Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Batu Rak yang Ramai Diburu Warga Satu Desa di Kabupaten Bangka?

Kompas.com - 08/02/2021, 19:32 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Apa itu batu rak? Beberapa hari belakangan ini, istilah batu rak muncul setelah  warga Desa Kimak, Kecamatan Merawang, Kabupaten Bangka, Provinsi Bangka Belitung (Babel), disibukkan dengan kegiatan mencari batu itu.

Batu rak disebut bernilai jual karena mengandung timah.

Warga satu desa itu beramai-ramai mencari batu tersebut di lokasi Tempat Pemakaman Umum (TPU) yang terletak di desa tersebut, sejak tiga hari yang lalu.

Kepala Desa Kimak, Mustofa, membenarkan adanya aktivitas warga yang beramai-ramai mencari batu rak.

Mustofa mengatakan, sekitar 500 orang warga Desa Kimak kini aktif melakukan pencarian batu rak di lahan TPU setiap hari.

Aktivitas pencarian batu rak itu dilakukan oleh warga secara manual, dengan menggunakan peralatan yang sederhana.

Batu rak yang dikumpulkan oleh wargaakan dibeli pengepul dengan harga berkisar antara Rp 20.000 hingga Rp 25.000 per kilogram.

Baca juga: Warga Desa Ini Berburu Batu Rak, dalam 3 Hari Terkumpul 5 Ton, Dijual Rp 20.000 Per Kg

Apa itu batu rak?

Dr. Iwan Setiawan dari Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengatakan, pihaknya tidak bisa memastikan seperti apa batu rak itu, tanpa melihat sampel batu tersebut terlebih dahulu.

Akan tetapi, Iwan menduga, jika benar batu tersebut mengandung bijih timah, maka batu itu sebetulnya adalah mineral kasiterit.

"Kalau itu ditemukannya di dekat permukaan, kemungkinan itu endapan timah yang bisa disebut rombakan. Batuan timah yang berasal dari daerah mana kemudian diendapkan di sana, di dekat permukaan," kata Iwan saat dihubungi Kompas.com, Senin (8/2/2021).

Iwan mengatakan, sumber batuan timah itu kemungkinan juga berasal dari wilayah itu. Karena sejak dulu Bangka Belitung telah dikenal sebagai sumber timah terbesar di dunia.

"Kemungkinan timah yang ada di desa itu adalah timah yang dari batuan sumbernya, kemudian karena proses pengangkatan batuan yang membuat timah, mineral kasiteritnya itu hancur menjadi kepingan-kepingan kecil, kristalnya lepas-lepas, kemudian dia ditransportasi ulang oleh mekanisme sedimentasi, diendapkanlah di daerah itu," kata Iwan.

Daerah penambangan timah

Sejumlah orang mencari batu rak yang memiliki kandungan timah di Desa Kimak, Kabupaten Bangka, Bangka Belitung, Jumat (5/2/2021). Menurut pengakuan warga setempat, batu-batu tersebut dijual dengan harga Rp17.500 hingga Rp25 ribu per kilogram kepada pengepul.ANTARA FOTO/Anindira Kintara Sejumlah orang mencari batu rak yang memiliki kandungan timah di Desa Kimak, Kabupaten Bangka, Bangka Belitung, Jumat (5/2/2021). Menurut pengakuan warga setempat, batu-batu tersebut dijual dengan harga Rp17.500 hingga Rp25 ribu per kilogram kepada pengepul.
Iwan mengatakan, jika batu rak tersebut benar biji kasiterit, maka biasanya akan berwarna hitam sedikit kemerahan, dan semi transparan, serta ada bentuk kristal tertentu.

"Seperti ada segi delapan begitu. Ada delapan sisi biasanya, kalau kristalnya itu bagus," ujar Iwan.

"Tapi kalau kristalnya tidak bagus, proses transportasi bidang-bidang kristalnya hancur, akan menjadi cukup tidak beraturan," lanjut dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Pj Gubernur Jabar Perketat Pelaksanaan Study Tour, Simak Aturannya

Pj Gubernur Jabar Perketat Pelaksanaan Study Tour, Simak Aturannya

Tren
Kasus Perempuan yang Meninggal usai Cabut Gigi Berlanjut, Suami Akan Laporkan Klinik ke Polisi

Kasus Perempuan yang Meninggal usai Cabut Gigi Berlanjut, Suami Akan Laporkan Klinik ke Polisi

Tren
Daftar 19 Operasi yang Ditanggung BPJS Kesehatan 2024

Daftar 19 Operasi yang Ditanggung BPJS Kesehatan 2024

Tren
Jasa Raharja Beri Santunan untuk Korban Kecelakaan Maut di Subang, Ini Besarannya

Jasa Raharja Beri Santunan untuk Korban Kecelakaan Maut di Subang, Ini Besarannya

Tren
Media Asing Soroti Penampilan Perdana Timnas Sepak Bola Putri Indonesia di Piala Asia U17 2024

Media Asing Soroti Penampilan Perdana Timnas Sepak Bola Putri Indonesia di Piala Asia U17 2024

Tren
Seorang Bocah Berusia 7 Tahun Meninggal Setelah Keracunan Mi Instan di India

Seorang Bocah Berusia 7 Tahun Meninggal Setelah Keracunan Mi Instan di India

Tren
Apa Itu KRIS? Pengganti Kelas BPJS Kesehatan per 30 Juni 2025

Apa Itu KRIS? Pengganti Kelas BPJS Kesehatan per 30 Juni 2025

Tren
Kata Media Asing soal Kecelakaan di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Kata Media Asing soal Kecelakaan di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Tren
Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Tren
Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Tren
DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

Tren
Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Tren
Arab Saudi Bangun Kolam Renang Terpanjang di Dunia, Digantung 36 Meter di Atas Laut

Arab Saudi Bangun Kolam Renang Terpanjang di Dunia, Digantung 36 Meter di Atas Laut

Tren
Penjelasan Pertamina soal Pegawai SPBU Diduga Intip Toilet Wanita

Penjelasan Pertamina soal Pegawai SPBU Diduga Intip Toilet Wanita

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus Diganti KRIS Maksimal 30 Juni 2025, Berapa Iurannya?

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus Diganti KRIS Maksimal 30 Juni 2025, Berapa Iurannya?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com