Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta-fakta Vaksin Dosis Keempat, Diwacanakan Ada di Indonesia

Kompas.com - 25/02/2022, 11:30 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

Vaksin yang digunakan adalah Pfizer/BioNTech, yang merupakan inokulasi yang digunakan di Israel.

“Saya melakukan ini dengan sepenuh hati karena dua alasan, pertama untuk melindungi diri saya sendiri. Dan yang tidak kalah pentingnya, keinginan saya untuk menghindari penularan penyakit kepada pasien kami," kata Lavee.

Baca juga: Muncul Usulan Vaksinasi Dosis Keempat, Ini Kata Satgas Covid-19

3. Penelitian vaksin dosis keempat

Penelitian mengenai vaksinasi Covid-19 dosis keempat yang pertama kali dilakukan adalah saat Lavee disuntik vaksin dosis keempat. Eksperimen itu berlangsung sekitar 6 bulan.

Studi itu menguji efek dosis vaksin keempat pada tingkat antibodi, mencegah penularan, dan memeriksa keamanannya.

Dilansir Nature, Rabu (23/2/2022), uji coba yang dilakukan Israel menunjukkan vaksinasi keempat meningkatkan tingkat antibodi tetapi hanya memberikan sedikit perlindungan ekstra terhadap infeksi SARS-CoV-2.

Studi tersebut dipublikasikan di server pracetak medRxiv pada 15 Februari tanpa tinjauan sejawat.

Menurut ahli imunologi komputasi di University of New South Wales di Sydney, Australia, Miles Davenport, bahwa vaksin mRNA saat ini mencapai "batas kekebalan" setelah dosis ketiga.

Dosis lebih lanjut mungkin hanya akan memulihkan kekebalan yang hilang dari waktu ke waktu karena memudarnya, men.

“Dosis ketiga sangat, sangat penting,” kata Gili Regev-Yochay, seorang dokter dan peneliti penyakit menular di Sheba Medical Center di Ramat Gan, yang ikut menulis penelitian tersebut.

Baca juga: Vaksin Booster Dosis Keempat Diwacanakan, Wamenkes: Mungkin Diperlukan, tapi Tidak Sekarang

Kendati demikian, orang yang masih muda dan sehat dan tidak memiliki faktor risiko, mungkin tidak akan mendapat banyak manfaat dari dosis keempat ketika berhadapan dengan Omicron.

Namun, dia dan yang lainnya mengatakan dosis keempat bisa bermanfaat bagi orang yang berisiko lebih tinggi terkena penyakit parah.

Para peneliti menemukan, setelah dosis vaksin ketiga, antibodi peserta dapat memblokir Omicron dari menginfeksi sel, tetapi tidak sebaik mereka memblokir varian Delta.

Setelah dosis keempat, potensi antibodi terhadap Omicron meningkat tetapi juga tidak lebih dari potensinya terhadap Delta.

Sebelumnya, Regev-Yochay dan rekan-rekannya mendaftarkan 274 petugas kesehatan dalam uji klinis, pada akhir 2021.

Para petugas kesehatan diberi suntikan keempat vaksin mRNA setidaknya 4 bulan setelah dosis ketiga mereka. Beberapa menerima vaksin yang dibuat oleh Pfizer dan lainnya menerima yang dibuat oleh Moderna.

Baca juga: Cara Daftar Vaksin Booster via Aplikasi JAKI untuk Warga Jakarta

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Matahari Tepat di Atas Kabah 27 Mei, Ini Cara Meluruskan Kiblat Masjid

Matahari Tepat di Atas Kabah 27 Mei, Ini Cara Meluruskan Kiblat Masjid

Tren
Kisah Pilu Simpanse yang Berduka, Gendong Sang Bayi yang Mati Selama Berbulan-bulan

Kisah Pilu Simpanse yang Berduka, Gendong Sang Bayi yang Mati Selama Berbulan-bulan

Tren
Bobot dan Nilai Minimum Tes Online 2 Rekrutmen BUMN 2024, Ada Tes Bahasa Inggris

Bobot dan Nilai Minimum Tes Online 2 Rekrutmen BUMN 2024, Ada Tes Bahasa Inggris

Tren
6 Artis yang Masuk Bursa Pilkada 2024, Ada Ahmad Dhani dan Raffi Ahmad

6 Artis yang Masuk Bursa Pilkada 2024, Ada Ahmad Dhani dan Raffi Ahmad

Tren
7 Dokumen Syarat Pendaftaran CPNS 2024 yang Wajib Disiapkan

7 Dokumen Syarat Pendaftaran CPNS 2024 yang Wajib Disiapkan

Tren
Kelompok yang Boleh dan Tidak Boleh Beli Elpiji 3 Kg, Siapa Saja?

Kelompok yang Boleh dan Tidak Boleh Beli Elpiji 3 Kg, Siapa Saja?

Tren
Jarang Diketahui, Ini Manfaat dan Efek Samping Minum Teh Susu Setiap Hari

Jarang Diketahui, Ini Manfaat dan Efek Samping Minum Teh Susu Setiap Hari

Tren
Pertamina Memastikan, Daftar Beli Elpiji 3 Kg Pakai KTP Tak Lagi Dibatasi hingga 31 Mei 2024

Pertamina Memastikan, Daftar Beli Elpiji 3 Kg Pakai KTP Tak Lagi Dibatasi hingga 31 Mei 2024

Tren
Benarkah Makan Cepat Tingkatkan Risiko Obesitas dan Diabetes?

Benarkah Makan Cepat Tingkatkan Risiko Obesitas dan Diabetes?

Tren
BMKG: Daftar Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 24-25 Mei 2024

BMKG: Daftar Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 24-25 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Ikan Tinggi Natrium, Pantangan Penderita Hipertensi | Sosok Pegi Pelaku Pembunuhan Vina

[POPULER TREN] Ikan Tinggi Natrium, Pantangan Penderita Hipertensi | Sosok Pegi Pelaku Pembunuhan Vina

Tren
8 Golden Rules JKT48 yang Harus Dipatuhi, Melanggar Bisa Dikeluarkan

8 Golden Rules JKT48 yang Harus Dipatuhi, Melanggar Bisa Dikeluarkan

Tren
Saat Prabowo Ubah Nama Program Makan Siang Gratis Jadi Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak...

Saat Prabowo Ubah Nama Program Makan Siang Gratis Jadi Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak...

Tren
Microsleep Diduga Pemicu Kecelakaan Bus SMP PGRI 1 Wonosari, Apa Itu?

Microsleep Diduga Pemicu Kecelakaan Bus SMP PGRI 1 Wonosari, Apa Itu?

Tren
Ilmuwan Temukan Kemungkinan Asal-usul Medan Magnet Matahari, Berbeda dari Perkiraan

Ilmuwan Temukan Kemungkinan Asal-usul Medan Magnet Matahari, Berbeda dari Perkiraan

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com