Dokter juga akan melakukan tes darah teratur untuk melihat efek dari perawatan hormon.
Serta akan diminta melakukan USG untuk mendeteksi ovulasi dan perkembangan sel telur.
Baca juga: Ramai Twit soal Konsumsi Kopi Menyebabkan Payudara Mengecil dan Kendur, Ini Penjelasan Dokter
Dokter nantinya akan memasukkan jarum pada folikel ovarium untuk mendapatkan sel telur yang telah matang.
Dalam prosesnya dokter akan memantau melalui ultrasound. Namun jika tak terlihat, maka akan dilakukan operasi perut untuk mengangkatnya.
Setelah sel telur diambil selanjutnya pembekuan dilakukan secepat mungkin.
Baca juga: Mengenal Penyakit Autoimun seperti yang Dialami Ashanty
Dokter menyuntikkan larutan khusus ke dalam sel telur sebelum membekukan guna mengatasi kristal es rusak akibat sel-sel telur yang penuh dengan air.
Nantinya ketika seseorang yang telah siap untuk memiliki bayi maka sel telur yang dibekukan akan dibuahi di laboratorium menggunakan sperma dari pasangan.
Jika prosedur berhasil maka sel telur berkembang menjadi embrio yang mengalami implantasi di rahim wanita beberapa hari kemudian.
Baca juga: Mengenal Apa Itu Fetish dan Bagaimana Bisa Muncul?
Data kehamilan dari egg freezing bervariasi.
American Society for Reproductive Medicine (ASRM) memperkirakan bahwa 2–12 persen sel telur beku berkembang menjadi kehamilan hidup untuk wanita di bawah usia 38 tahun.
Faktor-faktor penentu egg freezing berhasil digunakan seseorang untuk mendapatkan bayi di masa yang akan datang yakni:
Baca juga: Ahli Sebut Fetish Tak Bisa Sembuh tapi Bisa Dikontrol, Bagaimana Caranya?
Egg freezing tidak selalu berhasil menghasilkan kelahiran hidup.
Peluang keberhasilan setiap egg freezing menghasilkan kelahiran hidup antara 2 dan 12 persen.
Hal ini dipengaruhi sejumlah faktor yang bisa mempengaruhi peluang kehamilan seperti kesehatan rahim, usia dan kesehatan secara keseluruhan.