Mengutip The Guardian, Sabtu (15/1/2022), baru-baru ini muncul perdebatan mengapa begitu banyak wanita Korea Selatan memilih untuk tidak punya anak.
Perdebatan ini dipicu karena adanya tips kehamilan tradisional, yang dibuat oleh saran pemerintah kota Seoul untuk ibu hamil.
Tips kehamilan ini menyinggung soal bagaimana memenuhi setiap kebutuhan suami saat para ibu hamil berat.
Saran dari pemerintah ini muncul setelah pemerintah mengumumkan bahwa populasi Korea Selatan menurun dengan 275.815 kelahiran dan 307.764 kematian pada 2021.
Warganet mengecam saran itu seharusnya diturunkan atau pemerintah memberikan edukasi yang jelas tentang sikap terhadap peran gender di Korea Selatan.
Beberapa saran konservatif yang dielu-elukan pemerintah seperti, wanita harus menjaga berat badannya dengan melihat pakaian yang mereka pakai sebelum mereka hamil.
Saat mencapai tanggal melahirkan, wanita hamil harus memastikan bahwa suami mereka memiliki cukup makanan dan pakaian ganti untuk menopang mereka selama beberapa hari yang tersisa untuk mengurus diri mereka sendiri.
Sementara ketika mereka kembali ke rumah dengan anggota keluarga yang baru, mereka harus menghindari penampilan “berantakan” pascamelahirkan dengan mengenakan pita rambut.
Tetapi tekanan untuk mematuhi peran gender tradisional hanyalah salah satu alasan mengapa lebih banyak wanita Korea Selatan menghindari pernikahan dan kehidupan keluarga.
Sebab, hal itu justru menambah ketakutan bagi penduduk negara itu dan kesehatan ekonomi jangka panjang.
Baca juga: Kisah Tragis Cheoljong, Raja Dinasti Joseon dalam Drakor Mr Queen