KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan potensi bencana yang dapat terjadi di Indonesia saat libur Natal dan tahun baru.
Dalam rapat kerja Komisi V DPR, 1 Desember 2021, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati juga mengungkapkan sejumlah potensi bencana yang dapat terjadi di Indonesia.
Diberitakan Kompas.com, 1 Desember 2021, salah satu potensi bencana itu ada di daerah Selat Sunda, tepatnya Cilegon, Banten, di mana bencana yang dimaksud adalah tsunami.
"Kami berikan informasi zona yang rawan tsunami misalnya di Cilegon, Banten, itu juga tempat wisata di Selat Sunda dapat berpotensi skenario terburuk mengalami tsunami dengan ketinggian hingga 8 meter," kata Dwikorita.
Berdasarkan data sejarah tsunami di Indonesia periode 1600-2021 yang dihimpun Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono, dalam catatan sejarah, tsunami banyak terjadi pada akhir dan awal tahun.
Mohon maklum, jika kami tak bosan-bosan menyampaikan pesan kesiagaan akan potensi tsunami. Karena kompilasi data sejarah tsunami di Indonesia periode 1600-2021 memang lebih banyak di akhir dan awal tahun. pic.twitter.com/Kso7AXvnp2
— DARYONO BMKG (@DaryonoBMKG) December 4, 2021
Baca juga: Ramai soal Potensi Tsunami 8 Meter Saat Nataru di Cilegon Disebut Akal Bulus, Ini Kata BMKG
Daryono menjelaskan, menurut data sejarah tsunami di Indonesia, tsunami memang banyak terjadi pada awal dan akhir tahun.
Akan tetapi, Daryono menekankan, bukan berarti awal dan akhir tahun merupakan musim tsunami.
Tren itu bisa bergeser, jadi tidak ada penjelasannya mengapa kebanyakan tsunami di awal atau akhir tahun.
"Tapi catatan sejarah menunjukkan seperti itu. Karena ada sumber gempa, bukan karena Desember-nya atau Januari-nya. Tapi memang dari catatan sejarah menunjukkan seperti itu. Jadi bukan bermaksud musim tsunami," kata Daryono saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (4/12/2021).
Mengenai potensi tsunami di Cilegon hingga mencapai 8 meter, Daryono menegaskan, itu bukan prediksi melainkan potensi.
Dia menjelaskan, prediksi merujuk pada waktu tertentu, seperti meramalkan akan terjadi pada akhir tahun.
Sementara, potensi terlepas dari itu, bisa terjadi kapan saja. Tak ada yang bisa memperkirakan kapan tsunami akan terjadi.
"Konteksnya bukan memprediksi akan terjadi pada periode Natal dan tahun baru. Sama sekali BMKG tidak pernah mengeluarkan prediksi terkait dengan kejadian tsunami," kata dia.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Gempa Mentawai M 7,7 dan Tsunami, Ratusan Orang Tewas
Daryono mengatakan, apa yang dikatakan Kepala BMKG bukan prediksi tetapi potensi sebagai kesiapsiagaan saat Natal dan tahun baru.
Siaga tak hanya terkait tsunami dan gempa, tapi juga potensi cuaca, gelombang laut, iklim, dan sebagainya.