Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Toilet Training, Cara, Waktu dan Manfaatnya

Kompas.com - 25/03/2022, 14:00 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Anak perlu diajari banyak hal dulu hingga bisa melakukan segala sesuatu secara mandiri, termasuk buang air di toilet.

Melatih anak untuk terbiasa buang air kecil maupun besar di toilet, disebut sebagai toilet training.

Semakin cepat bisa buang air di kamar mandi, maka akan mengurangi pemakaian popok pada anak.

Untuk lebih memahaminya, mari membahas sejumlah hal terkait toilet training.

Baca juga: Mengenal Sleep Training, Berikut Manfaatnya untuk Anak

Kapan toilet training?

Dikutip dari laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), tidak ada waktu pasti kapan toilet training dapat dilakukan.

Yang jelas, untuk memulai latihan ini, orang tua harus mengamati anak-anak mereka. Jika sudah menunjukkan tanda-tanda, maka toilet training bisa dimulai.

Berikut tanda anak siap melakukan toilet training:

  1. Anak mampu menirukan Anda dan menunjukkan rasa tertarik untuk belajar, misalnya mengikuti ke kamar mandi
  2. Anak mampu mengembalikan benda-benda ke tempatnya, baik diminta ataupun tidak
  3. Anak mampu menunjukkan tanda kemandirian dengan berkata tidak
  4. Anak mampu berjalan dan duduk dengan baik
  5. Anak mampu menyampaikan rasa ingin buang air, baik kecil atau besar
  6. Anak mampu melepas dan mengenakan pakaiannya sendiri

Dikutip dari Kids Health, sebagian besar anak mulai menunjukkan tanda-tanda tersebut pada usia 18-24 bulan.

Namun, tidak masalah jika tanda-tanda itu baru terlihat melewati usia 24 bulan.

Baca juga: Tingkatkan Perkembangan Otak, Ini Manfaat Mendongeng bagi Anak

Metode toilet training

Berikut sejumlah hal yang bisa dilakukan untuk memulai toilet training pada anak:

  1. Kenali isyarat atau tanda ketika anak merasa ingin buang air, seperti ekspresi wajah, perilaku, atau posisi tertentu
  2. Tanyakan apakah ia ingin ke toilet saat isyarat itu timbul
  3. Selalu berikan contoh, baik tentang cara duduk di toilet maupun contoh kebiasaan makan yang mengandung banyak serat
  4. Pada awal toilet training, biarkan anak laki-laki belajar buang air kecil dengan cara duduk, karena belajar buang air kecil langsung dalam posisi berdiri dapat menyulitkan proses belajar duduk di toilet untuk buang air besar.
  5. Latihan buang air dapat dimulai satu kali sehari pada waktu yang sama, misalnya setelah makan atau saat mandi
  6. Ketika anak toilet training sudah mulai menunjukkan hasil, kurangi pemakaian popok secara bertahap
  7. Ajari anak untuk buang air di malam hari sebelum tidur
  8. Konsultasi dengan dokter anak apabila anak Anda belum dapat mengendalikan buang air saat ia berusia 7 tahun.

Baca juga: Jangan Terlalu Lama Duduk di Dalam Toilet, Ini Bahayanya

Lama toilet training

Proses toilet training mungkin akan memakan waktu cukup lama, sekitar 3-6 bulan, hingga akhirnya berhasil.

Namun bisa juga lebih cepat atau lebih lambat dari itu.

Jika Anda memulainya di usia yang terlalu dini, proses toilet training bisa memakan waktu yang lebih lama.

Yang perlu diingat, ketika toilet training sudah berhasil, bukan berarti anak Anda akan langsung mahir untuk selalu buang air di toilet.

Terkadang, ia bisa saja masih akan mengompol atau buang air besar di celana.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Tren
Asal-usul Gelar 'Haji' di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Asal-usul Gelar "Haji" di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Tren
Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar 'Money Politics' Saat Pemilu Dilegalkan

Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar "Money Politics" Saat Pemilu Dilegalkan

Tren
Ilmuwan Temukan Eksoplanet 'Cotton Candy', Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Ilmuwan Temukan Eksoplanet "Cotton Candy", Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Tren
8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

Tren
Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Tren
Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Tren
El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

Tren
Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Tren
Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Tren
Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Tren
7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

Tren
Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Tren
Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Tren
Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com