Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sayur yang Sebaiknya Jangan Dipanaskan Berulang, Bayam Salah Satunya

Kompas.com - 25/04/2021, 19:28 WIB
Rosy Dewi Arianti Saptoyo,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Seringkali, makanan sisa kemarin menjadi pilihan agar tak repot saat menyiapkan makanan sahur dan buka puasa.

Lebih praktis, karena tinggal memanaskannya. 

Akan tetapi, ada beberapa bahan makanan yang kandungan gizinya hilang, bahkan menjadi berbahaya jika dipanaskan berulang.

Baca juga: Tips Puasa Sehat untuk Penderita Hipertensi, Perbanyak Sayur dan Cek Tensi Rutin

Apa saja sayur yang berbahaya jika dipanaskan dan bagaimana cara mengolahnya dengan aman?

Bahaya bayam jika dipanaskan

Salah satu sayur yang diingatkan dan tak disarankan untuk dipanaskan berulang adalah sayur bayam.

Berulangkali memanaskan sayur bayam disebut berbahaya. Kenapa? 

Dosen dan peneliti dari departemen kesehatan gizi Universitas Gajah Mada, Dr. Toto Sudargo, SKM., M.Kes, mengatakan, ada kandungan pada bayam yang akan berbahaya jika terlalu lama atau sering dipanaskan.

"Sayur bayam mengandung kadar oksalat sebanyak 3,8 ppm. Kandungan kadar oksalat bertambah atau semakin banyak larut apabila dibiarkan terlalu lama dipanaskan," jelas Toto, saat dihubungi Kompas.com, Senin (18/4/2021).

Oksalat adalah sejenis asam organik yang ditemukan dalam setiap tanaman, hewan, dan manusia.

Jika bayam dipanaskan berulang, maka kandungan oksalat yang tinggi dapat berpengaruh pada urin dan komponen darah.

Toto mengatakan, pada tingkat yang parah kadar oksalat yang tinggi dapat menimbulkan penyakit.

"Dapat menyebabkan penyakit ginjal. Selain itu oksalat merupakan asam kuat sehingga
dapat mengiritasi saluran pencernaan terutama lambung," kata Toto.

Baca juga: Cara Membersihkan Juicer agar Sisa Sayur dan Buah-buahan Hilang Tuntas

Sayur lainnya

Sayuran lainnya, seperti yang terdapat dalam sop, yaitu wortel, kentang, kubis dan lainnya juga perlu diperhatikan ketika dipanaskan ulang.

Sayur lain yang sering dikonsumsi di Indonesia, misalnya sayur asem. Sayur asem biasanya diolah dengan campuran daun so atau daun melinjo, kacang panjang, labu siam, dan berbagai sayur lainnya.

Toto menggolongkan sayur-sayur yang sering dikonsumsi di Indonesia, menjadi 3 kolompok, yaitu:

  • Sayur dari daun
  • Sayur dari umbi-umbian
  • Sayur yang seratnya keras

Ketiganya membutuhkan durasi dan suhu yang berbeda untuk mengolahnya dengan baik.

"Tentu durasinya berbeda, tergantung pada jenis sayur," ujar Toto.

Untuk sayur dari daun, Toto mengatakan, tidak perlu waktu lama untuk memasaknya.

"Yang paling cepat masak adalah jenis sayur daun. Berikutnya jenis sayur umbi dan yang terakhir adalah jenis sayur yang seratnya keras," kata Toto.

Baca juga: Tips Menghangatkan Tubuh dengan Sayur Mayur

Durasi dan suhu

Lebih lanjut, Toto mengatakan, suhu dan durasi pemanasan perlu diperhatikan saat proses memasak.

Khusus untuk makanan yang mengandung sayur bayam, jangan memanaskannya hingga 1 jam.

"Selain mengurangi kadar oksalat dapat juga menurunkan beberapa zat gizi penting dalam bahan sayur, dan penurunan kadar oksalat sampai 52,1 persen bila dimasak pada suhu 60 derajat Celcius selama satu jam," terang Toto.

Untuk sayuran lainnya, Toto mengatakan, masih dapat dipanaskan, tetapi jangan terlalu lama.

"Bila akan dipanaskan berulang, maka waktunya pendek saja. Hingga mendidih dan segera dimatikan apinya," kata Toto.

Tips memasak sayur

Cara lain agar konsumsi sehari-hari lebih sehat dan berimbang, raciklah makanan sesuai porsi.

Sebelum sayur dan bahan makanan lain diolah, perhatikan jumlah orang yang akan mengonsumsinya.

Olahlah banyaknya makanan sesuai jumlah orang di rumah. 

Jika ingin praktis di bulan Ramadhan dengan memanaskan makanan, maka usahakan pilih jenis sayur yang rata-rata tingkat kematangannya sama.

Memasak sayur dengan sederhana tidak masalah, asalkan aman.

"Jika seperti saat bulan puasa ini maka, buat sayur yang mengolahnya simpel dan pilih jenis sayur yang rata tingkat kematangannya," kata Toto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com