Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Wisnu Nugroho
Pemimpin Redaksi Kompas.com

Wartawan Kompas. Pernah bertugas di Surabaya, Yogyakarta dan Istana Kepresidenan Jakarta dengan kegembiraan tetap sama: bersepeda. Menulis sejumlah buku tidak penting.

Tidak semua upaya baik lekas mewujud. Panjang umur upaya-upaya baik ~ @beginu

Desa Paling Bersih di Jawa Ada di Blora, Desa Komunitas Sedulur Sikep

Kompas.com - 30/11/2021, 09:08 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

HAI, apa kabarmu?

Semoga kabarmu baik karena anugerah kesehatan baik raga maupun jiwa. 

Kekhawatiran dunia karena varian baru Covid-19 Omicron semoga tidak membuatmu panik tetapi tetap waspada dengan disiplin menerapkan prokes.

Sebagai varian terbaru, Omicron memiliki kemampuan menular lima kali lebih cepat dari varian asli virus corona SARS-CoV-2 yang pertama ditemukan di Wuhan, China pada Desember 2019.

Omicron bisa cepat menular karena kemampuannya melawan atau menghindari kekebalan tubuh.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut, Omicron memiliki lebih banyak mutasi dan beberapa di antaranya mengkhawatirkan.

Omicron pertama kali ditemukan di Afrika Selatan. Setelah itu, Omicron terdeteksi di Inggris, Skotlandia, Jerman, Italia, Belgia, Botswana, Israel, dan Hong Kong.

Karena sifat virus yang tidak akan pernah hilang dan akan terus bermutasi, kepanikan dan kekhawatiran berlebih bukan respons yang tepat.

Sambil terus waspada, disiplin menerapkan prokes dan menyediakan diri divaksin adalah respons paling tepat untuk mencegah penularannya.

Prokes mencegah kita terpapar virus. Vaksin mencegah keparahan jika ternyata kita terpapar virus meskipun sudah merasa disiplin prokes.

Soal virus dan bagaimana respons atasnya, minggu lalu, saya mendapat pandangan yang berbeda dan menjadi respons yang tepat juga menurut saya.

Penerbangan perdana pesawat Citilink rute Jakarta ke Bandara Ngloram, Cepu, Jawa Tengah, Jumat (26/11/2021).KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO Penerbangan perdana pesawat Citilink rute Jakarta ke Bandara Ngloram, Cepu, Jawa Tengah, Jumat (26/11/2021).
Minggu lalu, saya pergi ke Blora, Jawa Tengah untuk mencoba penerbangan perdana Citilink dari Bandara Halim Perdanakusuma ke Bandara Ngloram Cepu di Blora.

Penerbangan sekitar 1 jam 30 menit membuat Blora yang semula serba tanggung posisinya untuk didatangi menjadi terbuka dari ketanggungannya.

Penerbangan perdana yang membuat Bupati Blora Arief Rohman, Wakil Bupati Tri Yuli Setyowati, dan warga Blora bungah. Blora keluar dari ketanggungannya karena adanya penerbangan ini.

Pandangan berbeda soal virus dan bagaimana respons atasnya, saya dengar saat bertandang ke Desa Klopoduwur, Banjarjero, Blora, tempat Mbah Lasiyo dan Sedulur Sikep tinggal.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Pelaku Penyelundupan Orang Bermodus Iklan Lowker via TikTok Ditangkap di Surabaya, Ini Kronologinya

Pelaku Penyelundupan Orang Bermodus Iklan Lowker via TikTok Ditangkap di Surabaya, Ini Kronologinya

Tren
Apa yang Akan Terjadi Saat Berjalan Kaki 10.000 Langkah per Hari Selama Sebulan?

Apa yang Akan Terjadi Saat Berjalan Kaki 10.000 Langkah per Hari Selama Sebulan?

Tren
3 Manfaat Mengonsumsi Madu dan Teh Hijau, Baik bagi Penderita Diabetes

3 Manfaat Mengonsumsi Madu dan Teh Hijau, Baik bagi Penderita Diabetes

Tren
BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir pada 18-19 Mei 2024

BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir pada 18-19 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Wilayah Berpotensi Hujan Lebat 17-18 Mei 2024 | Ikan Tinggi Purin Pantangan Penderita Asam Urat

[POPULER TREN] Wilayah Berpotensi Hujan Lebat 17-18 Mei 2024 | Ikan Tinggi Purin Pantangan Penderita Asam Urat

Tren
Kondisi Geografis Mahakam Ulu, Tetangga IKN yang Dikepung Sungai dan Kini Darurat Banjir

Kondisi Geografis Mahakam Ulu, Tetangga IKN yang Dikepung Sungai dan Kini Darurat Banjir

Tren
Pesona Air Terjun

Pesona Air Terjun

Tren
Update Banjir Mahakam Ulu, Ratusan Orang Masih Mengungsi

Update Banjir Mahakam Ulu, Ratusan Orang Masih Mengungsi

Tren
Ribka Sugiarto Mundur dari Pelatnas, Kekasih Ungkap Alasannya

Ribka Sugiarto Mundur dari Pelatnas, Kekasih Ungkap Alasannya

Tren
Ilmuwan Akhirnya Tahu Bagaimana Cara Orang Mesir Kuno Membangun Piramida

Ilmuwan Akhirnya Tahu Bagaimana Cara Orang Mesir Kuno Membangun Piramida

Tren
Ada Aturan Baru KRIS, Apakah Perawatan ICU Ditanggung BPJS Kesehatan?

Ada Aturan Baru KRIS, Apakah Perawatan ICU Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Jemaah Tolong Jemaah, Kisah Manis Persaudaraan di Madinah

Jemaah Tolong Jemaah, Kisah Manis Persaudaraan di Madinah

Tren
Kata BWF soal Keputusan Kevin Sanjaya Pensiun dari Bulu Tangkis

Kata BWF soal Keputusan Kevin Sanjaya Pensiun dari Bulu Tangkis

Tren
Seorang Pria yang Diduga Terafiliasi Jemaah Islamiyah Serang Kantor Polisi Malaysia, 2 Petugas Meninggal Dunia

Seorang Pria yang Diduga Terafiliasi Jemaah Islamiyah Serang Kantor Polisi Malaysia, 2 Petugas Meninggal Dunia

Tren
Cara Menaikkan Trombosit bagi Pasien Demam Berdarah Dengue (DBD)

Cara Menaikkan Trombosit bagi Pasien Demam Berdarah Dengue (DBD)

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com