Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menilik Tren Memelihara Ayam di Silicon Valley...

Kompas.com - 25/04/2021, 16:30 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Bagi orang-orang yang tinggal di pedesaan Indonesia, memelihara ayam di pekarangan rumah adalah hal biasa dan lumrah dijumpai.

Akan tetapi, bagaimana jadinya jika pemandangan itu ada di salah satu daerah paling modern dan berisi penduduk berpendapatan tertinggi di dunia?

Ya, memelihara ayam di pekarangan rumah rupanya tengah menjadi tren tersendiri di kalangan penduduk Silicon Valley, California, Amerika Serikat.

Warga yang tinggal di daerah tempat perusahaan-perusahaan teknologi besar dunia bermarkas itu bahkan rela merogoh kocek hingga 300 dollar AS atau sekitar Rp 4,3 juta untuk membeli seekor ayam.

Usut punya usut, ternyata kegiatan memelihara ayam kampung itu dianggap sebagai cara yang lebih ramah lingkungan untuk mendapatkan telur, ketimbang bergantung pada telur yang diproduksi oleh industri peternakan ayam.

Baca juga: Mengenal Silicon Valley: Lembah Teknologi Acuan Bukit Algoritma Sukabumi

Lantas, seperti apa kisahnya?

Melansir tayangan video Business Insider, Sabtu (24/4/2021) Leslie Citroen, seorang pedagang ayam di Silicon Valley mengatakan, para pembeli ayamnya lebih menyukai warna telur yang dihasilkan oleh ayam tersebut.

"Orang-orang tidak lagi puas dengan telur berwarna putih atau cokelat, jadi mereka mencari warna-warna yang lebih tidak lazim. Telur dari ayam jenis Easter sangat, sangat populer, karena berwarna hijau atau biru," kata Citroen.

"Itu membuat orang bisa dengan bangga mengatakan 'Hei telur-telur ini tidak kubeli dari Whole Foods (supermarket). Aku menghasilkannya dari pekaranganku,'" kata Citroen melanjutkan.

Ayam petelur di Amerika Serikat, umumnya dihargai 2-5 dollar AS per ekor, atau sekitar Rp 29-72 ribu.

Baca juga: Bocah 12 Tahun Dikurung di Bekas Kandang Ayam, Ini Saran Dokter Spesialis Jiwa

Namun, ayam-ayam kampung yang dibeli oleh warga Silicon Valley bisa berharga lebih mahal berkali-kali lipat.

Salah satu alasannya adalah karena ayam-ayam itu memiliki penampilan yang dianggap unik.

Ayam jenis Silkies populer karena bulunya yang lembut dan berwarna putih.

Sedangkan ayam jenis Bantam disukai karena ukurannya yang mini.

Baca juga: Viral, Video Pria Ancam Polisi yang Akan Bubarkan Judi Sabung Ayam di Toraja Utara

Penolakan terhadap industri peternakan

Lebih lanjut, Citroen menuturkan, para pembeli juga rela merogoh kocek lebih dalam karena yakin bahwa ayam-ayam yang dia jual dipelihara dengan baik.

"Sekitar 60 persen dari konsumenku adalah orang-orang yang bekerja dan tinggal di jantung Silicon Valley. Orang-orang itu sangat berpendidikan dan menyadari betapa buruknya industri peternakan memperlakukan ayam," kata Citroen.

Di Mill Valley Chickens, peternakan milik Citroen, ayam-ayam dibiarkan berkeliaran bebas, dan memakan apa saja yang mereka mau, mulai dari rumput hingga serangga.

Citroen mengatakan, ayam-ayam itu tidak diberi pakan konsentrat, seperti yang biasa dilakukan di industri peternakan.

Dia menambahkan, kebanyakan orang mencari ayam betina karena mereka ingin memelihara ayam yang juga bisa menghasilkan telur untuk dikonsumsi.

Baca juga: Video Viral Menghilangkan Bagian Kuning Telur, Mungkinkah Dilakukan?

Memelihara ayam bantu redakan stress

Diketahui, tren memelihara ayam di kalangan warga Silicon Valley sudah dimulai sejak beberapa tahun yang lalu.

Melansir The Washington Post, 2 Maret 2018, sebagian warga Silicon Valley mengaku bahwa memelihara ayam bisa membantu meredakan strees dari pekerjaan mereka di industri teknologi.

Hal itu diungkapkan oleh Johand Land, seorang product manager di Waymo (sebelumnya dikenal sebagai proyek mobil tanpa pengemudi milik Google).

Land mengatakan, pekerjaan yang dia lakoni menuntutnya untuk selalu fokus menghadapi layar komputer, dan senantiasa menghasilkan inovasi.

Baca juga: Ramai soal Tesla, Siapkah Indonesia dengan Mobil Listrik?

Dia mengungkapkan, rahasia suksesnya dalam pekerjaan adalah menyediakan waktu untuk bersantai bersama istri dan anak-anaknya, sambil meneguk segelas wine seraya mengamati 13 ekor ayam dan 3 domba miliknya berkeliaran di pekarangan.

"Mengamati binatang-binatang itu adalah hal yang menakjubkan. Daripada memandangi layar komputer, aku justru melihat siklus kehidupan. Hal itu sangat berbeda dengan pekerjaan abstrak yang kulakoni," kata Land.

Di Silicon Valley, memelihara ayam di pekarangan rumah dianggap sebagai hal yang trendy, dan bahkan setara dengan mengendarai Tesla (mobil listrik).

Baca juga: Mengenal Elon Musk, Pria di Balik SpaceX...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

NASA Akan Bangun Jalur Kereta Api di Bulan untuk Memudahkan Kerja Astronot

NASA Akan Bangun Jalur Kereta Api di Bulan untuk Memudahkan Kerja Astronot

Tren
Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Tren
Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Tren
Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Tren
Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Tren
Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Tren
Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini 'Tersapu' oleh Alam

Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini "Tersapu" oleh Alam

Tren
Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Tren
Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Tren
Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Tren
Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Tren
Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Tren
Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Tren
Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com