Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

[KLARIFIKASI] Virus Corona Varian Baru Sebabkan Gejala Unik Termasuk Diare

KOMPAS.com - Beredar unggahan tentang gejala Covid-19 varian baru dan tes yang bisa mendeteksi varian baru.

Unggahan tersebut beredar di media sosial Facebook hingga Whatsapp pada Kamis (20/5/2021). Salah satu berita Kompas.com dicatut dalam unggahan tersebut.

Salah satu pengunggahnya adalah akun Facebook Jarot Setiawan.

Dari penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, diketahui bahwa klaim dalam informasi itu perlu diluruskan.

Narasi yang beredar

Akun Facebook Jarot Setiawan mengunggah informasi terkait gejala Covid-19 di akun pribadinya pada 20 Mei 2021.

Dalam narasinya, dia meminta teman-temannya yang bekerja di bidang yang bertemu dengan banyak orang untuk waspada, karena varian baru virus corona yang ditemukan di India memiliki gejala yang unik.

Disebutkan bahwa pasien tidak akan langsung demam, tapi virus langsung menyerang paru-paru.

Tes Covid-19 yang ada tidak bisa mendeteksi, semuanya akan menghasilkan 'negatif'. Diklaim hanya LDCT yang bisa mendeteksi varian baru itu.

Dia mencatut berita Kompas.com pada 3 Mei 2021. Dikatakan juga bahwa virus mematikan itu sudah ditemukan di Bali dan Jakarta.

Gejala yang akan dialami pasien yang terinfeksi virus baru mulai dari diare, hasil swab negatif, hingga meninggal. Berikut ini narasi lengkapnya:

"Kepada teman-teman yang cari nafkah di bidang yang sering 'bertemu dengan orang',
varian baru yang ditemukan di India (B 1617) memiliki gejala yang unik
tidak menimbulkan panas tapi virus varian baru ini menyerang langsung ke paru-paru.
Tes-tes yang ada (rapid, swab antigen maupun swab PCR), semua hasilnya negatif,
hanya LDCT (low dose CT Scan paru) Scan paru-paru yang bisa mendeteksi varian baru ini.
Biasanya langsung sesak napas dan 1~2 hari meninggal dunia.
Virus mematikan ini sudah ditemukan di Bali (B1351), Jakarta(B1617/B117),
Sumber informasi: https://nasional.kompas.com/read/2021/05/03/16035411/kemenkes-varian-b117-b1617-dan-b1351-sudah-masuk-indonesia?page=all
Gejala:
1. Diare.
2. Swab & PCR negatif.
3. Hari ke 3 diare makin parah.
4. Sesak nafas / nafas tersengal-sengal
5. CT scan paru hasilnya berwarna putih semua.
6. Setelah paru-paru menjadi putih,biasanya 1-2 hari kemudian meninggal.
Mari sama-sama ketatkan prokes:
1. Memakai Masker
2. Mencuci Tangan
3. Menjaga Jarak
4. Menjauhi Kerumunan
5. Mengurangi Mobilitas
Sayangi diri Anda, Sayangi Keluarga Anda, dan Sayangi Negeri ini."

  • Historiyono Kusdayanto 
  • Mekos Putra 
  • Bruno Bond 
  • Rizal Ruruk 

Konfirmasi Kompas.com

Tim Cek Fakta Kompas.com mengonfirmasi hal tersebut kepada Epidemiolog Universitas Griffith Dicky Budiman.

Dia mengatakan ada informasi yang benar dan tidak benar dalam unggahan tersebut, sehingga perlu diluruskan.

"Untuk yang varian India ini memang lebih banyak menyebabkan sesak lebih berat, namun tidak semuanya tidak terdeteksi. PCR ini kan ada 3 tipe. Artinya informasi ini tidak seluruhnya benar, tidak seluruhnya salah," ungkapnya pada Kompas.com, Sabtu (22/5/2021).

Terkait gejala yang disebutkan, yaitu bermula dari diare hingga akhirnya meninggal, menurut Dicky hal itu tidak benar. Tidak semua pasien yang terinfeksi varian baru dimulai dari diare, sesak napas, lalu meninggal.

"Mengenai gejala ini tidak spesifik gejala untuk Covid-19, kalau diare langsung, nggak begitu. Kadang ada yang demam, ada yang sesak, gangguan pencernaan," kata Dicky.

Gejala bisa berbeda atau beragam, tapi masih berkisar pada gejala umum Covid-19. Dia menyebutkan gejala umum itu antara lain demam, gangguan penciuman, pegal seperti saat flu, dan sebagainya.

Terkait gejala unik dari varian yang ditemukan di India, dia menyebutkan ada 3, yakni:

  • batuk terus menerus sampai satu jam, kadang dalam satu hari ada 3-4 episode batuk terus menerus
  • mulut kering
  • konjungtivitis atau mata merah.

Dari gejala-gejala yang muncul itulah dokter akan melakukan pemeriksaan, baik pemeriksaan fisik maupun pemeriksaan penunjang lewat laboratorium.

Selain itu akun Facebook Jarot Setiawan mencatut pemberitaan Kompas.com agar terlihat valid.

Akan tetapi dalam berita yang dicantumkan oleh akun Facebook Jarot Setiawan hanya memuat informasi tentang 3 varian virus corona dari luar negeri yang telah masuk ke Indonesia.

Ketiganya yakni varian B.1.1.7 asal Inggris, varian mutasi ganda B.1.617 asal India, serta B.1.351 yang berasal dari Afrika Selatan.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan varian baru ditemukan di Jakarta dan Bali.

Akan tetapi dalam berita tidak disebutkan informasi lainnya seperti gejala Covid-19 pada varian baru dan tes yang bisa mendeteksi.

Dihubungi terpisah, Wakil Direktur Pendidikan dan Penelitian RS UNS Tonang Dwi Ardyanto menjelaskan Kemenkes India sudah menegaskan, pada dasarnya varian virus Covid-19 tetap sama sifatnya dengan varian yang "asli" (wild-type).

"Tidak. Sebenarnya masih sama dengan Covid biasa," kata Tonang pada Kompas.com, Jumat (21/5/2021).

Lanjutnya, hanya saja variannya lebih mampu menghindari sistem imun, sehingga bisa terjadi infeksi tanpa gejala di awal.

Terkait bisa tidaknya terdeteksi SWAB/PCR, dia menjelaskan meski terjadi mutasi pada virus corona, tapi masih bisa terdeteksi.

"Cara PCR mendeteksi virus Covid, menggunakan pengenalan target gen. Mudahnya susunan dari 4 'huruf' ACTG. Varian virus masih bisa terdeteksi karena dua alasan," tutur Tonang.

Pertama, walaupun ada perubahan dari susunan ACTG, tapi sampai batas tertentu, PCR masih bisa membacanya. Kecuali kalau perubahanya sudah begitu kompleks.

Kedua, PCR untuk tes covid menggunakan target tidak hanya 1 gen. WHO mensyaratkan minimal 2 target gen. Bahkan kadang sampai 3 target.

"Maka seandainya terjadi mutasi pada gen S, masih ada target lain yang rendering tidak signifikan mutasinya. Di Indonesia, hampir semua tidak menggunakan target gen S. Rata-rata menggunakan target N, E, RdRp dan Orf1ab. Maka sampai saat ini masih mampu mendeteksi adanya varian tersebut," ungkap Tonang.

Kesimpulan

Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, klaim yang disebarkan oleh akun Facebook Jarot Setiawan tentang gejala Covid-19 unik dari varian baru perlu diluruskan.

Gejala unik yang sudah terdeteksi bukan diare, sesak napas, lalu meninggal. Akan tetapi batuk terus menerus sampai satu jam, mulut kering, dan konjungtivitis atau mata merah.

https://www.kompas.com/tren/read/2021/05/22/160000165/-klarifikasi-virus-corona-varian-baru-sebabkan-gejala-unik-termasuk-diare

Terkini Lainnya

Matahari Tepat di Atas Kabah, Saatnya Cek Arah Kiblat

Matahari Tepat di Atas Kabah, Saatnya Cek Arah Kiblat

Tren
Kekuasaan Sejarah

Kekuasaan Sejarah

Tren
Kisah Alfiana, Penari Belia yang Rela Sisihkan Honor Demi Berhaji, Jadi Salah Satu Jemaah Termuda

Kisah Alfiana, Penari Belia yang Rela Sisihkan Honor Demi Berhaji, Jadi Salah Satu Jemaah Termuda

Tren
Jokowi Luncurkan Aplikasi Terpadu INA Digital, Bisa Urus SIM, IKD, dan Bansos

Jokowi Luncurkan Aplikasi Terpadu INA Digital, Bisa Urus SIM, IKD, dan Bansos

Tren
Biaya UKT Universitas Muhammadiyah Maumere, Bisa Dibayar Pakai Hasil Bumi atau Dicicil

Biaya UKT Universitas Muhammadiyah Maumere, Bisa Dibayar Pakai Hasil Bumi atau Dicicil

Tren
Pegi Bantah Telah Membunuh Vina, Apakah Berpengaruh pada Proses Hukum?

Pegi Bantah Telah Membunuh Vina, Apakah Berpengaruh pada Proses Hukum?

Tren
Singapura Tarik Produk Kacang Impor Ini karena Risiko Kesehatan, Apakah Beredar di Indonesia?

Singapura Tarik Produk Kacang Impor Ini karena Risiko Kesehatan, Apakah Beredar di Indonesia?

Tren
Maskot Pilkada DKI Jakarta Disebut Mirip Kartun Shimajiro, KPU Buka Suara

Maskot Pilkada DKI Jakarta Disebut Mirip Kartun Shimajiro, KPU Buka Suara

Tren
Ramai di Media Sosial, Bagaimana Penilaian Tes Learning Agility Rekrutmen BUMN?

Ramai di Media Sosial, Bagaimana Penilaian Tes Learning Agility Rekrutmen BUMN?

Tren
Batalkan Kenaikan UKT, Nadiem: Kalau Ada Kenaikan Harus Adil dan Wajar

Batalkan Kenaikan UKT, Nadiem: Kalau Ada Kenaikan Harus Adil dan Wajar

Tren
Buntut Pencatutan Nama di Karya Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Dicopot dari Dekan dan Dosen FEB Unas

Buntut Pencatutan Nama di Karya Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Dicopot dari Dekan dan Dosen FEB Unas

Tren
Alasan Nadiem Makarim Batalkan Kenaikan UKT Perguruan Tinggi Tahun Ini

Alasan Nadiem Makarim Batalkan Kenaikan UKT Perguruan Tinggi Tahun Ini

Tren
Cara Melihat Nomor Sidanira untuk Daftar PPDB Jakarta 2024

Cara Melihat Nomor Sidanira untuk Daftar PPDB Jakarta 2024

Tren
Kronologi Balita 2 Tahun di Sidoarjo Meninggal Usai Terlindas Fortuner Tetangga

Kronologi Balita 2 Tahun di Sidoarjo Meninggal Usai Terlindas Fortuner Tetangga

Tren
Sosok Kamehameha, Jurus Andalan Son Goku yang Ada di Kehidupan Nyata

Sosok Kamehameha, Jurus Andalan Son Goku yang Ada di Kehidupan Nyata

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke