Naga ditafsirkan sebagai proses gerak alam semesta.
Gambar kepala raksasa adalah manusia dalam kehidupan sehari-hari mempunyai sifat rakus, jahat seperti setan.
Banaspati pada latar belakang mengindikasikan hidup di dunia ini penuh godaan dan marabahaya yang setiap saat rawan mengancam keselamatan manusia.
Samudera simbol pikiran manusia nan luas seolah tanpa batas.
Joglo merupakan lambang rumah atau negara yang di dalamnya hadir kehidupan yang Insya Allah aman, tenteram, dan bahagia.
Pendek kata gunungan terbuka lebar bagi tafsir baik yang sudah ada mau pun yang belum maka akan ada sama halnya dengan segala sesuatu di alam semesta ini.
Para dalang dipersilakan menafsirkan makna gunungan sesuai kehendak serta selera masing-masing.
Gunungan justru merupakan tantangan bagi para dalang untuk secara terus menerus serta berkelanjutan mengerahkan segenap daya kreativitas imajinatif serta energi fantasi masing-masing dalam mempersembahkan sentuhan sampai gebrakan dramaturgi ke dalam setiap pergelaran wayang kulit.
Dengan gunungan, pergelaran wayang kulit siap menjelajah ke universe kemudian multiverse dan kini metaverse seperti penjelajahan Mark Zuckerberg yang kini mengganti nama perusahaan Facebook menjadi Meta.
Mohon dimaafkan bahwa akibat saya bukan pakar, ahli, ilmuwan apalagi pelaku wayang maka tentu saja daya tafsir saya terhadap gunungan sama sekali bukan pakem sambil tidak ilmiah sebab sekadar emosional berdasar kekaguman subyektif saya pribadi terhadap apa yang disebut sebagai gunungan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.