Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Terawang Gunungan Wayang Kulit

Kompas.com - 10/11/2021, 10:13 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

DESAIN wayang kulit merupakan warisan peradaban seni rupa Nusantara tiada dua di jagad raya. Satu di antara desain wayang kulit yang menggetar sukma saya adalah apa yang disebut sebagai gunungan.

Geometris

Desain gunungan merupakan suatu bentuk geometris yang tidak dikenal di ilmu geometri tradisional Barat.

Sang Bapak Geometri, Euklid tidak memiliki sebutan untuk bentuk geometris gunungan yang mulai dari segi tiga sampai ke elips bercampur-baur menjadi suatu kesatuan sama halnya mahakarya kuliner yang disebut sebagai gado-gado.

Bentuk gunungan bisa saja disebut sebagai fraktal sesuai gagasan Mandelbrot untuk bentuk-bentuk geometris natural.

Gunungan layak masuk ke dalam kategori metageometrika yang apabila belum ada perlu diadakan khusus untuk gunungan.

Di dalam pergelaran wayang kulit, ki dalang mendayagunakan gunungan sebagai aneka ragam sifat tujuan mulai dari perpindahan babak kisah sampai ke lambang istana mau pun hutan atau badai topan dan tentu saja gunung itu sendiri atau apa saja sesuai kehendak ki dalang.

Daya fantasi ki dalang dalam berhak-asasi subjektif mendayagunakan gunungan justru merupakan daya tarik tersendiri bagi para penonton.

Penancapan

Gunungan ditancapkan di pakeliran secara tegak pada waktu pembukaan, awal mau pun akhir gara-gara bahkan juga pada saat berakhirnya seluruh pergelaran.

Gunungan melukiskan tahapan kehidupan yaitu Tanam Tuwuh yang kerap disebut sebagai pohon Kalpataru sebagai pohon kehidupan.

Desain satwa di dalam gunungan berkisah tentang jenis-jenis satwa yang hidup di pulau Jawa serta pintu gapura menggambarkan penjaga nurani manusia.

Burung melambangkan manusia harus membuat dunia dan alam semesta menjadi indah dalam spiritual maupun material.

Banteng melambangkan manusia harus kuat, lincah, ulet dan tanguh.

Kera menggambarkan manusia harus mampu memilih dan memilah antara baik-buruk, manis-pahit seperti halnya kera pintar memilih buah yang baik, matang dan manis, sehingga diharapkan manusia bertindak bener tur pener.

Harimau sebagai perlambang manusia harus menjadi pemimpin bagi dirinya sendiri (punya jati diri) sehingga harus mampu bertindak bijaksana dan mampu mengendalikan nafsu serta hati nurani untuk menuju yang lebih baik dan maju, sehingga bisa bermanfaat untuk diri sendiri, orang lain dan alam semesta.

Apabila manusia tidak mampu menjadi pemimpin bagi dirinya sendiri dan tidak mampu mengendalikan diri sendiri akan berakibat fatal dan semua akan hancur musnah seperti halnya gunungan wayang bila dibalik akan menjadi berwarna merah menyala bak kebakaran.

Naga ditafsirkan sebagai proses gerak alam semesta.

Gambar kepala raksasa adalah manusia dalam kehidupan sehari-hari mempunyai sifat rakus, jahat seperti setan.

Banaspati pada latar belakang mengindikasikan hidup di dunia ini penuh godaan dan marabahaya yang setiap saat rawan mengancam keselamatan manusia.

Samudera simbol pikiran manusia nan luas seolah tanpa batas.

Joglo merupakan lambang rumah atau negara yang di dalamnya hadir kehidupan yang Insya Allah aman, tenteram, dan bahagia.

Tafsir

Pendek kata gunungan terbuka lebar bagi tafsir baik yang sudah ada mau pun yang belum maka akan ada sama halnya dengan segala sesuatu di alam semesta ini.

Para dalang dipersilakan menafsirkan makna gunungan sesuai kehendak serta selera masing-masing.

Gunungan justru merupakan tantangan bagi para dalang untuk secara terus menerus serta berkelanjutan mengerahkan segenap daya kreativitas imajinatif serta energi fantasi masing-masing dalam mempersembahkan sentuhan sampai gebrakan dramaturgi ke dalam setiap pergelaran wayang kulit.

Dengan gunungan, pergelaran wayang kulit siap menjelajah ke universe kemudian multiverse dan kini metaverse seperti penjelajahan Mark Zuckerberg yang kini mengganti nama perusahaan Facebook menjadi Meta.

Mohon dimaafkan bahwa akibat saya bukan pakar, ahli, ilmuwan apalagi pelaku wayang maka tentu saja daya tafsir saya terhadap gunungan sama sekali bukan pakem sambil tidak ilmiah sebab sekadar emosional berdasar kekaguman subyektif saya pribadi terhadap apa yang disebut sebagai gunungan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Tren
Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Tren
Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Tren
Daftar Harga Sembako per Awal Mei 2024, Beras Terendah di Jawa Tengah

Daftar Harga Sembako per Awal Mei 2024, Beras Terendah di Jawa Tengah

Tren
Menakar Peluang Timnas Indonesia Vs Guinea Lolos ke Olimpiade Paris

Menakar Peluang Timnas Indonesia Vs Guinea Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Berapa Suhu Tertinggi di Asia Selama Gelombang Panas Terjadi?

Berapa Suhu Tertinggi di Asia Selama Gelombang Panas Terjadi?

Tren
Menyusuri Ekspedisi Arktik 1845 yang Nahas dan Berujung Kanibalisme

Menyusuri Ekspedisi Arktik 1845 yang Nahas dan Berujung Kanibalisme

Tren
Apa Itu Vaksin? Berikut Fungsi dan Cara Kerjanya di Dalam Tubuh Manusia

Apa Itu Vaksin? Berikut Fungsi dan Cara Kerjanya di Dalam Tubuh Manusia

Tren
Puncak Hujan Meteor Eta Aquarids 5-6 Mei 2024, Bisakah Disaksikan di Indonesia?

Puncak Hujan Meteor Eta Aquarids 5-6 Mei 2024, Bisakah Disaksikan di Indonesia?

Tren
Kronologi dan Dugaan Motif Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Pelaku Sempat Melakukan Upaya Bunuh Diri

Kronologi dan Dugaan Motif Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Pelaku Sempat Melakukan Upaya Bunuh Diri

Tren
7 Manfaat Ikan Teri, Menyehatkan Mata dan Membantu Diet

7 Manfaat Ikan Teri, Menyehatkan Mata dan Membantu Diet

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com