Tidak hanya sekali saya datang. Saat datang untuk kedua kali dan hujan lebat sepanjang hari, jalan-jalan di komunitas Sedulur Sikep ini bersih.
Got di tepi jalan mengalir dengan lancar. Air gotnya jernih sehingga membuat kita mengetahui seperti apa wujud air hujan jika dikumpulkan.
Tidak ada sampah terbawa arus got di tengah permukiman. Cukup lama saya tertegun mendengar bunyi hujan dengan suara aliran got yang mengantar air hujan ke sawah dan ladang.
Dari perjalanan saya ke sejumlah tempat, mungkin ini desa paling bersih yang pernah saya jumpai. Perlu riset tambahan pastinya untuk penilaian subjektif ini.
Soal kebersihan yang terjaga, Mbah Pram, tokoh Samin Sedulur Sikep di Desa Sambongrejo mengatakan hal itu dilakukan karena kesadaran dan keteladanan.
Mbah Pram atau nama lengkapnya Pramugi Prawiro Wijoyo mengemukakan, terkait desa yang bersih, para orangtua tidak berteriak-teriak menyerukan tetapi dalam hening mempraktikkan.
Saat jalan ke ladang mendapati sampah misalnya, siapa pun, juga para sesepuh mengambilnya dan membuang pada tempatnya.
Laku tanpa ucapan atau teriakan ini membuat siapa pun sungkan dan kemudian malu jika tidak mempraktikkan. Teladan jadi pijakan.
Lakukan kebaikan, tanpa harus mengatakan apalagi memerintahkan, orang lain akan mengikuti.
Seger waras,
Wisnu Nugroho.