Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Percaya Covid-19 Disebabkan "Roh Jahat", Warga India Berobat ke Dukun

Kompas.com - 02/05/2021, 17:09 WIB
Rosy Dewi Arianti Saptoyo,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tingginya angka kematian akibat Covid-19 dan minimnya akses kesehatan membuat warga India semakin putus asa.

Orang-orang beralih dari rumah sakit dan memilih tindakan alternatif, seperti praktik dukun untuk membantu menyembuhkan mereka dari Covid-19.

Melansir The Independent, Jumat (30/4/2021), Kepala Pengobatan di Rumah Sakit Kristen Chinchpada Maharashtra, dr Ashita Rebecca Singh mengatakan bahwa mereka yang pergi ke dukun percaya bahwa infeksi virus corona akibat adanya "roh jahat".

Baca juga: WHO: Situasi di India Bisa Terjadi di Mana Saja

RS jadi pilihan terakhir

Singh bekerja di bagian terpencil negara bagian Maharashtra.

Dia melihat beberapa dari pasien Covid-19 memiliki tanda cap di perut mereka.

Tanda itu diidentifikasi merupakan cap dari dukun yang telah berusaha mengusir "roh jahat". Roh inilah yang mereka yakini menyebabkan infeksi.

Menurut dokter, beberapa lainnya telah melarikan diri dari desa mereka karena mengira "roh jahat" adalah penyebab kematian orang.

Baca juga: Melihat Penanganan Covid-19 di India...

Seorang pasien dengan gangguan pernapasan berbaring di dalam mobil sambil menunggu untuk masuk rumah sakit Covid-19 untuk perawatan, di tengah penyebaran penyakit virus corona (Covid-19), di Ahmedabad, India, Kamis (22/4/2021).ANTARA FOTO/REUTERS/AMIT DAVE Seorang pasien dengan gangguan pernapasan berbaring di dalam mobil sambil menunggu untuk masuk rumah sakit Covid-19 untuk perawatan, di tengah penyebaran penyakit virus corona (Covid-19), di Ahmedabad, India, Kamis (22/4/2021).
Sementara itu, sebagian lainnya mengandalkan pengobatan tradisional, seperti pengobatan herbal dan berpegang pada kepercayaan kuno.

Sebenarnya pihak rumah sakit telah berusaha meningkatkan kapasitasnya dari 50 tempat tidur menjadi 82.

Akan tetapi, pasien datang ke rumah sakit hanya sebagai upaya terakhir karena pengobatan dukun tak membuahkan hasil.

Akhirnya, mereka keburu meninggal karena terlambat mendapat perawatan yang layak.

Baca juga: Sudah Ada di Indonesia, Berikut Informasi Seputar Varian Covid-19 B.1.617 dari India

Besi panas

Dari siaran Today BBC Radio 4, Singh bercerita bahwa dukun memberi cap besi panas di perut pasien dengan harapan roh jahat yang dipercaya menyebabkan penyakit ini akan musnah.

Dalam beberapa kasus, orang-orang juga beralih ke perawatan medis yang tidak terbukti secara klinis. Bisa dikatakan, ini adalah upaya putus asa untuk menyelamatkan orang yang mereka cintai.

"Hanya sebagian kecil yang akan datang ke dokter, yang lainnya akan pergi ke dukun atau praktisi adat yang akan memberi mereka obat herbal untuk penyakit mereka," kata Singh.

Baca juga: Simak 3 Gejala Baru Covid-19, dari Anosmia hingga Parosmia

Dalam kasus lain, pasar gelap untuk obat-obatan penyelamat hidup yang tidak banyak tersedia.

Negara terpadat kedua di dunia ini berada dalam krisis yang parah.

Rumah sakit dan pelayanan jenazah semakin kewalahan. Bahkan, korban terpaksa dikremasi di taman dan tempat parkir mobil.

Berdasarkan data dari Worldometers, per Minggu (2/5/2021) pukul 14.30, total kasus Covid-19 di India sebanyak 19.557.457 dengan 215.542 kematian.

Ia menduduki posisi kedua dari kasus Covid-19 terbanyak di dunia.

Baca juga: Vaksin Covid-19 Tahap 10 Tiba di Indonesia, Ini Sasaran Vaksinasinya

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Vaksinasi Covid-19 Tahap 2

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

NASA Akan Bangun Jalur Kereta Api di Bulan untuk Memudahkan Kerja Astronot

NASA Akan Bangun Jalur Kereta Api di Bulan untuk Memudahkan Kerja Astronot

Tren
Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Tren
Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Tren
Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Tren
Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Tren
Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Tren
Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini 'Tersapu' oleh Alam

Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini "Tersapu" oleh Alam

Tren
Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Tren
Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Tren
Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Tren
Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Tren
Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Tren
Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Tren
Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com