Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kota Ini Tawarkan Rp 23 Juta bagi Perempuan yang Melahirkan pada 2022

Kompas.com - 08/02/2022, 10:30 WIB
Retia Kartika Dewi,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pemerintah metropolitan Seoul, Korea Selatan akan memberikan bantuan Rp 23 juta bagi orangtua yang melahirkan bayi pada tahun 2022.

Insentif ini diberikan untuk meningkatkan tingkat kelahiran di Seoul.

Dikutip dari Insider, Jumat (21/1/2022), bantuan yang ditawarkan yakni sebesar 1.600 dollar AS (2 juta won) atau sekitar Rp 23 juta dalam bentuk voucher tunai.

Insentif tersebut merupakan bentuk dari salah satu subsidi persalinan yang telah diluncurkan oleh pemerintah Korea Selatan dalam beberapa bulan terakhir.

Pada November 2021, Layanan Asuransi Kesehatan Nasional negara itu mengumumkan bahwa mereka akan memberikan voucher tunai sebesar 837 dollar AS (sekitar Rp 12 juta) kepada ibu baru dan 1.172 dollar AS (Rp 16,8 juta) kepada ibu baru yang melahirkan anak kembar.

Pihak berwenang Korea Selatan juga mencabut pembatasan sebelumnya yang mencegah orangtua baru menggunakan voucher untuk membayar biaya pengobatan.

Baca juga: Mengenal Consigliere, Profesi Song Joong Ki di Drama Korea Vincenzo

Cara mendapatkan voucher tunai Rp 23 juta

Agar mendapatkan bantuan tunai itu, orangtua harus memenuhi syarat dengan melakukan pendaftaran kelahiran anaknya mulai 1 Januari 2022.

Kemudian, orangtua bisa menukarkan voucher tersebut secara online maupun offline di pusat komunitas lokal. Voucher itu berlaku sampai akhir tahun 2022.

Apa yang terjadi di Korea Selatan?

Menurut statistik kelahiran dan kematian Korea Selatan yang dirilis oleh pemerintah Korea Selatan pada tahun 2021, tingkat kesuburan Korea Selatan adalah 0,84 pada 2020.

Pada 1960, tingkat kelahiran di Korea Selatan berada dalam kategori puncak dengan skala 6.

Namun seiring waktu, statistik tingkat kelahiran semakin bergeser. Saat ini, Korea Selatan memiliki tingkat kesuburan terendah di dunia.

Hal ini disebabkan karena milenial di Korea Selatan masih memikirkan utang dan kurangnya perumahan yang terjangkau.

Oleh karena itu, mereka belum berkeinginan membangun rumah tangga atau berkeluarga.

Pada Juli 2021, Insider melaporkan, rendahnya tingkat kelahiran di Korea Selatan dinilai sangat mencolok, sampai ratusan sekolah dikosongkan dan ditinggalkan karena kekurangan murid.

Baca juga: Mengenal Gongjin, Tempat Tinggal Hong Banjang di Drakor Hometown Cha Cha Cha

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Soroti Kasus Viral Ibu dan Anak Baju Biru di Tangsel, KPAI: Memori Buruk Dapat Melekat pada Korban

Soroti Kasus Viral Ibu dan Anak Baju Biru di Tangsel, KPAI: Memori Buruk Dapat Melekat pada Korban

Tren
Ramai soal Tren Pernikahan Tanpa Rasa Cinta dan Hasrat Seksual di Jepang, Apa Itu?

Ramai soal Tren Pernikahan Tanpa Rasa Cinta dan Hasrat Seksual di Jepang, Apa Itu?

Tren
Perbandingan Ranking FIFA Indonesia Vs Irak, Bakal Duel di Kualifikasi Piala Dunia 2026

Perbandingan Ranking FIFA Indonesia Vs Irak, Bakal Duel di Kualifikasi Piala Dunia 2026

Tren
Kronologi Bupati Halmahera Utara Ancam Demonstran Pakai Parang, Berujung Dilaporkan ke Polisi

Kronologi Bupati Halmahera Utara Ancam Demonstran Pakai Parang, Berujung Dilaporkan ke Polisi

Tren
Bukan Mewakili Jumlah Anggota, Ini Makna 12 Bintang Emas yang Ada di Bendera Uni Eropa

Bukan Mewakili Jumlah Anggota, Ini Makna 12 Bintang Emas yang Ada di Bendera Uni Eropa

Tren
Pendaftaran PPDB SD Surabaya 2024 Jalur Zonasi Kelurahan Dibuka, Klik Sd.ppdbsurabaya.net/pendaftaran

Pendaftaran PPDB SD Surabaya 2024 Jalur Zonasi Kelurahan Dibuka, Klik Sd.ppdbsurabaya.net/pendaftaran

Tren
Mengenal Robot Gaban 'Segede Gaban', Sebesar Apa Bentuknya?

Mengenal Robot Gaban "Segede Gaban", Sebesar Apa Bentuknya?

Tren
Motif Ibu di Tangsel Rekam Video Cabuli Anak Sendiri, Mengaku Diancam dan Dijanjikan Rp 15 Juta

Motif Ibu di Tangsel Rekam Video Cabuli Anak Sendiri, Mengaku Diancam dan Dijanjikan Rp 15 Juta

Tren
Perang Balon Berlanjut, Pembelot Korea Utara Ancam Kirim 5.000 USB Berisi Drama Korea Selatan

Perang Balon Berlanjut, Pembelot Korea Utara Ancam Kirim 5.000 USB Berisi Drama Korea Selatan

Tren
Terdampak Balon Isi Sampah dari Korut, Warga Korsel Bingung Minta Ganti Rugi ke Siapa

Terdampak Balon Isi Sampah dari Korut, Warga Korsel Bingung Minta Ganti Rugi ke Siapa

Tren
Video Viral Bocah Jatuh dari JPO Tol Jatiasih karena Pagar Berlubang, Jasa Marga Buka Suara

Video Viral Bocah Jatuh dari JPO Tol Jatiasih karena Pagar Berlubang, Jasa Marga Buka Suara

Tren
Iuran Tapera Dinilai Belum Bisa Dijalankan, Ini Alasannya

Iuran Tapera Dinilai Belum Bisa Dijalankan, Ini Alasannya

Tren
Maladewa Larang Warga Israel Masuk Negaranya, Solidaritas untuk Palestina

Maladewa Larang Warga Israel Masuk Negaranya, Solidaritas untuk Palestina

Tren
Syarat dan Cara Daftar PPDB Jabar 2024, Akses di Sapawarga atau Klik ppdb.jabarprov.go.id

Syarat dan Cara Daftar PPDB Jabar 2024, Akses di Sapawarga atau Klik ppdb.jabarprov.go.id

Tren
Profil Bambang Susantono dan Dhony Rahajoe, Kepala dan Wakil Kepala IKN yang Mengundurkan Diri

Profil Bambang Susantono dan Dhony Rahajoe, Kepala dan Wakil Kepala IKN yang Mengundurkan Diri

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com