"Konteksnya itu memberikan pesan kesiagaan karena banyak banjir, tanah longsor, gelombang laut bisa tinggi karena banyak badai tropis. Nah, salah satunya memberi contoh Cilegon yang sudah kita kaji petanya. Seperti halnya daerah lain yang sudah dipetakan," kata Daryono.
Daryono menyebutkan, tak hanya Cilegon yang harus waspada akan adanya potensi bencana, tetapi daerah-daerah lain di Indonesia.
Cilegon termasuk yang diperhatikan karena di Selat Sunda menurut catatan sejarah pernah terjadi tsunami.
"Pernah terjadi tsunami pada 2018. Lebih dari 9 kali (tsunami) pada masa lalu. Karena di situ ada sumber gempa Megatrust sejak ratusan tahun, belum memicu gempa besar di Selat Sunda, jadi ini yang kita ingatkan," kata Daryono.
Daryono mengatakan, dalam ketidakpastian kapan terjadinya tsunami maka pemerintah daerah, stakeholder, dan masyarakat bisa melakukan upaya-upaya mitigasi konkret.
Upaya itu antara lain memasang rambu, perencanaan tata ruang, melatih evakuasi, penentuan titik kumpul, penentuan titik evakuasi, membuat jalur, peringatan dini, dan sebagainya.
Baca juga: 12 Indikator Masyarakat Siaga Tsunami, Simak Penjelasan BMKG
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.