Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[KLARIFIKASI] Virus Corona Varian Baru Sebabkan Gejala Unik Termasuk Diare

Kompas.com - 22/05/2021, 16:00 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

klarifikasi

klarifikasi!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, ada yang perlu diluruskan terkait informasi ini.

Terkait gejala yang disebutkan, yaitu bermula dari diare hingga akhirnya meninggal, menurut Dicky hal itu tidak benar. Tidak semua pasien yang terinfeksi varian baru dimulai dari diare, sesak napas, lalu meninggal.

"Mengenai gejala ini tidak spesifik gejala untuk Covid-19, kalau diare langsung, nggak begitu. Kadang ada yang demam, ada yang sesak, gangguan pencernaan," kata Dicky.

Gejala bisa berbeda atau beragam, tapi masih berkisar pada gejala umum Covid-19. Dia menyebutkan gejala umum itu antara lain demam, gangguan penciuman, pegal seperti saat flu, dan sebagainya.

Terkait gejala unik dari varian yang ditemukan di India, dia menyebutkan ada 3, yakni:

  • batuk terus menerus sampai satu jam, kadang dalam satu hari ada 3-4 episode batuk terus menerus
  • mulut kering
  • konjungtivitis atau mata merah.

Dari gejala-gejala yang muncul itulah dokter akan melakukan pemeriksaan, baik pemeriksaan fisik maupun pemeriksaan penunjang lewat laboratorium.

Selain itu akun Facebook Jarot Setiawan mencatut pemberitaan Kompas.com agar terlihat valid.

Akan tetapi dalam berita yang dicantumkan oleh akun Facebook Jarot Setiawan hanya memuat informasi tentang 3 varian virus corona dari luar negeri yang telah masuk ke Indonesia.

Ketiganya yakni varian B.1.1.7 asal Inggris, varian mutasi ganda B.1.617 asal India, serta B.1.351 yang berasal dari Afrika Selatan.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan varian baru ditemukan di Jakarta dan Bali.

Akan tetapi dalam berita tidak disebutkan informasi lainnya seperti gejala Covid-19 pada varian baru dan tes yang bisa mendeteksi.

Dihubungi terpisah, Wakil Direktur Pendidikan dan Penelitian RS UNS Tonang Dwi Ardyanto menjelaskan Kemenkes India sudah menegaskan, pada dasarnya varian virus Covid-19 tetap sama sifatnya dengan varian yang "asli" (wild-type).

"Tidak. Sebenarnya masih sama dengan Covid biasa," kata Tonang pada Kompas.com, Jumat (21/5/2021).

Lanjutnya, hanya saja variannya lebih mampu menghindari sistem imun, sehingga bisa terjadi infeksi tanpa gejala di awal.

Terkait bisa tidaknya terdeteksi SWAB/PCR, dia menjelaskan meski terjadi mutasi pada virus corona, tapi masih bisa terdeteksi.

"Cara PCR mendeteksi virus Covid, menggunakan pengenalan target gen. Mudahnya susunan dari 4 'huruf' ACTG. Varian virus masih bisa terdeteksi karena dua alasan," tutur Tonang.

HOAKS ATAU FAKTA?

Jika Anda mengetahui ada berita viral yang hoaks atau fakta, silakan klik tombol laporkan hoaks di bawah ini

closeLaporkan Hoaks checkCek Fakta Lain
Berkat konsistensinya, Kompas.com menjadi salah satu dari 49 Lembaga di seluruh dunia yang mendapatkan sertifikasi dari jaringan internasional penguji fakta (IFCN - International Fact-Checking Network). Jika pembaca menemukan Kompas.com melanggar Kode Prinsip IFCN, pembaca dapat menginformasikannya kepada IFCN melalui tombol di bawah ini.
Laporkan
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Matahari Tepat di Atas Kabah, Saatnya Cek Arah Kiblat

Matahari Tepat di Atas Kabah, Saatnya Cek Arah Kiblat

Tren
Kekuasaan Sejarah

Kekuasaan Sejarah

Tren
Kisah Alfiana, Penari Belia yang Rela Sisihkan Honor Demi Berhaji, Jadi Salah Satu Jemaah Termuda

Kisah Alfiana, Penari Belia yang Rela Sisihkan Honor Demi Berhaji, Jadi Salah Satu Jemaah Termuda

Tren
Jokowi Luncurkan Aplikasi Terpadu INA Digital, Bisa Urus SIM, IKD, dan Bansos

Jokowi Luncurkan Aplikasi Terpadu INA Digital, Bisa Urus SIM, IKD, dan Bansos

Tren
Biaya UKT Universitas Muhammadiyah Maumere, Bisa Dibayar Pakai Hasil Bumi atau Dicicil

Biaya UKT Universitas Muhammadiyah Maumere, Bisa Dibayar Pakai Hasil Bumi atau Dicicil

Tren
Pegi Bantah Telah Membunuh Vina, Apakah Berpengaruh pada Proses Hukum?

Pegi Bantah Telah Membunuh Vina, Apakah Berpengaruh pada Proses Hukum?

Tren
Singapura Tarik Produk Kacang Impor Ini karena Risiko Kesehatan, Apakah Beredar di Indonesia?

Singapura Tarik Produk Kacang Impor Ini karena Risiko Kesehatan, Apakah Beredar di Indonesia?

Tren
Maskot Pilkada DKI Jakarta Disebut Mirip Kartun Shimajiro, KPU Buka Suara

Maskot Pilkada DKI Jakarta Disebut Mirip Kartun Shimajiro, KPU Buka Suara

Tren
Ramai di Media Sosial, Bagaimana Penilaian Tes Learning Agility Rekrutmen BUMN?

Ramai di Media Sosial, Bagaimana Penilaian Tes Learning Agility Rekrutmen BUMN?

Tren
Batalkan Kenaikan UKT, Nadiem: Kalau Ada Kenaikan Harus Adil dan Wajar

Batalkan Kenaikan UKT, Nadiem: Kalau Ada Kenaikan Harus Adil dan Wajar

Tren
Buntut Pencatutan Nama di Karya Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Dicopot dari Dekan dan Dosen FEB Unas

Buntut Pencatutan Nama di Karya Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Dicopot dari Dekan dan Dosen FEB Unas

Tren
Alasan Nadiem Makarim Batalkan Kenaikan UKT Perguruan Tinggi Tahun Ini

Alasan Nadiem Makarim Batalkan Kenaikan UKT Perguruan Tinggi Tahun Ini

Tren
Cara Melihat Nomor Sidanira untuk Daftar PPDB Jakarta 2024

Cara Melihat Nomor Sidanira untuk Daftar PPDB Jakarta 2024

Tren
Kronologi Balita 2 Tahun di Sidoarjo Meninggal Usai Terlindas Fortuner Tetangga

Kronologi Balita 2 Tahun di Sidoarjo Meninggal Usai Terlindas Fortuner Tetangga

Tren
Sosok Kamehameha, Jurus Andalan Son Goku yang Ada di Kehidupan Nyata

Sosok Kamehameha, Jurus Andalan Son Goku yang Ada di Kehidupan Nyata

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com