Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengajak Anak Berpuasa, Jangan Gunakan Paksaan dan Hukuman

Kompas.com - 12/04/2021, 20:30 WIB
Inten Esti Pratiwi

Penulis

Gunakan ajakan positif dan hindari kalimat negatif

Penyusunan kalimat bisa mempengaruhi kondisi psikologis anak.

"Daripada mengatakan, 'Sayang jangan makan dan minum selama 6 jam ya,' lebih baik menggunakan kalimat, 'Sayang, makannya ditunda sampai tengah hari ya.' Kalimat positif lebih bisa membangkitkan energi yang positif juga," papar Dwi.

Hal ini seperti ketika dokter mengeluarkan pantangan makanan ini itu, pasti efek yang dirasakan pasien adalah ia akan merasa tersiksa karena hidupnya seperti diberi batas.

Namun dengan memberi solusi lebih baik mengonsumsi sajian A daripada mengonsumsi sajian B, maka psikologis pasien akan lebih tertarik untuk menuruti saran dari dokter dengan kesadaran diri sendiri.

Atasi tantrum anak dengan sabar

Yang biasa terjadi adalah anak akan menolak bangun sahur lantaran terdera kantuk. Semakin dipaksa, anak justru akan semakin menolak dan lahirlah tantrum.

Menghadapi kondisi demikian, orang tua harus bersabar. Jangan memaksa anak dan mengancam memberi hukuman karena cara itu tak akan berhasil. Semisal anak mau bangun pun, karena ia merasa terancam.

"Imbasnya, anak tak akan mengikuti puasa dengan hati yang gembira. Ketika ia tak kuat menahan lapar dan minum ia bisa minum secara sembunyi-sembunyi alias berbohong karena takut terkena hukuman."

Jadi ketika anak tantrum, bangunkan anak secara bertahap 5 atau 10 menit sekali. Atau ajak anak untuk pindah tidur, dari kasur ke meja makan. Dengan cara bergerak, anak akan makin terjaga dan bisa fokus untuk menyantap sajian sahur.

Baca juga: Tips Pilih Menu Buka Puasa dan Sahur dari Dokter Gizi

Jangan ada paksaan dan pembandingan

Intinya, ketika mengajak anak melakukan sesuatu termasuk puasa, jangan pernah ada paksaan, hukuman atau pembandingan.

"Jangan pernah membandingkan anak dengan anak yang lain. Karena hal ini akan menurunkan kepercayaan dirinya dan menganggu psikologisnya."

Jika harus membandingkan, bandingkan anak dengan dirinya sendiri. Semisal di puasa tahun lalu anak bisa berpuasa sebulan penuh, orang tua bisa menanyakan mengapa di tahun ini anak malas-malasan.

Baca juga: Porsi Makan dan Gizi yang Baik saat Puasa, dari Karbohidrat hingga Protein

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Nuklir Bisa untuk Obati Kanker Tiroid, Apa Itu, Bagaimana Prosesnya?

Nuklir Bisa untuk Obati Kanker Tiroid, Apa Itu, Bagaimana Prosesnya?

Tren
Penjelasan UI soal UKT yang Mencapai Rp 161 Juta

Penjelasan UI soal UKT yang Mencapai Rp 161 Juta

Tren
Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Minum Teh Setelah Makan?

Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Minum Teh Setelah Makan?

Tren
Daftar Nama 11 Korban Meninggal Dunia Kecelakaan Bus di Subang

Daftar Nama 11 Korban Meninggal Dunia Kecelakaan Bus di Subang

Tren
Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Solusinya

Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Solusinya

Tren
Kapan Waktu Terbaik Minum Vitamin?

Kapan Waktu Terbaik Minum Vitamin?

Tren
Daftar Negara yang Mendukung Palestina Jadi Anggota PBB, Ada 9 yang Menolak

Daftar Negara yang Mendukung Palestina Jadi Anggota PBB, Ada 9 yang Menolak

Tren
Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Tren
Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Tren
Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Tren
Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni 'Atlantis yang Hilang' di Lepas Pantai Australia

Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni "Atlantis yang Hilang" di Lepas Pantai Australia

Tren
4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

Tren
Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Tren
Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Tren
8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com