Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Desa Ini Berburu Batu Rak, dalam 3 Hari Terkumpul 5 Ton, Dijual Rp 20.000 Per Kg

Kompas.com - 08/02/2021, 15:36 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sejak pekan lalu, ramai cerita soal warga sebuah desa di Bangka Belitung berburu batu yang mereka sebut sebagai batu rak.

Mereka yang melakukan perburuan adalah warga Desa Kimak, Kecamatan Merawang, Kabupaten Bangka, Provinsi Bangka Belitung (Babel). Mereka mengklaim batu rak bernilai jual karena mengandung timah.

Warga satu desa itu beramai-ramai mencari batu tersebut di lokasi Tempat Pemakaman Umum (TPU) yang terletak di desa tersebut, sejak tiga hari yang lalu.

Kepala Desa Kimak, Mustofa, membenarkan adanya aktivitas warga yang beramai-ramai mencari batu rak.

Akan tetapi, dia menyebutkan, batu rak bukan barang yang baru bagi masyarakat di desa itu. Batu tersebut sudah dikenal warga setempat sejak masa Bangka Belitung menjadi sentra tambang timah terbesar di Indonesia.

"Lahan ini kan tanah wakaf untuk pemakaman umum. Sejak 10 tahun yang lalu kami sudah tahu kalau di sini ada kandungan batu rak itu," kata Mustofa saat dihubungi Kompas.com, Senin (8/2/2021).

Baca juga: Video Viral Paket Berserakan dan Disebut karena Mogok Karyawan, J&T Express: Bukan di Indonesia

Berawal dari anak-anak yang kumpulkan batu

Hanya saja, Mustofa mengatakan, dulu warga tidak diizinkan untuk mengambil batu-batu yang mengandung timah itu.

"Nah beberapa hari terakhir kemarin, anak-anak kecil ini (7-10 tahun) banyak yang gali. Namanya anak-anak, mereka main, dapat sekilo-dua kilo (batu rak)," ujar Mustofa.

"Kalau dibiarkan, manfaatnya juga enggak ada. Akhirnya kami sepakat dengan pihak yayasan masjid, tokoh agama, dengan ahli waris yang mewakafkan ini, bagaimana kalau kita bebaskan saja (mencari batu rak)," kata dia.

Mustofa mengatakan, sekitar 500 orang warga Desa Kimak kini aktif melakukan pencarian batu rak di lahan TPU setiap hari.

Dia menambahkan, aktivitas pencarian batu rak tersebut dibatasi hanya untuk warga Desa Kimak.

Selain itu, dia juga memastikan bahwa aktivitas warga mencari batu rak tidak mengganggu atau merusak pemakaman, karena pencarian dilakukan di lahan yang masih kosong.

Baca juga: Apa Itu Batu Rak yang Ramai Diburu Warga Satu Desa di Kabupaten Bangka?

Dijual Rp 20.000 per kilogram

Seorang warga menunjukan batu rak yang memiliki kandungan timah di Desa Kimak, Kabupaten Bangka, Bangka Belitung, Jumat (5/2/2021). Menurut pengakuan warga setempat, batu-batu tersebut dijual dengan harga Rp17.500 hingga Rp25 ribu per kilogram kepada pengepul.ANTARA FOTO/Anindira Kintara Seorang warga menunjukan batu rak yang memiliki kandungan timah di Desa Kimak, Kabupaten Bangka, Bangka Belitung, Jumat (5/2/2021). Menurut pengakuan warga setempat, batu-batu tersebut dijual dengan harga Rp17.500 hingga Rp25 ribu per kilogram kepada pengepul.
Mustofa mengatakan, batu rak yang dikumpulkan oleh warga, akan dibeli pengepul dengan harga berkisar antara Rp 20.000 hingga Rp 25.000 per kilogram.

Dalam waktu tiga hari terakhir, warga Desa Kimak sudah mengumpulkan sekitar 5 ton batu rak.

Meski demikian, dia tidak dapat memastikan berapa total nominal uang yang diperoleh warga dari kegiatan menjual batu rak selama beberapa hari terakhir ini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

50 Instansi yang Sudah Umumkan Formasi CPNS dan PPPK 2024, Mana Saja?

50 Instansi yang Sudah Umumkan Formasi CPNS dan PPPK 2024, Mana Saja?

Tren
Catat, Ini 5 Ikan Tinggi Purin Pantangan Penderita Asam Urat

Catat, Ini 5 Ikan Tinggi Purin Pantangan Penderita Asam Urat

Tren
BMKG: Wilayah Ini Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 17-18 Mei 2024

BMKG: Wilayah Ini Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 17-18 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Warga Israel Rusak Bantuan Indomie untuk Gaza, Gletser Terakhir di Papua Segera Menghilang

[POPULER TREN] Warga Israel Rusak Bantuan Indomie untuk Gaza, Gletser Terakhir di Papua Segera Menghilang

Tren
Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Tren
Asal-usul Gelar 'Haji' di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Asal-usul Gelar "Haji" di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Tren
Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar 'Money Politics' Saat Pemilu Dilegalkan

Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar "Money Politics" Saat Pemilu Dilegalkan

Tren
Ilmuwan Temukan Eksoplanet 'Cotton Candy', Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Ilmuwan Temukan Eksoplanet "Cotton Candy", Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Tren
8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

Tren
Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Tren
Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Tren
El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

Tren
Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Tren
Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Tren
Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com