Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tindakan Mengatasi Kesepian Selama dan Pascapandemi...

Kompas.com - 27/03/2021, 12:30 WIB
Rosy Dewi Arianti Saptoyo,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Parlemen Inggris mulai mempertimbangkan tindakan untuk mengatasi kesepian pasca-pandemi.

Mereka akan memperbanyak bangku, toilet umum, dan penerangan jalan di ruang publik untuk mendorong orang-orang yang kesepian kembali bergaul.

Dilansir dari The Guardian, Rabu (24/3/2021), anggota parlemen konservatif Inggris, Neil O'Brien mengatakan bahwa penting untuk memperhatikan hubungan tetangga dan hubungan berkualitas lainnya setelah setahun pandemi.

"Ini berarti lebih banyak toilet umum, penerangan jalan yang lebih baik, ruang aman yang landai dan tenang, sehingga semua orang dari segala usia dan semua latar belakang memiliki fasilitas yang mereka butuhkan untuk menjalin persahabatan yang berharga di daerah mereka," katanya.

Baca juga: Simak 3 Gejala Baru Covid-19, dari Anosmia hingga Parosmia

Darurat kesepian

Tindakan mengatasi "darurat kesepian" ini berawal dari jajak pendapat Palang Merah Inggris yang menunjukkan bahwa lebih dari sepertiga (35 persen) orang Inggris merasa kurang terhubung dengan komunitas mereka daripada yang mereka lakukan sebelum Covid-19.

Sebanyak 39 persen tidak berpikir perasaan kesepian mereka akan hilang setelah adanya pembatasan pada kehidupan sehari-hari.

Hampir sepertiga (32 persen) khawatir bahwa mereka mungkin tidak dapat terhubung dengan orang-orang dengan cara yang sama seperti sebelum pandemi.

Baca juga: Terlalu Lama Bermain Gadget Bisa Pengaruhi Mental Anak, Benarkah?

Direktur Eksekutif Komunikasi dan Advokasi Palang Merah Inggris Zoë Abrams mengatakan, mengatasi kesepian harus menjadi prioritas karena selama pandemi banyak orang telah menghadapi transisi kehidupan yang menyebabkan kesepian, seperti kesehatan fisik dan mental yang buruk, kehilangan pekerjaan atau kehilangan orang yang dicintai.

"Kurangnya layanan bus yang baik, toilet umum gratis, taman dan kebun, fasilitas ganti bayi atau adaptasi aksesibilitas dapat menjadi penghalang yang mencegah orang untuk terhubung dengan orang lain secara langsung," katanya.

Inggris telah menginvestasikan lebih dari 31,5 juta poundsterling untuk organisasi yang mendukung orang-orang yang mengalami kesepian dan 44 juta poundsterling untuk organisasi kesehatan mental.

Baca juga: Millen Cyrus dan Bahaya Sabu bagi Fisik dan Mental Penggunanya...

Studi soal kesepian

Seorang peneliti dari Universitas Miami di Coral Gables, Florida, Viviana Horigian melakukan studi tentang dampak psikologis pandemi virus corona pada orang dewasa usia muda.

Studi tersebut menemukan peningkatan kesepian yang mengkhawatirkan sejak datangnya Covid-19.

Dilansir dari medicalnewstoday.com, dalam survei terhadap 1.008 orang berusia 18-35 tahun tersebut, sebanyak 80 persen peserta melaporkan gejala depresi yang signifikan selama pandemi.

Tidak hanya usia 20-an yang mengalami tingkat kesepian tertinggi saat ini, lebih banyak anak berusia 18 hingga 24 tahun juga berpikir untuk bunuh diri.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Resesi Ekonomi dan Bedanya dengan Depresi Ekonomi

Mengutip dari Healthline, kesepian didasarkan pada persepsi seseorang tentang hubungan sosial mereka, apakah mereka memuaskan atau merasa terpenuhi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com