Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai Pesohor Akuisisi Klub, Akankah Bawa Angin Segar untuk Sepak Bola Tanah Air?

Kompas.com - 06/06/2021, 12:04 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

Sederet pengusaha yang kapok

Akmal mengatakan, pada era Galatama, ada sejumlah pengusaha besar yang mencoba peruntungan di industri si kulit bundar.

Namun, dana besar yang telah dikucurkan, ternyata tidak cukup untuk membuat mereka eksis.

Ia menyebutkan, ada nama TD Pardede (Pardedetex), Sigit Hardjojunato (Arseto), Benny Mulyono (Warna Agung), dan Benny Ardi (Tunas Inti).

"Mereka akhirnya kapok karena ekosistem Galatama dirusak dengan judi yang masuk ke sepak bola," ujar Akmal.

Sementara, pada era Liga Indonesia, nama-nama seperti Sihar Sitorus, Gita Wirjawan, Sigit Haryo Wibisono, dan Vijay Fitriyasa juga kapok karena buruknya ekosistem kompetisi sepak bola nasional setelah adanya mafia pengatur hasil pertandingan.

"Nah, jangan sampai selebritas atau sultan-sultan muda ini juga ikut kapok dan kecewa lantaran ekosistemnya tidak sehat yang pada akhirnya mereka mundur seperti para pengusaha sebelumnya," ucap Akmal.

Baca juga: Mengenal Soeratin Sosrosoegondo, Ketua Umum Pertama PSSI, Insinyur Pencinta Sepak Bola...

Ekosistem yang sehat akan berdampak positif

Oleh karena itu, menurut dia, jika ekosistem sepak bola yang dibangun sehat, maka akan berdampak positif bagi kemajuan sepak bola di Indonesia. Demikian pula sebaliknya.

"Tapi, saat ini kan pelaku sepak bolanya masih sama. Pengurus PSSI juga masih sama. Hanya ganti cashing saja. Jadi, perlu bukti nyata kerja keras pengurus saat ini untuk bersih-bersih kolam agar mendapatkan kepercayaan publik," kata Akmal.

Ia menilai, PSSI harus menjamin kompetisi sepak bola musim ini bersih dari praktik kotor jual beli pertandingan dan judi ilegal.

Selain itu, perlu kampanye masif dari pengurus PSSI untuk membangun kepercayaan publik.

Jika benar-benar dilakukan, hal ini akan menjadi titik balik yang baik bagi masa depan sepak bola Indonesia.

"Misalnya PSSI melakukan MoU bersama Satgas Anti Mafia Bola untuk mengawal kompetisi sepak bola Indonesia dikawal dari kejahatan sepak bola agar terbebas dari pelaku kejahana sepak bola," kata Akmal.

Baca juga: Selain Gubernur Kalteng, Ini Aksi Fanatisme Sepak Bola oleh Kepala Daerah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Tren
Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Tren
Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Tren
Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Tren
Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Tren
Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Tren
Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Tren
Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Tren
Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Tren
BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

Tren
Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Tren
Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Tren
Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Tren
Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Tren
5 Potensi Efek Samping Minum Susu Campur Madu yang Jarang Diketahui

5 Potensi Efek Samping Minum Susu Campur Madu yang Jarang Diketahui

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com