Sementara itu saat mengungkapkan sense of crisis pertama kali (18/7/2020), Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Fajar Junaedi menilai, kemarahan Jokowi adalah puncak dari kejengkelannya terhadap para menteri yang dinilai tidak kompeten dalam bekerja.
"Sebenarnya ada beberapa menteri yang sejak awal krisis sudah tidak memiliki sense of crisis. Kita tentu ingat sikap denial dari Menteri Kesehatan yang menolak permodelan masuknya Covid-19 ke Indonesia yang disampaikan oleh Universitas Harvard," kata Fajar saat dihubungi Kompas.com, Senin (29/6/2020).
Fajar mengatakan, ada pula menteri yang dinilainya tak baik dalam mengelola komunikasi publik.
Hal ini menyebabkan para menteri tak satu suara dan terkesan terburu-buru ketika membuat kebijakan.
Baca juga: Minta Warganya Tak Piknik di Tengah Pandemi, Ganjar: Kita Mesti Punya Sense of Crisis
(Sumber: Kompas.com/Jawahir Gustav Rizal, Dian Erika Nugraheny, Fitria Chusna Farisa | Editor: Inggried Dwi Wedhaswary, Krisiandi)