Selain itu, di dalam makanan itu terdapat zat pengawet dan zat pewarna yang sudah terbukti cocok untuk kucing, namun belum tentu untuk manusia.
"Itu ada zat pewarnanya, bisa jadi juga enggak cocok (untuk manusia), bisa jadi cocok. Aman di hewan, belum tentu aman di manusia," kata dia.
Baca juga: Viral Pewarna Makanan Karmin Berasal dari Kutu Daun, Ini Penjelasan LIPI
Menghindari risiko yang tidak diinginkan, Yeremia mengimbau kepada orang lain untuk tidak melakukan hal-hal semacam itu.
"Karena didesainnya untuk spesies tertentu, dan di kemasan ca tfood tersebut enggak ada keterangan boleh dimakan oleh manusia, sebaiknya ya enggak usah aneh-aneh, kalau selama itu enggak ada sertifikasi dari BPOM ya sebaiknya jangan," imbau Yeremia.
Ia berujar, untuk sesama manusia saja ada bahan makanan yang mendatangkan efek dan manfaat yang berbeda bagi tubuh, misalnya susu yang banyak dikonsumsi masyarakat barat, namun bagi masyarakat Asia konsumsi susu terlalu banyak bisa menyebabkan diare.
"Di level manusia saja bisa beda begitu, apalagi hewan dengan manusia," seru dia.
Baca juga: Viral, Video Diduga Oknum Anggota Polri Banting Anak Kucing ke Parit
Pernyataan tersebut dibenarkan oleh dokter sekaligus ahli gizi komunitas, dr Tan Shot Yen.
"Di level manusia saja, apa yang jadi kebutuhan tiap orang tentu enggak sama, dilihat dari faktor usia, aktivitas kerja, dan kondisi kesehatan. Nah kalau nyebrang silsilah taksonomi, bukan sekedar nyebrang spesies lagi lho, wah ya kacau dong," ujar dr Tan, dihubungi terpisah, Selasa (2/2/2021).
Ia menekankan, makanan kucing didesain khusus untuk kucing dan disesuaikan dengan kebutuhannya.
Sementara kebutuhan kucing tidak sama dengan kebutuhan manusia.
"Makanan kucing diproduksi sesuai dengan kebutuhan kucing sebagai karnivora murni, baik kebutuhan proteinnya, mineralnya, dan lemaknya. Kucing enggak butuh karbo lho," kata dia.
Ini tentu berbeda dengan mausia sebagai omnivora yang salah satu kebutuhannya berupa karbohidrat.
Namun, untuk risiko kesehatan yang akan timbul dari konsumsi makanan yang tidak semesetinya dikonsumsi manusia ini, Tan tidak menyebutkan secara gamblang.
Yang ia tekankan adalah makanan kucing ini, meski pun diklaim memiliki rasa yang gurih dan nikmat, tidak sesuai dengan kebutuhan nutrisi tubuh manusia.
"Nah bahayanya yang aku lihat sih bukan soal ini cemilan membahayakan kesehatan atau tidak, tapi justru orang yang makan hanya menikmati sebatas rasa," ucap Tan.
Baca juga: Berikut Bahaya Konsumsi Daging Babi Menurut Para Ahli Gizi