Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Manusia Cicipi "Cat Food", Apa Efeknya dan Bagaimana Tanggapan Dokter?

Kompas.com - 02/02/2021, 16:05 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

Selain itu, di dalam makanan itu terdapat zat pengawet dan zat pewarna yang sudah terbukti cocok untuk kucing, namun belum tentu untuk manusia.

"Itu ada zat pewarnanya, bisa jadi juga enggak cocok (untuk manusia), bisa jadi cocok. Aman di hewan, belum tentu aman di manusia," kata dia.

Baca juga: Viral Pewarna Makanan Karmin Berasal dari Kutu Daun, Ini Penjelasan LIPI

Tidak untuk ditiru

Menghindari risiko yang tidak diinginkan, Yeremia mengimbau kepada orang lain untuk tidak melakukan hal-hal semacam itu.

"Karena didesainnya untuk spesies tertentu, dan di kemasan ca tfood tersebut enggak ada keterangan boleh dimakan oleh manusia, sebaiknya ya enggak usah aneh-aneh, kalau selama itu enggak ada sertifikasi dari BPOM ya sebaiknya jangan," imbau Yeremia.

Ia berujar, untuk sesama manusia saja ada bahan makanan yang mendatangkan efek dan manfaat yang berbeda bagi tubuh, misalnya susu yang banyak dikonsumsi masyarakat barat, namun bagi masyarakat Asia konsumsi susu terlalu banyak bisa menyebabkan diare.

"Di level manusia saja bisa beda begitu, apalagi hewan dengan manusia," seru dia.

Baca juga: Viral, Video Diduga Oknum Anggota Polri Banting Anak Kucing ke Parit

Pernyataan tersebut dibenarkan oleh dokter sekaligus ahli gizi komunitas, dr Tan Shot Yen.

"Di level manusia saja, apa yang jadi kebutuhan tiap orang tentu enggak sama, dilihat dari faktor usia, aktivitas kerja, dan kondisi kesehatan. Nah kalau nyebrang silsilah taksonomi, bukan sekedar nyebrang spesies lagi lho, wah ya kacau dong," ujar dr Tan, dihubungi terpisah, Selasa (2/2/2021).

Ia menekankan, makanan kucing didesain khusus untuk kucing dan disesuaikan dengan kebutuhannya.

Sementara kebutuhan kucing tidak sama dengan kebutuhan manusia.

"Makanan kucing diproduksi sesuai dengan kebutuhan kucing sebagai karnivora murni, baik kebutuhan proteinnya, mineralnya, dan lemaknya. Kucing enggak butuh karbo lho," kata dia.

Risiko kesehatan

Ini tentu berbeda dengan mausia sebagai omnivora yang salah satu kebutuhannya berupa karbohidrat.

Namun, untuk risiko kesehatan yang akan timbul dari konsumsi makanan yang tidak semesetinya dikonsumsi manusia ini, Tan tidak menyebutkan secara gamblang.

Yang ia tekankan adalah makanan kucing ini, meski pun diklaim memiliki rasa yang gurih dan nikmat, tidak sesuai dengan kebutuhan nutrisi tubuh manusia.

"Nah bahayanya yang aku lihat sih bukan soal ini cemilan membahayakan kesehatan atau tidak, tapi justru orang yang makan hanya menikmati sebatas rasa," ucap Tan.

Baca juga: Berikut Bahaya Konsumsi Daging Babi Menurut Para Ahli Gizi

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

UPDATE Banjir Sumbar: 61 Orang Meninggal, Potensi Bencana Susulan Masih Ada

UPDATE Banjir Sumbar: 61 Orang Meninggal, Potensi Bencana Susulan Masih Ada

Tren
7 Sarapan Sehat untuk Usia 50 Tahun, Diyakini Bikin Panjang Umur

7 Sarapan Sehat untuk Usia 50 Tahun, Diyakini Bikin Panjang Umur

Tren
5 Update Kasus Pembunuhan Vina, Bareskrim Turun Tangan dan Dugaan Kejanggalan BAP

5 Update Kasus Pembunuhan Vina, Bareskrim Turun Tangan dan Dugaan Kejanggalan BAP

Tren
Pelaku Penyelundupan Orang Bermodus Iklan Lowker via TikTok Ditangkap di Surabaya, Ini Kronologinya

Pelaku Penyelundupan Orang Bermodus Iklan Lowker via TikTok Ditangkap di Surabaya, Ini Kronologinya

Tren
Apa yang Akan Terjadi Saat Berjalan Kaki 10.000 Langkah Per Hari Selama Sebulan?

Apa yang Akan Terjadi Saat Berjalan Kaki 10.000 Langkah Per Hari Selama Sebulan?

Tren
3 Manfaat Mengonsumsi Madu dan Teh Hijau, Baik bagi Penderita Diabetes

3 Manfaat Mengonsumsi Madu dan Teh Hijau, Baik bagi Penderita Diabetes

Tren
BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir pada 18-19 Mei 2024

BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir pada 18-19 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Wilayah Berpotensi Hujan Lebat 17-18 Mei 2024 | Ikan Tinggi Purin Pantangan Penderita Asam Urat

[POPULER TREN] Wilayah Berpotensi Hujan Lebat 17-18 Mei 2024 | Ikan Tinggi Purin Pantangan Penderita Asam Urat

Tren
Kondisi Geografis Mahakam Ulu, Tetangga IKN yang Dikepung Sungai dan Kini Darurat Banjir

Kondisi Geografis Mahakam Ulu, Tetangga IKN yang Dikepung Sungai dan Kini Darurat Banjir

Tren
Pesona Air Terjun

Pesona Air Terjun

Tren
Update Banjir Mahakam Ulu, Ratusan Orang Masih Mengungsi

Update Banjir Mahakam Ulu, Ratusan Orang Masih Mengungsi

Tren
Ribka Sugiarto Mundur dari Pelatnas, Kekasih Ungkap Alasannya

Ribka Sugiarto Mundur dari Pelatnas, Kekasih Ungkap Alasannya

Tren
Ilmuwan Akhirnya Tahu Bagaimana Cara Orang Mesir Kuno Membangun Piramida

Ilmuwan Akhirnya Tahu Bagaimana Cara Orang Mesir Kuno Membangun Piramida

Tren
Ada Aturan Baru KRIS, Apakah Perawatan ICU Ditanggung BPJS Kesehatan?

Ada Aturan Baru KRIS, Apakah Perawatan ICU Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Jemaah Tolong Jemaah, Kisah Manis Persaudaraan di Madinah

Jemaah Tolong Jemaah, Kisah Manis Persaudaraan di Madinah

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com