Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkaca dari Kasus Artis TikTok di Madiun, Mengapa Para Remaja Cenderung Abai Prokes Saat Kasus Covid-19 Terus Meningkat?

Kompas.com - 27/01/2021, 13:05 WIB
Retia Kartika Dewi,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah video menampilkan adanya kegiatan berkerumun yang diduga meet and greet antara artis aplikasi TikTok dengan penggemarnya viral di media sosial pada Minggu, (24/1/2021).

Diketahui, kegiatan diduga jumpa fans itu berlangsung di salah satu restoran di Madiun, Jawa Timur.

"Di Madiun kasus Covid-19 masih up terus sampai rumah sakit full, eh ini ada tiktokers ta* dari luar kota bikin meet and greet di sini :) berjubel-jubel lagi :) dan salah satu contect creator IG di Madiun yg ngikuti di acara itu (jadi panitia persiapan) bangga banget nampilinnya :) ingin berkata kasar," tulis akun Twitter @NAffogato23 dalam twitnya.

Baca juga: Mengapa Banyak Ahli dan Jurnalis Dadakan Setiap Kali Ada Peristiwa Besar?

Baca juga: Tarif Tol Jakarta-Cikampek Naik Bulan Ini, Mengapa Tarif Tol Kerap Naik?

Dalam utas twit yang dibuatnya, pemilik akun @NAffogato23 menyebutkan bahwa acara tersebut berlangsung ramai dan padat, tidak adanya jarak sosial antar orang.

"Yak seperti yang kalian lihat disitu berjubel jubel ga ada jarak sama sekali antara satu orang dan yang lainnya sampe sesek sendiri lihat nya :)" tulis akun @NAffogato dalam twitnya.

Hingga kini, unggahan tersebut telah di-retwit sebanyak 2.100 kali dan telah disukai sebanyak lebih dari 5.800 kali oleh pengguna Twitter lainnya.

Baca juga: Daftar 108 Daerah Berstatus Zona Merah Covid-19 di Indonesia, Jawa Tengah Masih Tertinggi

Berkaca dari hal ini, mengapa orang-orang khususnya remaja cenderung mengabaikan protokol kesehatan (prokes) di saat kasus Covid-19 harian terus mengalami peningkatan?

Dosen Fakulas Psikologi Universitas Indonesia (UI) Nael Sumampouw mengatakan, remaja yang mengabaikan protokol kesehatan termasuk contoh dari tingkah laku yang berisiko.

Menurutnya, terlibat dalam tingkah laku yang berisiko merupakan salah satu ciri masalah kesehatan mental remaja di situasi pandemi.

"Terlibatnya tingkah laku berisiko umumnya dilakukan remaja untu mengatasi kebosanannya," ujar Nael saat dihubungi Kompas.com, Rabu (27/1/2021).

Baca juga: [HOAKS] Dokter di Palembang Meninggal Dunia gara-gara Vaksin Covid-19

Keterbatasan dukungan sosial

Pembawa acara Raffi Ahmad menjalani vaksin Covid-19 tahap kedua, Rabu (27/1/2021).Youtube Kemenkominfo TV Pembawa acara Raffi Ahmad menjalani vaksin Covid-19 tahap kedua, Rabu (27/1/2021).

Adapun penyebab kebosanan yang terjadi pada remaja yakni keterbatasan dukungan sosial, kurangnya kegiatan/aktivitas yang menstimulasi, dan tidak adanya variasi rutinitas.

"Bosan di masa pandemi pada remaja adalah hal wajar. Namun, reaksi menghadapi kebosanannya yang bisa wajar atau tidak wajar, efektif atau tidak efektif," lanjut dia.

Nael mengatakan, kebosanan yang tidak wajar dan tidak efektif merupakan sikap yang cenderung destruktif atau merusak.

Baca juga: Simak 3 Gejala Baru Covid-19, dari Anosmia hingga Parosmia

Bahkan, sikap ini dapat merugikan orang lain.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Tren
Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Tren
Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Tren
Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Tren
Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Tren
Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Tren
Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Tren
Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Tren
Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Tren
Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Tren
Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Tren
Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Tren
BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

Tren
Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com