Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Lakukan Kebiasaan Buruk Ini jika Ingin Sehat

Kompas.com - 15/02/2021, 17:07 WIB
Rendika Ferri Kurniawan

Penulis

Orang akan rentan sakit. Bahkan, berisiko terhadap penyakit seperti Covid-19.

"Infeksi berulang, cuci darah. Kalau tidur malam, kurang tidur sama, akhirnya bisa stress sendiri, istirahat kurang cukup jadi daya tahan tubuh turun, kalau daya tahan tubuh turun bisa kena infeksi paru hepatitis termasuk Covid-19, orang-orang yang kurang tidur, berisiko tinggi untuk terkena Covid-19," kata Ari.

Baca juga: 10 Resolusi Hidup Sehat yang Menyesatkan, Apa Saja?

Kematian mendadak

Ari mengatakan, risiko tersebut dapat terjadi jika kebiasaan-kebiasaan buruk itu tak segera ditinggalkan.

Bahkan, ia menyebutkan, risiko fatal sampai pada kematian.

Ia memberi contoh di mana seseorang yang sudah memiliki gangguan, jika selama tiga hari dan tiga malam tidak tidur, bisa berakibat kepada pecahnya pembuluh darah di otak.

"Besar (akibatnya). Ada beberapa kasus tiga hari tiga malam tidak tidur meninggal. Kemudian kalau yang fatal, dia sebenarnya sudah ada gangguan di otak, 3 hari 3 malam tidak tidur, itu pecah pembuluh darah di otak. Kalau dia memang ada gangguan, pembuluh darah otaknya, Kalau melakukan sesuatu hal sampai tiga hari tiga malam tidak tidur. Apalagi tidak tidurnya, meminum obat-obatan kafein memaksa jantung. Bisa gangguan jantung. Bisa juga orang kurang istirahat, kurang tidur, serangan jantung mendadak," ujar Ari.

Hal buruk itu bisa terjadi dan menimpa siapa saja dengan kebiasaan-kebiasaan yang mestinya ditinggalkan tersebut.

"Yang harusnya, stirahat tapi tak istirahat. Akhirnya yang terganggu daya tahan tubuh. Kalau daya tahan tubuh terganggu, dia akan rentan terhadap beberapa penyakit. Yang kena sering TBC, paru-paru, apalagi temannya ada yang infeksi, dan daya tahan tubuh kurang bisa penyakit paru-paru," kata Ari. 

Gaya hidup sehat

Ari menyarankan agar dapat kembali ke gaya hidup yang lebih sehat. Tidur atau istirahat yang cukup hingga makan dan minum yang bergizi.

Minum, kata dia, minimal harus 8-10 gelas per hari. Makan sebanyak tiga kali sehari sesuai kalori yang cukup.

Cukup dari segi protein, karbohidrat, lemak, mineral, vitamin dan konsumsi sayur mayur dan buah-buahan.

Tidur ideal pada waktu malam hari. Hal tersebut akan menghindarkan diri dari risiko kesehatan yang besar.

"Gaya hidup sehat. Tidur cukup, makan minum bergizi, minum cukup dan tak boleh terlambat. 8-10 gelas per hari. Makan tiga kali sehari, yang penting cukup kalorinya. Jam tidur, idealnya tidur malam. Bisa anda mulai jam 10-11 malam. Selama enam jam. Itu sudah bagus. Karena pada saat malam, suasana hening, memang hormon-hormon (aktif) dalam situasi seperti itu. Semua dalam keadaan rest, gelap, membuat tidur jadi lebih optimal," kata dia.

*Artikel ini telah mengalami koreksi dan perubahan pada Jumat (22/10/2021), dikarenakan terdapat kesalahan dalan pencantuman twit*

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini 'Tersapu' oleh Alam

Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini "Tersapu" oleh Alam

Tren
Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Tren
Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Tren
Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Tren
Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Tren
Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Tren
Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Tren
Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Tren
Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Tren
Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Tren
Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Tren
Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Tren
Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Tren
BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com