Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisruh Partai Demokrat: KLB, Sikap Presiden Jokowi, hingga Upaya AHY

Kompas.com - 08/03/2021, 13:14 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat di Deli Serdang, Sumatera Utara, Jumat (5/3/2021) lalu, dinilai pengamat Ray Rangkuti adalah hal yang tidak wajar. 

Seperti diketahui, hasil akhir KLB tersebut mengangkat Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko sebagai Ketua Umum Partai Demokrat

Menurut Ray, umumnya KLB partai politik diselenggarakan apabila sang ketua umum mengalami kondisi-kondisi tertentu.

Baca juga: Penjelasan SBY soal Syarat KLB dalam AD/ART Partai Demokrat

Misalnya jika ketua umum berhalangan secara tetap, melakukan tindak kejahatan berat, atau melanggar Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) partai.

"Tentu saja tidak wajar," kata Ray kepada Kompas.com, Minggu (7/3/2021).

"Ketiga hal ini, tidak kita dengar secara kuat dijadikan alasan untuk melakukan KLB (Deli Serdang). Kita tidak mendengar penjelasan yang kuat bahwa KLB itu sesuatu yang memang rasional, etis, dan konstitusional,"  ujar dia.

Sikap Presiden Jokowi

Selain itu, Ray juga menyayangkan tidak adanya tindakan konkret yang dilakukan oleh pihak eksekutif, dalam hal ini Presiden Joko Widodo terkait kondisi tersebut. 

Sebab peristiwa KLB tersebut, menurut Ray, melibatkan Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko, yang dalam hal ini bawahan Presiden. 

Pihak eksekutif menurutnya bisa bertindak, misalnya dengan mencegah atau melakukan tindakan lainnya.

"Maka terjadilah peristiwa seperti di atas, dan tentunya belum berakhir. Kita akan melihat sejauh apa kasus ini akan bergulir," ucap Ray.

Upaya AHY 

Sebelum adanya KLB, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono telah mengirim surat kepada Presiden Jokowi perihal adanya upaya kudeta kepemimpinan Partai Demokrat, yang saat itu diduga melibatkan KSP Moeldoko. 

Baca juga: Perpecahan Partai Demokrat dan Catatan Buruk dalam Perpolitikan Indonesia

Selanjutnya Ray mengatakan, dalam kondisi saat ini ada tiga hal yang dilakukan oleh Partai Demokrat kubu AHY apabila di kemudian hari terjadi sengketa. 

Tiga hal itu meliputi:

1. Mempersiapkan segala dokumen yang berkaitan dengan kemungkinan akan adanya sengketa, baik di Kemenkumham maupun di pengadilan.

2. Melakukan konsolidasi internal yang lebih solid, meski saat ini PD mengklaim internalnya dalam kondisi yang sangat solid.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

8 Tim yang Lolos Perempat Final Thomas dan Uber Cup 2024, Siapa Saja?

8 Tim yang Lolos Perempat Final Thomas dan Uber Cup 2024, Siapa Saja?

Tren
20 Ucapan dan Twibbon Hari Buruh 1 Mei 2024

20 Ucapan dan Twibbon Hari Buruh 1 Mei 2024

Tren
Wasit VAR Sivakorn Pu-Udom dan Kontroversinya di Piala Asia U23 2024

Wasit VAR Sivakorn Pu-Udom dan Kontroversinya di Piala Asia U23 2024

Tren
Penjelasan PVMBG soal Gunung Ruang Kembali Meletus, Bisa Picu Tsunami

Penjelasan PVMBG soal Gunung Ruang Kembali Meletus, Bisa Picu Tsunami

Tren
100 Gerai KFC Malaysia Tutup di Tengah Aksi Boikot Produk Pro-Israel

100 Gerai KFC Malaysia Tutup di Tengah Aksi Boikot Produk Pro-Israel

Tren
5 Korupsi SYL di Kementan: Biaya Sunatan Cucu, Beli Mobil untuk Anak, hingga Bayar Biduan

5 Korupsi SYL di Kementan: Biaya Sunatan Cucu, Beli Mobil untuk Anak, hingga Bayar Biduan

Tren
Apa Itu Identitas Kependudukan Digital (IKD)? Berikut Tujuan dan Manfaatnya

Apa Itu Identitas Kependudukan Digital (IKD)? Berikut Tujuan dan Manfaatnya

Tren
AstraZeneca Akui Ada Efek Samping Langka pada Vaksinnya, Ahli dan Kemenkes Buka Suara

AstraZeneca Akui Ada Efek Samping Langka pada Vaksinnya, Ahli dan Kemenkes Buka Suara

Tren
Studi: Mengurangi Asupan Kalori Diyakini Bikin Umur Lebih Panjang

Studi: Mengurangi Asupan Kalori Diyakini Bikin Umur Lebih Panjang

Tren
10 Rekomendasi Ras Anjing Ramah Anak, Cocok Jadi Peliharaan Keluarga

10 Rekomendasi Ras Anjing Ramah Anak, Cocok Jadi Peliharaan Keluarga

Tren
Terjadi Penusukan WNI di Korea Selatan, 1 Orang Dilaporkan Meninggal Dunia

Terjadi Penusukan WNI di Korea Selatan, 1 Orang Dilaporkan Meninggal Dunia

Tren
Ramai soal Kinerja Bea Cukai Dikeluhkan, Bisakah Dilaporkan?

Ramai soal Kinerja Bea Cukai Dikeluhkan, Bisakah Dilaporkan?

Tren
Viral, Video Perempuan Terjebak di Kolong Commuter Line Stasiun UI, Ini Kata KCI

Viral, Video Perempuan Terjebak di Kolong Commuter Line Stasiun UI, Ini Kata KCI

Tren
Kapan Pertandingan Indonesia Vs Irak untuk Memperebutkan Peringkat Ketiga? Simak Jadwalnya

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Irak untuk Memperebutkan Peringkat Ketiga? Simak Jadwalnya

Tren
Kucing di China Nyalakan Kompor dan Picu Kebakaran, Dipaksa 'Kerja' untuk Bayar Kerugian

Kucing di China Nyalakan Kompor dan Picu Kebakaran, Dipaksa "Kerja" untuk Bayar Kerugian

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com