Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hasil CT Scan Ungkap Penyebab Kematian Firaun Mesir Seqenenre Tao II 3600 tahun lalu

Kompas.com - 18/02/2021, 08:00 WIB
Rosy Dewi Arianti Saptoyo,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

Dugaan kematian

Temuan lain memperlihatkan luka di tengkorak menggambarkan kisah kematian yang brutal.

Mumi Firaun Seqenenre Tao II memiliki potongan sepanjang 2,75 inci (7 sentimeter) di dahinya, seperti dikeluarkan dari kapak atau pukulan pedang dari atas. Luka ini saja bisa berakibat fatal.

Potongan lain yang berpotensi fatal, ada di atas mata kanan. Terdapat potongan sepanjang 1,25 inci (3,2 cm) dan kemungkinan dibuat dengan kapak.

Selebihnya banyak luka di hidung, mata kanan dan pipi kanan yang kemungkinan arahnya dari atas, peneliti menduga akibat pegangan kapak atau tongkat tumpul.

Sementara itu, seseorang di depan raja mengayunkan pedang atau kapak ke pipi kiri firaun, meninggalkan potongan lebih dalam lagi.

Adapun dari kiri, sebuah senjata, yang kemungkinan adalah tombak, menembus dasar tengkoraknya, meninggalkan luka sepanjang 1,4 inci (3,5 cm).

Baca juga: Peti Mati dan Mumi Berusia 3.000 Tahun Ditemukan di Kuil Kuno Mesir

Dieksekusi 

Sebelumnya, arkeolog telah melaporkan luka yang banyak ini, tetapi Saleem dan koleganya, Egyptologist bernama Zahi Hawass, menemukan satu set baru terkait patah tulang tengkorak yang ditutupi oleh bahan pembalseman.

Pembalseman terkonsentrasi di sisi kanan tengkorak, kerusakan tampaknya disebabkan oleh belati dan benda tumpul yang berat, yang kemungkinan adalah pegangan kapak.

Selain itu tampak tangan mumi ditekuk dan dikepal, tetapi tidak ada cedera defensif di lengannya. Hal ini membuat para peneliti menduga bahwa mungkin tangan Seqenenre Tao II terikat ketika dia meninggal.

Mumi ini mungkin telah ditangkap di medan perang dan dieksekusi oleh banyak penyerang, kata Saleem dalam pernyataan itu.

Baca juga: Arkeolog Turki Temukan Segel Berusia Ribuan Tahun dari Era Mesir Kuno

Saleem menyatakan, meskipun para peneliti telah menemukan mumi firaun dengan luka kekerasan sebelumnya, tidak ada bukti kematian firaun di medan perang sampai sekarang.

Salah satunya mumi Ramses III. Ia dipotong lehernya dalam kudeta istana, katanya. Catatan sejarah menceritakan Ramses II dan Thutmose III mengambil bagian dalam pertempuran, tetapi tidak ada bukti cedera pada mumi mereka.

Sementara, para peneliti dari jurnal Frontiers di Medicineakta menyatakan bahwa fakta pembalsem untuk menambal luka tengkorak Seqenenre Taa II menunjukkan bahwa dia tidak dibalsem dengan tergesa-gesa.

Otak kering firaun juga menempel di sisi kiri tengkoraknya, menunjukkan bahwa seseorang membaringkannya setelah kematian, baik di tempat dia jatuh atau saat tubuhnya diangkut untuk dibalsem.

Baca juga: 74 Tahun Hilang, Artefak Mesir Petunjuk Piramida Besar Ditemukan

Nasib kerajaan

Seqenenre Tao II mungkin telah kehilangan nyawanya dalam pertempuran, tetapi penerusnya akhirnya memenangkan perang.

Setelah Kamose meninggal, permaisuri Seqenenre Tao II, Ahhotep I, kemungkinan besar bertindak sebagai bupati, melanjutkan pemberontakan melawan Hyskos.

Ketika Seqenenre Tao II dan putra Ahhotep I Ahmose I beranjak dewasa, mereka mewarisi takhta dan akhirnya mengusir penjajah asing.

Ahmose I akan menyatukan Mesir dan mengagas kerajaan baru, dengan periode kekuasaan puncak Mesir kuno antara abad 16 dan 11 SM.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kronologi Jampidsus Kejagung Dibuntuti Densus 88, Diduga Terkait Pengusutan Korupsi Timah

Kronologi Jampidsus Kejagung Dibuntuti Densus 88, Diduga Terkait Pengusutan Korupsi Timah

Tren
Terima Kasih, Prof. Salim Said

Terima Kasih, Prof. Salim Said

Tren
10 Aktivitas yang Dapat Meningkatkan Stamina, Mudah Dilakukan

10 Aktivitas yang Dapat Meningkatkan Stamina, Mudah Dilakukan

Tren
Bukan Segitiga Bermuda, Ini Jalur Laut Paling Berbahaya di Dunia

Bukan Segitiga Bermuda, Ini Jalur Laut Paling Berbahaya di Dunia

Tren
7 Pilihan Ikan Tinggi Fosfor, Sehatkan Tulang tapi Perlu Dibatasi Penderita Gangguan Ginjal

7 Pilihan Ikan Tinggi Fosfor, Sehatkan Tulang tapi Perlu Dibatasi Penderita Gangguan Ginjal

Tren
Film Vina dan Fenomena 'Crimetainment'

Film Vina dan Fenomena "Crimetainment"

Tren
5 Efek Samping Minum Kopi Susu Saat Perut Kosong di Pagi Hari

5 Efek Samping Minum Kopi Susu Saat Perut Kosong di Pagi Hari

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah Indonesia Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 24-25 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah Indonesia Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 24-25 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Pencairan Jaminan Pensiun Sebelum Waktunya | Prakiraan Cuaca BMKG 24-25 Mei

[POPULER TREN] Pencairan Jaminan Pensiun Sebelum Waktunya | Prakiraan Cuaca BMKG 24-25 Mei

Tren
Rumput Lapangan GBK Jelang Kualifikasi Piala Dunia usai Konser NCT Dream Disorot, Ini Kata Manajemen

Rumput Lapangan GBK Jelang Kualifikasi Piala Dunia usai Konser NCT Dream Disorot, Ini Kata Manajemen

Tren
Bukan UFO, Penampakan Pilar Cahaya di Langit Jepang Ternyata Isaribi Kochu, Apa Itu?

Bukan UFO, Penampakan Pilar Cahaya di Langit Jepang Ternyata Isaribi Kochu, Apa Itu?

Tren
5 Tokoh Terancam Ditangkap ICC Imbas Konflik Hamas-Israel, Ada Netanyahu

5 Tokoh Terancam Ditangkap ICC Imbas Konflik Hamas-Israel, Ada Netanyahu

Tren
Taspen Cairkan Gaji ke-13 mulai 3 Juni 2024, Berikut Cara Mengeceknya

Taspen Cairkan Gaji ke-13 mulai 3 Juni 2024, Berikut Cara Mengeceknya

Tren
Gaet Hampir 800.000 Penonton, Ini Sinopsis 'How to Make Millions Before Grandma Dies'

Gaet Hampir 800.000 Penonton, Ini Sinopsis "How to Make Millions Before Grandma Dies"

Tren
Ramai soal Jadwal KRL Berkurang saat Harpitnas Libur Panjang Waisak 2024, Ini Kata KAI Commuter

Ramai soal Jadwal KRL Berkurang saat Harpitnas Libur Panjang Waisak 2024, Ini Kata KAI Commuter

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com