Drone ini dikembangkan di Turki selama beberapa dekade terakhir setelah AS menolak untuk menjual drone buatannya, seperti Reaper.
Drone Bayraktar TB2 memiliki harga sekitar 1 juta dollar AS atau Rp 14 Miliar.
Dikutip dari Fortune, Drone Bayraktar TB2 adalah kendaraan tak berawak pertama Turki.
Meskipun ia tak secanggih Drone Reaper, tetapi daya tariknya terletak pada rasio biaya dan manfaat yang sangat efisien di medan perang.
Drone ini mudah dipakai dibandingkan dengan persenjataan berteknologi tinggi lainnya.
Drone memiliki jangkauan terbatas sekitar 150 km dan dapat terbang di udara selama lebih dari 24 jam untuk menunggu saat yang tepat untuk menyerang.
“Ini memberi Ukraina keunggulan kualitatif baru atas musuh,” ujar Juru Bicara Komando Angkatan Udara Ukraina Letnan Kolonel Yuri Ignat.
Baca juga: Bayraktar TB2, Simbol Kebangkitan Turki Jadi Negara Adidaya Drone
Drone Bayraktar TB2 telah terlihat digunakan saat konflik Turki, Libya dan Suria.
Selain itu drone ini juga menarik perhatian publik saat perang Azerbaijan dan Armenia.
Di mana Azerbaijan muncul sebagai pemenang berkat pemakaian TB2 untuk menghancurkan tank dan artileri Armenia yang relatif maju.
Di konflik Ukraina ini, saat berbagai pakar militer menilai militer Rusia jauh lebih maju dan akan berhasil menduduki Ukraina, Bayraktar TB2 membantu Ukraina memanfaatkan masalah logistik yang mampu membuat konvoi Rusia terdampar.
Walaupun drone ini rentan terhadap serangan jet tempur, helikopter, dan rudal, tetapi sejauh ini keberhasilannya adalah berkat operasi drone yang dilakukan secara mengejutkan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.