Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.
"Iya, itu hoaks, sudah jelas ya," ujar Tonang saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (4/9/2021).
Ia menjelaskan, Satgas Covid-19 dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sudah memiliki data warga mana saja yang sudah melakukan vaksinasi dan yang belum divaksinasi.
"Satgas tentu sudah punya datanya dari data pemberian vaksinasi," lanjut dia.
Mustahil menguras saldo rekening
Di sisi lain, pemerhati keamanan siber, Yerry Niko Borang mengatakan, tindakan menekan tombol "1" dan "2" untuk melakukan penipuan saat panggilan sedang berlangsung tidak mungkin terjadi.
"Mustahil terjadi aplikasi perbankan bisa dikuras hanya dengan menekan nomor 1," ujar Yerry saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (4/9/2021).
Menurut Yerry, aplikasi perbankan memakai otorisasi berlapis.
Selain itu, biasanya model yang menekan tombol 1 dan 2 ini pilihan eksekusinya berada di pihak penelepon bukan di pihak konsumen.
"Saya rasa ini hoaks. Kode 1 atau tombol 1 di ponsel tidak memiliki implikasi eksekusi perintah tertentu, kecuali sebelum sudah mengklik link tertentu atau link lewat aplikasi tertentu," lanjut dia.
Yerry mengungkapkan, cara tersebut juga berbeda dengan metode pengecekan kuota pada ponsel.
Sebab, cek kuota atau cek pulsa pun yang dieksekusi dari pihak operator bukan dari pihak konsumen.
Ia menjelaskan, saat konsumen memilih nomor 1, eksekusi di mesin komputer operator menerima dan membuka database di sana, kemudian data tersebut dikirim ke konsumen.
"Dari kita tidak bisa diambil kecuali kita yang kirim, juga jelas password akan lebih dari angka 1," ujar Yerry.
Kesimpulan
Informasi soal pesan berantai yang menanyakan status vaksinasi dan dapat membuat ponsel serta rekening penerima panggilan terblokir dan saldo hilang adalah hoaks.
Pihak Pemerintah, institusi resmi, atau Kemenkes tidak pernah menanyakan status vaksinasi masyarakat.
Pengamat telekomunikasi juga memastikan, menekan angka 1 atau 2 saat dihubungi seseorang tidak membuat rekening saldo atau dana penerima telepon hilang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.