Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Doa untuk Ade Armando dan Bangsa Indonesia

Kompas.com - 12/04/2022, 12:04 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SEBAGAI pendiri Sanggar Pembelajaran Kemanusiaan, saya bersyukur alhamdullilah bahwa dalam menunaikan tugas mengawal rakyat yang turun ke jalan pada tanggal 11 April 2022, laskar polisi dilarang membawa senjata api.

Larangan membawa senjata api merupakan fakta yang membuktikan kesungguhan hati aparat keamanan negara menghindari kekerasan.

Dari pihak pendemo juga tampak berusaha keras menghindari kekerasan sehingga dambaan yang tersirat dan tersurat di dalam Doa Untuk Demo 11 April pada hakikatnya terkabul.

Meski wajar tiada gading tak retak, namun sangat disayangkan telah terjadi insiden penganiayaan terhadap Ade Armando sehingga tokoh media sosial garis keras ini terpaksa dirawat di Rumah Sakit Siloam.

Polemik pro kontra tampil di panggung dunia maya tentang layak-tidaknya Ade Armando dianiaya. Ada yang membenarkan, namun ada pula yang tidak membenarkan.

Namun sebagai pendiri Sanggar Pembelajaran Kemanusiaan jelas bahwa saya tidak layak membenarkan kekerasan yang dilakukan manusia terhadap manusia apa pun alasannya.

Hukum telah memberikan jalan keluar dari perangkap kekerasan yang dilakukan manusia
terhadap manusia.

Silakan suka atau tidak suka terhadap Ade Armando sama halnya dengan suka atau tidak suka terhadap polisi atau mahasiswa.

Namun sesuai sila ke dua Pancasila, yaitu Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, maka adalah tidak adil dan tidak beradab apabila ada warga Indonesia yang tega melakukan penganiayaan terhadap Ade Armando.

Di masa Reformasi dan masa medsos, kekerasan berkembang tidak hanya terbatas dalam bentuk kekerasan ragawi.

Melalui jalur media sosial kekerasan juga merajalela dalam bentuk angkara murka kekerasan verbal yang menganiaya batin manusia.

Kekerasan verbal bahkan memecah-belah bangsa dengan caci maki hewani seperti anjing, babi, cebong, kampret dan teranyar adalah kadrun sebagai akronim kadal gurun demi menganiaya perasaan yang menjadi sasaran caci maki.

Kadrun malah bersifat SARA sebab dikaitkan dengan agama dan ras tertentu.

Maka sebagai pendiri Sanggar Pembelajaran Kemanusiaan dengan penuh kerendahan hati saya bersujud memanjatkan doa permohonan kepada Yang Maha Kasih berkenan bermurah hati menganugerahkan kesembuhan bagi Ade Armando.

Saya juga memohon perkenan Yang Maha Kasih menganugerahkan kekuatan lahir batin kepada bangsa Indonesia agar segera menunaikan Jihad Al Nafs demi menghentikan segenap angkara murka kekerasan ragawi mau pun verbal berupa caci-maki dan hujatan demi bukan merusak, namun justru merawat sila poros Pancasila, yaitu Persatuan Indonesia. AMIN.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com