Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gejala Kanker Prostat seperti yang Diidap SBY, Sebab dan Pengobatannya

Kompas.com - 04/11/2021, 07:00 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gejala kanker prostat seperti yang dialami Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Presiden ke-6 RI, biasanya tidak disadari penderitanya. 

Gejala kanker prostat yang sering dirasakan yaitu sering ingin buang air kecil, terutama di malam hari. Selain itu, saat buang air kecil juga terasa sakit. 

Namun apabila diketahui sejak dini, kanker prostat stadium awal memiliki tingkat kesembuhan yang tinggi. 

Baca juga: Jalani Pengobatan Kanker Prostat, SBY Berangkat ke AS Didampingi Ibas

Presiden SBY idap kanker prostat

SBY dikabarkan mengalami sakit kanker prostat dan akan menjalani perawatan medis di luar negeri.

Seperti diberitakan Kompas.com, Selasa (2/11/2021), Staf Pribadi SBY, Ossy Dermawan, SBY akan melakukan medical treatment atau perawatan medis untuk penanganan penyakit yang dideritanya tersebut di sebuah rumah sakit di luar negeri.

Rencana itu juga telah disampaikan SBY kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). "Sesuai dengan etika dan tata krama yang dianut Bapak SBY, beliau sudah menelepon Bapak Presiden Jokowi untuk melaporkan rencana berobat ke luar negeri," kata Ossy dalam keterangannya.

Lalu apa itu kanker prostat?

Dalam tubuh, prostat bertugas membantu mengontrol urin, juga memproduksi cairan yang memberi nutrisi dan mengangkut sperma.

Tak hanya itu, prostat juga berfungsi mengeluarkan antigen spesifik prostat (PSA), yakni protein yang membantu air mani mempertahankan keadaan cairnya.

Sementara kanker prostat merupakan sel kanker yang menyerang kelenjar prostat yang letaknya di antara penis dan kandung kemih.

Jenis kanker yang satu ini banyak dialami oleh laki-laki.

Baca juga: Kanker Prostat: Pengertian, Penyebab, dan Gejala

Penyebab kanker prostat

Kanker prostat mulai berkembang ketika terjadi perubahan pada prostatic intraepithelial neoplasia (PIN), kelenjar prakanker yang ada di kelenjar prostat.

Hampir 50 persen laki-laki usia di ata 50 tahun memiliki PIN ini.

Mulanya, perubahan terjadi dengan lambat dan sel-selnya tidak berkembang menjadi kanker.

Namun, perlahan mereka bisa berkembang menjadi kanker yang jika ganas bisa saja menyebar ke bagian tubuh yang lain.

Baca juga: Penyebab Kanker Prostat dan Faktor Risikonya

Gejala kanker prostat

Melansir Kompas.com (31/10/2021) dari Medical News Today, di awal keberadaannya kanker prostat tidak menunjukkan gejala apapun.

Namun, pada umumnya gejala yang sering dialami oleh penderita kanker prostat adalah sebagai berikut:

  • Sering ingin buang air kecil, terutama di malam hari
  • Keluar darah melalui urin atau air mani
  • Buang air kecil terasa sakit
  • Dalam beberapa kasus, ejakulasi terasa sakit
  • Sulit mendapatkan atau mempertahankan ereksi
  • Rasa sakit atau tidak nyaman saat duduk

Apabila kanker prostat sudah terbilang parah, maka gejalanya pun akan meningkat menjadi sebagai berikut:

  • Nyeri tulang di pinggul, paha, atau bahu
  • Pembengkakan di kaki
  • Penurunan berat badan
  • Kelelahan
  • Perubahan kebiasaan buang air besar
  • Sakit punggung

Baca juga: Gejala Kanker Prostat yang Perlu Diwaspadai

Pengobatan kanker prostat

Mengutip Kompas.com (2/11/2021), penanganam kanker prostat ini sangat tergantung dari tingkat keparahan kanker itu sendiri.

Jika stadium masih awal atau kondisi kanker belum menyebar dan parah, dokter akan merekomendasikan pasien untuk menunggu dan menantau perkembangan yang ada.

Sebelum mengambil tindakan lebih lanjut, dokter juga akan memeriksa kadar PSA darah secara teratur.

Jika kondisi penderita lebih buruk, maka operasi pun bisa saja dilakukan. Dokter bedah akan melakukan prostatektomi dengan mengangkat kelenjar prostat menggunakan laparoskopi.

Bukan hanya operasi, ada juga metode lain yang bisa dijalankan seperti terapi radiasi, melalui Brachytherapy, terapi radiasi konformal, atau terapi radiasi termodulasi.

Terapi Brachytherapy dilakukan dokter dengan menanamkan biji radioaktif untuk memberikan pengobatan radiasi yang ditargetkan.

Sementara terapi radiasi konformal menargetkan area tertentu, meminimalkan risiko pada jaringan sehat.

Sedangkan terapi radiasi termodulasi menggunakan sinar dengan intensitas variabel.

Baca juga: SBY Idap Kanker Prostat, Kenali Tanda-tanda Kanker yang Menyerang Pria

(Sumber Kompas.com/Lulu Lukyani dan Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini 'Tersapu' oleh Alam

Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini "Tersapu" oleh Alam

Tren
Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Tren
Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Tren
Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Tren
Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Tren
Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Tren
Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Tren
Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Tren
Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Tren
Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Tren
Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Tren
Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Tren
Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Tren
BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com