Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Pegawai Salah Hitung karena Mabuk, 2 Porsi Mi Rebus di Puncak Harganya Jadi Rp 54.000

Kompas.com - 06/06/2021, 08:00 WIB
Maulana Ramadhan

Penulis

KOMPAS.com - Sebuah kedai di kawasan Puncak, Bogor, Jawa Barat tiba-tiba menjadi sorotan. Penyebabnya harga dua porsi mi rebus yang dijualnya dianggap tak wajar dan terlalu mahal. Dua porsi mi rebus yang dijual harganya mencapai Rp 54.000.

Pengunjung yang merasa dirugikan karena harganya terlalu mahal. Foto bon pembayaran di kedai yang bernama Rizqi Maulana itu kemudian diunggah dan viral di media sosial.

Dalam foto bon pembayaran yang viral tersebut, harga mi rebus telur sudah tertulis Rp 18.000 untuk satu porsinya.

Namun oleh si pegawai kedai, pesanan pengunjung ditulis Rp 54.000 untuk dua porsi dari harga yang seharusnya hanya Rp 36.000.

Tidak heran kedai tersebut sengaja dianggap mematok harga tinggi, terlebih di kawasan wisata seperti Puncak, Bogor.

Baca juga: Penyebab Mi Rebus Mahal di Puncak Terungkap, Pegawai Mabuk Saat Hitung Harga

Klarifikasi pengelola kedai

Mendapati kejadian ini telah viral dan ramai dibicarakan, Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Puncak langsung melakukan pemantauan. Selain pemantauan, Pokdarwis Puncak juga meminta klarifikasi langsung ke pengelola kedai terkait harga mi rebus tersebut.

Ketua Pokdarwis Puncak, Teguh Mulyana mengatakan dari penjelasan pihak pengelola, pegawai yang melayani pembeli saat itu dalam keadaan mabuk sehingga salah menuliskan nominal harga.

“Sudah diklarifikasi sama kita dan dibenarkan pihak pengelola bahwa pegawainya dalam keadaan mabuk malam itu," ujar Teguh kepada Kompas.com lewat sambungan telepon, Kamis (3/6/2021).

Baca juga: Pemilik Warung Mi Rebus di Puncak yang Patok Harga Mahal Bersedia Kembalikan Uang Pembeli

Teguh mengatakan, lantaran kondisinya yang mabuk, pegawai kedai tersebut dalam keadaan yang tidak begitu sadar saat menghitung sehingga salah memasukkan harga dalam bon pembayaran.

Ia menegaskan, tidak ada niatan dari pengelola kedai untuk memperoleh keuntungan yang besar dengan cara menipu pengunjung atau wisatawan.

Menurutnya, kejadian yang dialami wisatawan itu murni karena sumber daya manusia (SDM) di Kedai Rizqi Maulana tak berkompeten.

Atas kejadian ini, pihak pengelola kedai juga telah bersedia mengembalikan selisih harga makanan sebagai bentuk tanggung jawab dan permintaan maaf kepada wisatawan tersebut.

Baca juga: Penjual Pecel Lele yang Patok Harga Mahal ke Wisatawan Yogyakarta merupakan Pedagang Baru

“Ini SDM-nya enggak bagus. Ini harus orang jeli dan matematikanya jangan amburadul kayak begini," ujar pria yang juga menaungi paguyuban pedagang di Puncak Bogor ini.

Belum pastikan ada sanksi

Terkait kemungkinan adanya sanksi yang diberikan kepada pengelola Kedai Rizqi Maulana, Teguh mengaku belum bisa memastikan.

“Kata polisi belum mendapat laporan, kalau ada (laporan), itu masuknya pemerasan. Kalau sanksi nanti saya yang ngurus dan akan membuat standarisasi harga makanan di Puncak,” jelas Teguh.

Nikmati suasana alam bersama keluarga di The Ranch di Puncak.KOMPAS.COM/gaby bunga saputra Nikmati suasana alam bersama keluarga di The Ranch di Puncak.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Tren
Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Tren
Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Tren
Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Tren
Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Tren
Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini 'Tersapu' oleh Alam

Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini "Tersapu" oleh Alam

Tren
Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Tren
Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Tren
Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Tren
Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Tren
Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Tren
Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Tren
Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Tren
Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com