Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Jangan Sedih, Mayoritas Orang Memang Kesulitan Turunkan Berat Badan

Biasanya, menurunkan berat badan ditempuh dengan cara mengatur pola makan (diet), berolahraga, sampai mengkonsumsi suplemen khusus. Dalam beberapa waktu, hasilnya bisa terlihat; berat badan berhasil berkurang.

Sayangnya beberapa bulan kemudian, berat badan kembali naik. Bahkan melebihi berat badan sebelumnya.

Anda tak sendirian. Penelitian terbaru menunjukkan, bahwa penurunan berat badan yang berkelanjutan memang sangat sulit dilakukan bagi kebanyakan orang.

Orang yang terlanjur gemuk kesulitan turunkan berat badan

Dikutip Kompas.com (19/4/2021), para peneliti dari University of Nottingham di Inggris melacak orang-orang di masyarakat umum selama lebih dari satu dekade. Disebutkan bahwa mereka yang sudah kelebihan berat badan atau obesitas cenderung tetap kelebihan berat badan atau obesitas.

Orang yang tetap gemuk ini tampaknya memiliki risiko lebih tinggi mengalami masalah jantung dan berisiko mengalami kematian dini, daripada orang lain dengan indeks massa tubuh yang lebih rendah.

Ini tentunya bertolak belakang dengan jargon-jargon motivasi, yang menyatakan bahwa penurunan berat badan bisa dan mudah dilakukan siapa saja asalkan punya kemauan yang kuat.

Para peneliti menelusuri catatan medis anonim atas lebih dari 200.000 penduduk berusia di atas 18 tahun, menggunakan database orang-orang yang pernah mengunjungi dokter perawatan primer, yang direpresentasikan secara nasional dan dibuat oleh pemerintah.

Hasilnya, penurunan berat badan dalam jangka panjang sulit dicapai.

Mereka secara khusus berfokus pada orang-orang yang berusia di atas 18 tahun, yang kelebihan berat badan atau obesitas, tetapi bebas dari masalah jantung yang diketahui dan yang indeks massa tubuhnya diperiksa beberapa kali selama masa penelitian, yaitu 1999 hingga 2018.

Pasien-pasien ini dipisahkan menjadi empat kelompok, yaitu orang yang kelebihan berat badan dengan indeks massa tubuh antara 25 hingga 30, dan mereka dengan obesitas ringan, sedang, atau berat (indeks massa tubuh 30 ke atas).

Pasien-pasien tersebut dilacak selama sekitar 11 tahun. Selama waktu itu, para peneliti menemukan, bahwa orang-orang secara keseluruhan tetap berada dalam kategori berat badan yang sama dengan saat awal penelitian.

Di semua kelompok, rata-rata indeks massa tubuh orang naik sekitar satu.

"Mayoritas orang dewasa yang kelebihan berat badan atau obesitas mempertahankan derajat kelebihan berat badan atau obesitas mereka dalam jangka panjang," tulis para peneliti dalam makalah mereka, yang diterbitkan di BMC Public Health.

Semakin tua, semakin bertambah berat badan

Penelitian lain juga menemukan, bahwa berat badan orang cenderung tidak turun seiring bertambahnya usia.

Banyak juga yang menemukan, bahwa penurunan berat badan yang berkelanjutan sulit dicapai, bahkan untuk orang yang mencoba menurunkan berat badan dan berhasil melakukannya untuk sementara waktu - di luar intervensi seperti operasi bariatrik.

Para penulis mengatakan, studi mereka adalah studi pertama dan terbesar dari jenisnya untuk melihat bagaimana indeks masa tubuh dapat berubah dari waktu ke waktu, pada populasi umum dan bagaimana tren ini dapat memengaruhi kesehatan jantung dan umur panjang seseorang.

Hasil penelitian menunjukkan, dibandingkan dengan orang yang kelebihan berat badan, orang yang sangat gemuk dengan indeks massa tubuh di atas 40, memiliki risiko gagal jantung tiga kali lipat lebih tinggi.

Serta kematian dini karena penyakit kardiovaskular atau semua penyebab secara umum. Ini setelah memperhitungkan faktor risiko lain yang mungkin mereka miliki pada awal penelitian.

Indeks massa tubuh bukan segala-galanya

Penulis mencatat, bahwa indeks massa tubuh tidak selalu menjadi patokan ukuran yang bagus untuk kesehatan seseorang, baik di masa kini dan di masa depan.

Alasannya adalah perbedaan populasi yang menjadi tolak ukur mungkin memiliki risiko yang sama untuk kondisi seperti diabetes tipe 2 dengan indeks massa tubuh yang lebih rendah daripada yang lain.

Sementara itu pada tingkat individu, indeks massa tubuh akan tetap mengkategorikan seseorang dengan banyak otot tubuh sebagai kelebihan berat badan atau obesitas. Padahal, ia dalam keadaan sehat.

Faktor penyebab berat badan susah turun

Kesulitan yang dihadapi seseorang untuk menurunkan berat badan bisa jadi disebabkan oleh beberapa faktor yang tidak disadari.

Dilansir dari Healthline, berikut adalah 7 alasan berat badan susah turun.

1. Tidak mencatat apa yang dimakan

Saat berusaha menurunkan berat badan, perlu kesadaran penuh akan setiap jenis makanan dan seberapa banyak makanan tersebut dikonsumsi. Studi menunjukkan bahwa melacak asupan makanan secara konsisten dapat membantu menurunkan berat badan.

2. Kurang minum air putih

Minum air putih dapat membantu penurunan berat badan. Sebuah studi yang dilaksanakan selama 12 minggu menemukan, orang yang minum setengah liter air setiap 30 menit sebelum makan dapat kehilangan berat badan secara signifikan.

3. Makan terlalu banyak kalori

Banyak orang yang gagal menurunkan berat badan karena mengonsumsi terlalu banyak kalori. Penelitian secara konsisten menunjukkan bahwa orang cenderung meremehkan asupan kalori dalam jumlah yang signifikan.

4. Kurang konsumsi protein

Protein adalah nutrisi penting untuk menurunkan berat badan karena nutrisi ini dapat mengurangi keinginan untuk ngemil.

Studi menunjukkan bahwa orang yang sarapan protein tinggi lebih sedikit ngemil sepanjang hari. Asupan protein yang tinggi juga membantu mencegah perlambatan metabolisme yang merupakan efek samping dari penurunan berat badan.

5. Suka mengonsumsi minuman manis

Minuman manis seperti soda secara signifikan menaikkan berat badan, termasuk vitamin water yang juga kaya akan gula.

Bahkan, jus buah tidak boleh dikonsumsi terlalu banyak karena mengandung susu atau gula tambahan.

6. Tidak mengonsumsi makanan utuh

Mengonsumsi makanan utuh dapat meningkatkan kesehatan dan membantu mengatur nafsu makan. Makanan utuh cenderung lebih mengenyangkan dibandingkan makanan olahan.

Perlu diingat bahwa banyak makanan olahan yang dilabeli “makanan sehat” yang sebenarnya tetap tidak sehat.

7. Kurang olahraga

Latihan kardiovaskular yang juga dikenal sebagai latihan kardio atau aerobik adalah semua jenis latihan yang meningkatkan detak jantung. Ini termasuk olahraga bersepeda dan berenang.

Latihan kardio merupakan salah satu cara yang efektif untuk meningkatkan kesehatan sekaligus membakar lemak perut.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Lulu Lukyani, Bestari Kumala Dewi)

https://www.kompas.com/tren/read/2021/08/20/221816765/jangan-sedih-mayoritas-orang-memang-kesulitan-turunkan-berat-badan

Terkini Lainnya

Buntut Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Kemenhub Tuntut ASN Jaga Etika

Buntut Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Kemenhub Tuntut ASN Jaga Etika

Tren
Pekerjaan untuk Juru Parkir Liar Minimarket

Pekerjaan untuk Juru Parkir Liar Minimarket

Tren
Benarkah Kenaikan UKT Belakangan karena Campur Tangan Pemerintah?

Benarkah Kenaikan UKT Belakangan karena Campur Tangan Pemerintah?

Tren
Demonstran Israel Blokir Jalan dengan Batu, Truk Bantuan ke Gaza Tak Bisa Lewat

Demonstran Israel Blokir Jalan dengan Batu, Truk Bantuan ke Gaza Tak Bisa Lewat

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 11-12 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 11-12 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Media Asing Soroti Indonesia Vs Guinea | Ikan Tinggi Vitamin D

[POPULER TREN] Media Asing Soroti Indonesia Vs Guinea | Ikan Tinggi Vitamin D

Tren
Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Tren
Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli 'Cash', Ini Faktanya

Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli "Cash", Ini Faktanya

Tren
Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Tren
Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Tren
Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Tren
Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Tren
Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Tren
Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Tren
8 Catatan Prestasi Timnas Indonesia Selama Dilatih Shin Tae-yong

8 Catatan Prestasi Timnas Indonesia Selama Dilatih Shin Tae-yong

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke