitar pukul 15.39 WIB, sebuah ban dibakar di depan gerbang DPR RI.
Tak jauh dari lokasi pembakaran ban, terlihat ada orang berkerumun tampak seperti sedang berselisih hingga terjadi perkelahian.
Di belakang kerumunan, Ade Armando terlihat sudah terkapar tak berdaya di aspal.
Tubuh juga wajahnya berdarah. Pakaiannya sudah dilucuti, dia hanya memakai celana dalam dan baju yang sudah sedikit robek.
Meski kondisinya sudah tak berdaya, Ade Armando terlihat masih diinjak sejumlah orang. Beberapa orang pun terlihat mencoba menghentikan aksi kekerasan itu.
Baca juga: Siapa Ade Armando, Dosen UI yang Babak Belur di DPR Saat Demo 11 April
Akibat amukan yang diterimanya, Ade Armando harus dipapah dua orang polisi demi menghindari demonstran.
Ia pun dibawa ke tim medis yang ada di dalam kompleks parlemen untuk mendapat pertolongan dari tim dokter kepolisian yang bertugas.
Namun, Ade kemudian dilarikan ke rumah sakit demi mendapatkan tindakan lebih lanjut.
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran menyebut, kondisi Ade Armando terdapat luka di bagian kepalanya.
"Kondisi Ade Armando cukup memprihatinkan. Beliau terluka di bagian kepala," kata Fad dalam konferensi pers, Senin (11/4/2022) malam.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal (Sekjen) organisasi masyarakat (Ormas) Pergerakan Indonesia untuk Semua (PIS) Nong Darol Mahmada menyebut, Ketua PIS Ade Armando mengalami luka serius.