Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Sedih, Mayoritas Orang Memang Kesulitan Turunkan Berat Badan

Kompas.com - 20/08/2021, 22:18 WIB
Artika Rachmi Farmita

Penulis

KOMPAS.com - Beragam upaya dilakukan orang untuk menurunkan berat badan, namun tak semuanya berhasil. Ternyata dalam sejumlah penelitian, mayoritas orang kesulitan menurunkan berat badan secara berkelanjutan dalam jangka panjang.

Biasanya, menurunkan berat badan ditempuh dengan cara mengatur pola makan (diet), berolahraga, sampai mengkonsumsi suplemen khusus. Dalam beberapa waktu, hasilnya bisa terlihat; berat badan berhasil berkurang.

Sayangnya beberapa bulan kemudian, berat badan kembali naik. Bahkan melebihi berat badan sebelumnya.

Anda tak sendirian. Penelitian terbaru menunjukkan, bahwa penurunan berat badan yang berkelanjutan memang sangat sulit dilakukan bagi kebanyakan orang.

Baca juga: Turun Berat Badan 42 Kg dengan Bersepeda, Mau Tiru?

 

Orang yang terlanjur gemuk kesulitan turunkan berat badan

Dikutip Kompas.com (19/4/2021), para peneliti dari University of Nottingham di Inggris melacak orang-orang di masyarakat umum selama lebih dari satu dekade. Disebutkan bahwa mereka yang sudah kelebihan berat badan atau obesitas cenderung tetap kelebihan berat badan atau obesitas.

 

Orang yang tetap gemuk ini tampaknya memiliki risiko lebih tinggi mengalami masalah jantung dan berisiko mengalami kematian dini, daripada orang lain dengan indeks massa tubuh yang lebih rendah.

Ini tentunya bertolak belakang dengan jargon-jargon motivasi, yang menyatakan bahwa penurunan berat badan bisa dan mudah dilakukan siapa saja asalkan punya kemauan yang kuat.

Para peneliti menelusuri catatan medis anonim atas lebih dari 200.000 penduduk berusia di atas 18 tahun, menggunakan database orang-orang yang pernah mengunjungi dokter perawatan primer, yang direpresentasikan secara nasional dan dibuat oleh pemerintah.

Hasilnya, penurunan berat badan dalam jangka panjang sulit dicapai.

Mereka secara khusus berfokus pada orang-orang yang berusia di atas 18 tahun, yang kelebihan berat badan atau obesitas, tetapi bebas dari masalah jantung yang diketahui dan yang indeks massa tubuhnya diperiksa beberapa kali selama masa penelitian, yaitu 1999 hingga 2018.

Pasien-pasien ini dipisahkan menjadi empat kelompok, yaitu orang yang kelebihan berat badan dengan indeks massa tubuh antara 25 hingga 30, dan mereka dengan obesitas ringan, sedang, atau berat (indeks massa tubuh 30 ke atas).

Pasien-pasien tersebut dilacak selama sekitar 11 tahun. Selama waktu itu, para peneliti menemukan, bahwa orang-orang secara keseluruhan tetap berada dalam kategori berat badan yang sama dengan saat awal penelitian.

Di semua kelompok, rata-rata indeks massa tubuh orang naik sekitar satu.

"Mayoritas orang dewasa yang kelebihan berat badan atau obesitas mempertahankan derajat kelebihan berat badan atau obesitas mereka dalam jangka panjang," tulis para peneliti dalam makalah mereka, yang diterbitkan di BMC Public Health.

Semakin tua, semakin bertambah berat badan

Penelitian lain juga menemukan, bahwa berat badan orang cenderung tidak turun seiring bertambahnya usia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

[POPULER TREN] Ini yang Terjadi jika Tidak Memadankan NIK dan NPWP | La Nina Muncul Juni, Apa Dampaknya bagi Indonesia?

[POPULER TREN] Ini yang Terjadi jika Tidak Memadankan NIK dan NPWP | La Nina Muncul Juni, Apa Dampaknya bagi Indonesia?

Tren
Misteri Mayat Dalam Toren di Tangsel, Warga Mengaku Dengar Keributan

Misteri Mayat Dalam Toren di Tangsel, Warga Mengaku Dengar Keributan

Tren
China Blokir “Influencer” yang Hobi Pamer Harta, Tekan Materialisme di Kalangan Remaja

China Blokir “Influencer” yang Hobi Pamer Harta, Tekan Materialisme di Kalangan Remaja

Tren
Poin-poin Draft Revisi UU Polri yang Disorot, Tambah Masa Jabatan dan Wewenang

Poin-poin Draft Revisi UU Polri yang Disorot, Tambah Masa Jabatan dan Wewenang

Tren
Simulasi Hitungan Gaji Rp 2,5 Juta setelah Dipotong Iuran Wajib Termasuk Tapera

Simulasi Hitungan Gaji Rp 2,5 Juta setelah Dipotong Iuran Wajib Termasuk Tapera

Tren
Nilai Tes Online Tahap 2 Rekrutmen Bersama BUMN 2024 di Atas Standar Belum Tentu Lolos, Apa Pertimbangan Lainnya?

Nilai Tes Online Tahap 2 Rekrutmen Bersama BUMN 2024 di Atas Standar Belum Tentu Lolos, Apa Pertimbangan Lainnya?

Tren
Mulai 1 Juni, Dana Pembatalan Tiket KA Dikembalikan Maksimal 7 Hari

Mulai 1 Juni, Dana Pembatalan Tiket KA Dikembalikan Maksimal 7 Hari

Tren
Resmi, Tarik Tunai BCA Lewat EDC di Retail Akan Dikenakan Biaya Rp 4.000

Resmi, Tarik Tunai BCA Lewat EDC di Retail Akan Dikenakan Biaya Rp 4.000

Tren
Orang Terkaya Asia Kembali Gelar Pesta Prewedding Anaknya, Kini di Atas Kapal Pesiar Mewah

Orang Terkaya Asia Kembali Gelar Pesta Prewedding Anaknya, Kini di Atas Kapal Pesiar Mewah

Tren
Ngaku Khilaf Terima Uang Rp 40 M dari Proyek BTS 4G, Achsanul Qosasi: Baru Kali Ini

Ngaku Khilaf Terima Uang Rp 40 M dari Proyek BTS 4G, Achsanul Qosasi: Baru Kali Ini

Tren
Poin-poin Revisi UU TNI yang Tuai Sorotan

Poin-poin Revisi UU TNI yang Tuai Sorotan

Tren
Tak Lagi Menjadi Sebuah Planet, Berikut 6 Fakta Menarik tentang Pluto

Tak Lagi Menjadi Sebuah Planet, Berikut 6 Fakta Menarik tentang Pluto

Tren
Daftar 146 Negara yang Mengakui Palestina dari Masa ke Masa

Daftar 146 Negara yang Mengakui Palestina dari Masa ke Masa

Tren
Apa Itu Tapera, Manfaat, Besaran Potongan, dan Bisakah Dicairkan?

Apa Itu Tapera, Manfaat, Besaran Potongan, dan Bisakah Dicairkan?

Tren
Cara Memadankan NIK dan NPWP, Terakhir Juni 2024

Cara Memadankan NIK dan NPWP, Terakhir Juni 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com