"Karena pertumbuhan tinggi badan tak hanya menyangkut soal tulang saja, namun juga otot dan jaringan ikat. Ketiganya bisa tumbuh maksimal jika dirangsang dengan nutrisi dan aktivitas fisik," ujar Denta.
Keempat, tinggi badan anak juga dipengaruhi oleh penyakit-penyakit kronis yang menyerang anak di usia batita lebih dari 6 bulan lamanya. Penyakit kronis di sini bisa berupa TBC, penyakit jantung bawaan, dan masih banyak lagi.
Rata-rata, pertumbuhan tinggi badan manusia terhenti di kisaran usia 18 tahun. Growth spurt sendiri, atau usia percepatan pertumbuhan, berbeda-beda antara anak laki-laki dan anak perempuan.
Anak perempuan mengalami percepatan penambahan tinggi badan di usia 8 hingga 13 tahun. Sedangkan anak laki-laki di usia 10 hingga 15 tahun.
Pada usia growth spurt ini, seorang anak laki-laki bisa bertambah tingginya hingga 20 cm.
Karena usia percepatan pertumbuhan ini jatuh di usia anak laki-laki menjalani sunat, maka muncul mitos bahwa sunat membuat tinggi badan melesat drastis.
Baca juga: Susu Sapi Vs Susu Nabati, Mana yang Lebih Baik untuk Pertumbuhan Anak?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.